Negara seperti Cina cukup cerdas karena mengumpulkan cadangan emas yang cukup besar untuk membacking mata uang Yuannya, bagaimana dengan Indonesia dan negara-negara lain yang mengabaikan hal ini? Akhirnya uang kertasnya hanya jadi mainan saja, bisa diatur nilai tukarnya oleh mereka yang memiliki sumber daya besar di luar sana. Â Â
Secara singkat, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya seluruh bangsa di dunia dipengaruhi oleh mereka. Bahkan kehadiran teknologi juga menjadi perantara perubahan kondisi ini.Â
Teknologi tidak sekedar alat untuk mempermudah pekerjaan dan kehidupan manusia, tapi ia juga membawa gaya dan cara hidup sang empunya. Sayangnya gaya hidup itu cenderung kepada gaya hidup bebas tanpa batas, pornografi, hingga LGBT. Nah, tidak seindah dan sebagus casingnya yang selalu mewah dan berkilau.
Kembali lagi ke persoalan Israel, mereka kini berada di puncak dunia, tak ada lagi Negara seistimewa mereka di bumi ini. Bankir-bankir, mereka yang bisa mencetak uang seenaknya, berasal dari golongan mereka, bahkan produk-produk, yang sedang banyak diboikot akhir-akhir ini banyak yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha dari golongan mereka pula. Tak ada, satu negara pun di dunia ini, yang bisa mengatur Amerika Serikat, hanya Israel saja yang memiliki privilege.
Bagi mereka yang membaca kisah One Piece, Amerika bak Angkatan Laut yang selalu membela Tenrybito apapun yang mereka lakukan, bahkan jika itu sekedar 'kegiatan harian' membunuh dan menganiaya warga Palestina. Kini, muka-muka mereka sudah seperti 'badak', bahkan ketika seluruh dunia pun turun ke jalanan memprotes apa yang mereka lakukan kepada Bangsa Palestina, mereka tidak peduli, karena pasukan yang dikatakan 'terbaik di dunia' akan selalu membantu mereka.
Sayangnya mata orang-orang yang sedang berada di puncak itu buta, hanya ada kejayaan Israel di pandangannya, namun itu diraih dengan darah dan nyawa yang tidak berdosa.Â
Kesombongan mereka akan terus menjadi jumawa ketika tidak ada yang berani bertindak untuk membebaskan tanah Palestina. Jika dianalogikan ke dalam dunia One Piece, mereka yang selalu melawan dari dulu disebut dengan para 'bajak laut'. Kini, salah satu 'bajak laut' itu, yang bernama Hamas, sedang melakukan perlawanan. Paling tidak, 'bajak laut' itu tidak sendiri, masih ada 'bajak laut' lain seperti Hisbullah dan Houthi yang masih ada dan hadir untuk membantu.
Sekarang, eskalasi perang menjadi meluas, kita yang berada nun jauh dari sana hanya bisa berdoa dan berharap disepakatinya gencatan senjata. Tentu, dengan tidak semakin mengurangi wilayah Palestina yang sudah semakin sempit. Atau kemungkinan lain yang tidak bisa ditampik adalah kemungkinan meluas dan membesarnya perang menjadi cikal bakal Perang Dunia III.Â
Kemungkinan Israel menggunakan senjata pemusnah massal menjadi semakin besar setelah pernyataan salah satu petingginya kemarin lalu, apalagi sekolah, Rumah Sakit, dan tempat ibadah sudah hancur lebur.
Episode One Piece di minggu-minggu yang akan datang pasti akan menuju Perang Besar, pertempuran antara pasukan yang membela Tenrybito dan mereka yang melawan Pemerintah Dunia, termasuk diantaranya para 'bajak laut' dan pasukan revolusi. Akankah hal yang sama terjadi di dunia nyata?Â
Perang sudah memberikan gambaran akan kejamnya dunia, namun bisakah mereka yang selalu tertindas, hidup seperti itu setiap hari? Bagi mereka, perang menjadi satu-satunya jalan yang tak bisa dihindari. Jika melihat realitas di Palestina, bukankah itu wajar?