Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Israel, Tenryubito dan "Bajak Laut" Hamas

13 November 2023   12:35 Diperbarui: 13 November 2023   12:35 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pendudukan sebuah 'suku bangsa istimewa' yang merasa bahwa mereka adalah yang terbaik di dunia terhadap sebuah wilayah yang merdeka, lalu mengambil alih seluruh sumber daya yang ada dan mengusir penduduk yang berada disana, merupakan gambaran secara singkat bagi sebuah ras yang dinamakan dengan Tenrybito dalam serial One Piece. 

Seluruh dunia yang bukan termasuk ke dalam rasnya dianggap sebagai budak dan bahkan hewan yang nyawanya amat sangat tidak berharga. Para bajak laut kemudian bermunculan dari seluruh penjuru dunia untuk menentang apa yang dinamakan dengan 'Pemerintah Dunia'. Nah, sudah dapat ide dari apa yang ingin saya sampaikan? Pasti para pembaca setia One Piece langsung bisa menangkapnya.  

Jika dikorelasikan terhadap kondisi dunia terutama Timur Tengah saat ini, hal di atas cukup jelas dalam menerangkan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Bangsa Israel yang hidup di era pasca perang dunia dengan seenaknya menjejakkan kaki ke tanah suci para nabi di Palestina dan mengklaim bahwa tanah yang menjadi rumah warga Palestina itu adalah miliknya. 

Semenjak itu pembunuhan demi pembunuhan dari hari ke hari selalu terjadi di berbagai wilayah Palestina. Peperangan, yang tidak seimbang, karena mereka yang mengaku sebagai 'manusia pilihan Tuhan' selalu dibantu dan mendapat dukungan penuh sang pemenang Perang Dunia II yaitu Amerika, Inggris, dan para sekutunya.

Melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mereka menyatukan seluruh dunia di bawah 193 bendera. Lalu dunia tidak hanya terkoneksi menjadi satu, tetapi juga seolah dikendalikan oleh beberapa diantaranya yang selalu berada di atas. 

New World Order atau tatanan dunia baru lalu muncul menggantikan tatanan lama. Hal yang membedakan antara kedua tatanan tersebut adalah Agama, di tatanan dunia baru sekulerisme menjadi pondasinya. Alhasil, tidak ada satu jengkal tanah pun di dunia ini yang benar-benar tunduk kepada aturan Sang Pencipta. 

Dunia, yang baru saja melalui perang dunia kedua saat itu juga mengalami sebuah perubahan fundamental yang sangat mendasar dan mengubah hidup banyak bangsa dan negara pada akhirnya. Uang, yang dulunya tak pernah terlepas dari emas dan perak tiba-tiba tergantikan oleh kertas kecil sederhana yang bisa digunakan sebagai alat tukar. 

Padahal uang tersebut tidak memiliki nilai instrinsik, yang membuatnya menjadi sangat rapuh dan bisa dimanipulasi. Melalui Bretten Wood Agreement, Dollar digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan seluruh emas yang dimiliki oleh Pemerintah suatu negara, karena hanya dengan menukarkan emasnya lah sebuah negara dapat memeperoleh Dollar. 

Pada awalnya terlihat bagus, namun kemudian Amerika melalui Federal Reserve mencetak uang seenak jidatnya sendiri, sehingga solah-olah mereka sudah tak butuh menukarkan emasnya lagi untuk mendapatkan Dollar. Tentu, alasannya tak usah ditanyakan lagi, toh mereka yang menguasai ekonomi di Amerika sana adalah para pengusaha Yahudi, yang juga menguasai perbankan dunia. Tak susah tentu untuk mempengaruhi Federal Reserve.

Setelah ketahuan, betapa bodohnya mereka yang menukarkan emasnya ke Dollar, Pemerintah Amerika lalu menghapus konvertibilitas emas dengan Dollar dan menjadikan hal lain sebagai 'mainannya', tahu apa? Minyak bumi, oleh karena itu tidak mengherankan jika Dollar bisa selalu berada di atas dan yang paling penting, tidak bisa dilepaskan ketergantungan mata uang lainnya kepada Dollar Amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun