Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gelombang Panas Laut: Ancaman Tersembunyi bagi Terumbu Karang Indonesia

22 Oktober 2023   08:59 Diperbarui: 25 Oktober 2023   13:40 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Di antara keajaiban bawah laut yang melimpah di perairan Indonesia, terumbu karang adalah salah satu yang paling mengesankan. Terkenal sebagai "hutan bawah laut," terumbu karang Indonesia adalah rumah bagi berbagai bentuk kehidupan laut yang memukau. Namun, dalam bayang-bayang keindahannya yang memikat, terumbu karang ini menghadapi ancaman yang semakin serius yang perlu segera kita tangani.

Era pemanasan global kini telah berubah menjadi era 'pendidihan global', dimana seluruh bagian bumi ini secara menyeluruh ikut memanas, termasuk tentu saja lautan.

Penulis sendiri memiliki pengalaman berlayar ke Samudera Hindia sebelah barat Sumatera selama 15 hari bisa merasakan bedanya suhu di laut dan di darat. Ternyata suhu di laut tepatnya di sebelah barat Sumatera terasa lebih terik ketimbang suhu di darat, permukaan air laut juga terasa begitu hangat ketika kita mencoba merasakan alirannya.

Masih ingat gelombang panas yang terjadi beberapa Negara di dunia kemarin lalu kan? Nah, pada kenyataannya gelombang panas tidak hanya terjadi di darat saja, namun juga terjadi di laut. Hal yang tentu mengancam keberadaan organisme bawah laut di bumi ini.

Gelombang Panas Laut: Pemanasan Laut yang Membahayakan

Gelombang panas laut adalah salah satu gejala cuaca ekstrem yang menjadi sorotan di seluruh dunia. Dalam konteks ekosistem terumbu karang, mereka adalah ancaman nyata. Gelombang panas laut terjadi ketika suhu permukaan laut meningkat secara signifikan dan ekstrem dalam periode waktu yang relatif singkat. Peningkatan suhu ini melebihi ambang tertentu yang dianggap sebagai suhu normal untuk daerah tersebut.

Gelombang panas laut sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor seperti perubahan iklim, variasi alamiah, dan pola sirkulasi laut. Ketika suhu air laut mencapai tingkat tertentu di atas normal, gelombang panas laut terjadi. Peristiwa ini dapat berlangsung selama beberapa hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang berkontribusi.

Baca juga: Optimisme Kemarau

Pemanasan global adalah salah satu penyebab utama gelombang panas laut. Pemanasan global disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang meningkatkan suhu permukaan Bumi secara keseluruhan, termasuk suhu air laut. Hal ini membuat lautan lebih rentan terhadap gelombang panas laut.

Selain itu, variasi iklim alamiah juga dapat memicu peristiwa ini. Ketika variabilitas iklim bertemu dengan pemanasan global, hasilnya bisa sangat merusak.

Salah satu perbedaan utama antara gelombang panas laut dan gelombang panas di darat adalah lokasi terjadinya. Gelombang panas darat memengaruhi suhu udara dan lingkungan darat, sementara gelombang panas laut adalah peningkatan suhu air laut yang langsung memengaruhi ekosistem laut, termasuk terumbu karang.

Dampak pada Terumbu Karang Indonesia

Data terbaru tentang kondisi terumbu karang di Indonesia memberikan gambaran yang memprihatinkan. Dari 1153 lokasi yang diamati, sekitar 33,82 persen terumbu karang masuk dalam kategori "buruk." Ini adalah data dari pemantauan pada tahun 2019.

Lebih lanjut, 37,38 persen terumbu karang diklasifikasikan sebagai "sedang," sementara hanya 22,38 persen yang masuk dalam kategori "baik," dan hanya 6,42 persen tergolong "sangat baik." Data ini berasal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi - Coremap CTI.

Namun, ini hanya salah satu sisi dari koin. Selain peningkatan suhu laut, terumbu karang juga menghadapi berbagai tekanan lain, termasuk pencemaran, destruksi fisik oleh praktik manusia, dan gangguan lainnya. Semua elemen ini bersama-sama memberikan ancaman serius terhadap kelestarian terumbu karang Indonesia.

Terumbu karang bukan hanya menjadi daya tarik bagi penyelam dan penggemar alam bawah laut. Mereka juga memegang peran ekologis yang sangat penting. Terumbu karang adalah rumah bagi berbagai bentuk kehidupan laut, termasuk ikan-ikan berwarna-warni, moluska eksotis, dan organisme lain yang membentuk ekosistem yang kompleks dan beragam.

Selain itu, terumbu karang juga memiliki fungsi perlindungan yang signifikan. Mereka melindungi garis pantai dari gelombang dan hempasan ombak, mengurangi erosi, dan membantu mempertahankan kondisi lingkungan pesisir yang sehat.

Mengingat perubahan lingkungan laut yang cepat dan intensifikasi gelombang panas laut, terumbu karang Indonesia berada dalam kondisi yang semakin rentan. Gelombang panas laut menyebabkan stres panas pada terumbu karang, yang mengakibatkan pemutihan.

Pemutihan terumbu karang terjadi ketika terumbu karang melepaskan alga simbiosis yang hidup di dalam jaringan mereka. Alga ini memberikan karbohidrat dan oksigen kepada terumbu karang, tetapi ketika terumbu karang mengalami stres panas, mereka melepaskan alga ini, mengubah terumbu karang menjadi putih atau pucat.

Pemutihan yang berkepanjangan atau berulang dapat mengakibatkan penurunan kesehatan yang serius bagi terumbu karang. Terumbu karang yang mengalami pemutihan berulang akan menghadapi risiko kematian dan kerusakan yang sulit untuk pulih.

Dampaknya tidak hanya terbatas pada terumbu karang itu sendiri, tetapi juga merambat ke ekosistem pesisir dan komunitas nelayan yang bergantung pada terumbu karang sebagai sumber daya dan mata pencaharian.

Upaya Pelestarian Terumbu Karang

Kondisi terumbu karang Indonesia yang semakin memburuk mendorong perlu adanya tindakan segera. Upaya pelestarian terumbu karang melibatkan berbagai aspek, mulai dari mitigasi perubahan iklim hingga manajemen wilayah pesisir. Berikut beberapa upaya yang dapat membantu melestarikan terumbu karang:

1. Mitigasi Perubahan Iklim: Mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi pemanasan global adalah kunci utama dalam menjaga suhu air laut tetap dalam kisaran yang aman bagi terumbu karang.

2. Manajemen Wilayah Pesisir: Perlindungan terumbu karang memerlukan manajemen wilayah pesisir yang bijaksana. Ini melibatkan zonasi yang tepat, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, dan pengawasan yang ketat terhadap praktik-praktik yang merusak terumbu karang.

3. Restorasi Terumbu Karang: Upaya restorasi melibatkan transplantasi terumbu karang yang sehat ke area yang terkena dampak terburuk. Hal ini dapat membantu memulihkan terumbu karang yang rusak.

4. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya terumbu karang dan ancaman yang dihadapinya adalah langkah awal untuk menggalang dukungan dan partisipasi dalam upaya pelestarian.

5. Kerjasama Internasional: Masalah terumbu karang adalah masalah global. Kerjasama antarnegara dan dukungan internasional diperlukan untuk menjaga kelestarian terumbu karang di seluruh dunia.

Terumbu karang Indonesia adalah warisan alam yang sangat berharga yang perlu kita lindungi dan melestarikan. Ancaman gelombang panas laut, bersama dengan faktor-faktor lain seperti perubahan iklim, pencemaran, dan aktivitas manusia, membuat terumbu karang semakin rentan. Namun, dengan tindakan yang tepat, kita masih memiliki kesempatan untuk melindungi keajaiban bawah laut ini.

Penting untuk mengenali peran kita sebagai pelindung lingkungan laut dan memahami bahwa pelestarian terumbu karang adalah investasi dalam masa depan generasi mendatang. Kita semua berbagi tanggung jawab untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan menjaga keindahan bawah laut yang kita nikmati hari ini.

Dengan kerja sama yang kuat dan kesadaran yang meningkat, kita dapat meraih harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi terumbu karang Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun