Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Yang Muda yang Jadi Ca(wa)pres, Simbol Keinginan Rakyat untuk Perubahan

25 Oktober 2023   07:34 Diperbarui: 25 Oktober 2023   10:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemimpin muda | Ilustrasi: freepik.com

Nah, tidak aneh kan kalau kita ingin memberantas yang namanya KKN sampai ke akar-akarnya maka yang dibahas adalah perbaikan moral bangsa? Pemikiran yang salah akan menghasilkan perilaku yang salah yang pada akhirnya membentuk budaya yang salah pula. 

Di dunia politik sudah biasa untuk selalu berkata manis di depan, bahkan kita semua sudah hampir hafal hal-hal apa saja yang akan dikatakan para juru kampanye pada masa Pemilu mendatang. Jurus-jurus memeratakan dan menaikkan kesejahteraan rakyat diiringi dengan janji-janji manis harga sembako yang murah serta bahan bakar minyak (BBM) yang akan selalu stabil masih ampuh memperdaya akal pikiran rakyat.

Justru yang jarang didengar itu adalah bagaimana perbaikan moral dan etika berkehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana pula membenahi sistem yang sudah ada, atau mengembalikan sesuatu yang sebenarnya sudah tepat namun dirusak oleh oknum-oknum yang pasti tak akan bertanggung jawab. Hal-hal semacam ini merupakan hal yang sangat penting, memberikan gambaran betapa dalamnya pemikiran calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, tidak hanya melulu mengincar segala hal yang bersifat politik praktis demi suara yang akan mengantarkannya menjadi penguasa.

Apalagi hidup di era gobalisasi seperti sekarang ini, teknologi yang masuk sejak dahulu sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama tak hanya membawa kemudahan tetapi juga perangkap. Perangkap yang diarahkan kepada cara hidup tempat teknologi itu berasal, yang sebagian besarnya membawa nilai moral yang buruk. Akses kepada pornografi, kebebasan tanpa kendali, hingga berlaku seenaknya sendiri. 

Awalnya hanya terjadi di dunia maya, namun lama kelamaan hal tersebut akan terwujud ke dunia nyata kita sehari-hari. Nah, masalah sepele semacam ini saja tidak diperhatikan, bagaimana mau memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya? Paling hanya mentok di janji kampanye dan berakhir dengan sejumlah kadernya yang berada di balik jeruji besi.

Menaikkan standar moral kembali menjadi bangsa yang memilki etika, kuat, tangguh, dan berwibawa seharusnya menjadi hal utama yang diperbincangkan di tataran para calon Raja Nusantara. Bukankah hal-hal tersebut yang pasti akan menjadikan sebuah Bangsa meraih kejayaan di masa depan? Mari renungkan baik-baik bersama-sama, seorang pemimpin yang paling baik seharusnya memilih banyak berbicara mengenai kestabilan harga barang atau sedikit mengenai itu dan banyak menyinggung moral dan perilaku bangsanya?   

Pada dasarnya semua mengharapkan perubahan, bahkan koalisi yang paling awal mendeklarasikan diri pun mengusung tema perubahan untuk persatuan. Meskipun, sekali lagi, kita harus jeli menilai apakah itu hanya slogan dan bahasa-bahasa politik praktis atau memang berasal dari hati nurani dan cita-cita terdalam para calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun