Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 1, Samudera) - Sampai

11 Maret 2024   08:52 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:00 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gak masalah kok Lem kalau itu..."

"Alhamdulillah seperti mimpi jadi kenyataan ya Di..."

"Ah, tugasnya sih yang kupikirkan.. lagian mimpiku dari kecil terbang Lem bukan naik kapal."

"Hahaha,"

Di depan tampak gerbang Desa, berjalan santai namun terlihat serius keduanya dengan hati-hati mengamati beberapa orang yang keluar dari ujung jalan.

Seorang lelaki memegang beberapa lembar perkamen terlihat berteriak dari arah berlawanan di jalan yang akan dilalui Abdi dan Dalem.

Pemandangan di depan adalah rumah berjejer rapi tak henti hingga ujung. Dimana terdapat masjid yang cukup kecil bila dilihat dari tempat mereka berada, namun Dalem yakin bila mereka sudah sampai di sana halaman masjid itu cukup luas bahkan untuk dua kali jumlah penduduk di sini seluruhnya.

".. HUKUM JINAYAT... PENCURI DAN PERAMPOK... BAGI WARGA DESA.. SILAHKAN KE MASJID..." tampak seseorang yang dari tadi membawa beberapa lembar perkamen membagi-bagikannya ke penduduk sekitar.

"Wah, pas banget, untung kita segera bergegas kemari!" ujar Dalem segera.

"Assalamualaikum," Dalem menjabat erat tangan sang pembawa pengumuman.

"Pedagang?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun