Hari sabtu tanggal 11 November 2023 kemarin adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh emak-emak yang rajin belanja online di seantero negeri, tapi bukan itu yang akan kita bahas kali ini, hehe. Masa waktu berlaku Surat izin Mengemudi (SIM) C saya kebetulan akan habis menjelang akhir November nanti oleh karena itu saya segera berencana untuk  melakukan perpanjangan SIM C.
Sebenarnya bisa memilih di hari lain ketika melakukan perpanjangan SIM, namun harus ada mekanisme izin atau cuti dulu, sedangkan kalau di akhir-akhir tahun itu agak padat agenda di kantor sehingga mau tidak mau ya hari sabtu pagi segera bersiap. Meskipun terasa malas dan pingin santai aja di rumah, tapi kalau dibiarkan bisa-bisa terlambat juga proses perpanjangan SIM ini dan bisa-bisa mengulang dari awal seperti membuat SIM baru nantinya. Alhasil, di pagi buta setelah subuh di hari sabtu itu langsung mengingat-ingat kembali sambil searching online, persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan perpanjangan SIM C.
Langsung teringat kalau harus melakukan pendaftaran secara online terlebih dahulu, karena dulu pernah datang langsung, eh rupanya harus daftar online dulu, duh balik lagi deh karena daftar online pun sudah penuh. Lalu dilanjut dengan melihat situs web pendaftaran online untuk pemeriksaan kesehatan di polres metro Bekasi (tinggal search aja di google). Menu pilihan pemeriksaan kesehatan untuk perpanjang SIM ada di malam hari. Saya tidak pergi ke tempat-tempat perpanjang SIM keliling karena tahunya ya cuma di Polres Metro Kota Bekasi. Setelah dipikir-pikir pun kalau ke tempat perpanjang SIM keliling berarti harus punya hasil tes kesehatan dan psikologi terlebih dahulu, yang berarti harus ke fasilitas kesehatan dahulu. Padahal di Polres Metro sudah ada tempat untuk cek kesehatan sekaligus tes psikologinya.
Dari hasil daftar online dapat nomor antrian 68 dan tertulis kalau jadwalnya pukul 18:00 WIB. Tapi, saya nekat mencoba datang pagi jam 8, siapa tahu boleh untuk ikut perpanjang meskipun beda jam. Sesampainya di Polres ternyata gak diperbolehkan, duh, alhasil balik lagi deh ke rumah dan mesti menunggu sekitar jam 5-an baru kembali lagi ke sana karena perjalanan dari rumah ke Polres Metro memerlukan waktu sekitar 40-an menit.
Singkat cerita di sore menjelang magrib saya kembali ke sana, sampai sekitar pukul 17:58 WIB. Sampai di tempat cek kesehatannya ternyata baru ada 2 orang yang mengantri dan tempatnya tutup dengan tulisan istirahat. Wah, berarti petugasnya pun sholat magrib dulu mungkin ya, begitu pikir saya. Saya pun menyempatkan untuk sholat magrib juga di masjid tak jauh dari Polres Metro yakni Masjid Al-Barkah alun-alun M. Hasibuan Kota Bekasi. Â
Sekitar jam 18:17 saya sampai kembali ke tempat cek kesehatan dan belum ada petugas, baru sekitar 18:25 pintu untuk tes kesehatan dan tes psikologi dibuka kembali. Tes kesehatan hanya ditanya mata minus berapa (yang saya jawab minus 4, memang sudah parah mata ini) dan mengetes buta warna atau tidak. Setelah itu ditarik biaya sebesar Rp. 35.000,-. Lanjut ke tes psikologi dimana kita harus mengerjakan soal-soal, yang tak susah tentunya, secara daring. Jadi pastikan bawa HP ya, soalnya rata-rata mengerjakan di HP masing-masing setelah men-scan barcode alamatnya yang ada di sana.
Tips dari saya, kerjakan saja secepat mungkin karena waktunya juga tidak lama dan pastikan juga sobat kompasiana membaca petunjuk pengerjaannya secara teliti. Sempat pusing juga di awal, bingung maksudnya apa, tapi kemudian bisa mengerjakan dengan lancar. Di sini, setelah selesai kita ditarik biaya Rp. 60.000,-. Entah buat apa, karena tesnya pun sebenarnya online, tapi ya udah lanjut ke bagian asuransi. Di sini hanya menerangkan jika ada kecelakaan maka akan ditanggung, dimana tentu ada syarat dan ketentuan yang berlaku, biayanya Rp. 50.000,-
Setelah itu kita menuju loket penyerahan berkas, di sini diharuskan mengisi formulir dan kwitansi. Biaya yang ditarik di tahapan ini yakni sebesar Rp. 75.000,-. Setelah formulir diisi lengkap kita taruh di keranjang antrian. Di malam hari ternyata tidak seramai di siang hari apalagi waktu itu hari sabtu, hari di mana kebanyakan orang lebih memilih pergi jalan-jalan ketimbang datang ke Polres untuk perpanjang SIM mereka yang akan habis waktu berlakunya.
Saya yang pertama dipanggil untuk melakukan foto, wah, padahal antrian di nomor 68 tapi karena saya yang paling cepat mengerjakan tes psikologi jadinya bisa menyusul yang lain. Banyak juga nomor antrian yang belum atau tidak hadir ketika tes kesehatan, hingga jadinya malah saya yang pertama di sesi foto. Dua kali perbaikan foto karena mata saya terlalu melotot, hehe, karena takut berkedip kali ya, jadi matanya saya usahakan tetap terbuka, eh malah dikira melotot. Kacamata juga harus dilepas di sesi ini.
Saya pun menuju loket 6 untuk menunggu pembagian SIM C yang sudah diprint. Wah, tidak butuh waktu lama ternyata nama saya sudah dipanggil, dan proses perpanjang SIM ini selesai beberapa menit sebelum tepat pukul 7 malam. Cukup cepat juga rupanya, di luar diarahkan untuk membeli anti gores senilai sepuluh ribu rupiah. Jadi total uang yang saya keluarkan untuk seluruh proses perpanjangan SIM C di Sabtu, 11 November 2023 lalu yakni sebesar Rp. 230.000,-.
Setelah berbagi dan bercerita pengalaman ini, ternyata ada rekan kerja istri yang bilang kalau lebih murah diproses secara online semuanya. Itu pun SIM C nya diantar ke rumah, wah-wah, perlu dicoba juga lain kali untuk proses yang sepenuhnya online. Tapi ya saya pikir berarti ada biaya tambahan di tes kesehatan, kecuali di puskesmas yang mungkin bisa gratis. Hmm, begitu pengalaman saya perpanjang SIM C, semoga bermanfaat sobat kompasiana semua!
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H