Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kata-kata Kasar dan Umpatan: Benih Perilaku Kekerasan di Kalangan Siswa

29 September 2023   11:47 Diperbarui: 30 September 2023   17:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Pengaruh pada Diri Sendiri dan Orang Lain: Cara seseorang berbicara juga berdampak pada diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar mereka. Kata-kata dapat mengangkat semangat seseorang atau merendahkannya. Mereka dapat memberdayakan atau meremahkan.

Pengaruh pada Persepsi Diri: Cara seseorang berbicara terhadap diri mereka sendiri juga berpengaruh pada persepsi diri mereka. Kata-kata positif dan penuh kasih dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, sementara kata-kata negatif atau merendahkan dapat merusaknya.

Penggunaan Kata-kata Kasar: Awal dari Kekerasan

Tentu saja, tidak semua siswa yang menggunakan kata-kata kasar akan menjadi pelaku kekerasan. Namun, penting untuk diingat bahwa kata-kata tidak hanya sekadar kata-kata. Mereka mencerminkan sikap dan perasaan yang mendasari. Penggunaan kata-kata kasar dapat menjadi ekspresi ketidakpuasan, kemarahan, atau frustrasi. Dan jika tidak ada kendali atau pengaturan yang efektif dalam melawan penggunaan kata-kata tersebut, mereka dapat dengan mudah berkembang menjadi perilaku fisik.

Dampak Psikologis dan Sosial

Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan juga dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan pada siswa. Mereka yang sering terpapar dengan kata-kata kasar atau umpatan mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Mereka bisa merasa terancam, tidak dihormati, dan merasa rendah diri. Dalam beberapa kasus, ini dapat mengarah pada perasaan marah atau bahkan depresi.

Penggunaan kata-kata kasar dan umpatan juga dapat mempengaruhi hubungan sosial siswa. Teman-teman atau teman sebaya mungkin menjauhi mereka karena perilaku kasar ini, yang kemudian dapat memicu perasaan isolasi sosial. Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa beberapa siswa yang merasa terisolasi atau terpinggirkan akhirnya terlibat dalam perilaku kekerasan.

Bagi mereka yang beragama Islam, telah diperingatkan pula bahayanya mereka yang suka mengumpat dan mencela. Di surat Al-Humazah, diperingatkan azab yang akan diperoleh di akhirat nanti, dimasukkan ke dalam neraka Hutamah, yakni neraka yang membakar sampai ke hati. Tentu Sang Pemilik langit dan Bumi tidak memberi peringatan tersebut tanpa alasan yang juga baik bagi manusia itu sendiri sebagai Hamba-Nya.

Peran Pendidikan dan Kesadaran

Pendidikan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini. Sekolah harus aktif dalam mengedukasi siswa tentang dampak kata-kata kasar dan umpatan, tidak hanya dari perspektif etika dan moral, tetapi juga dari perspektif psikologis dan sosial. Program-program anti-pelecehan dan anti-kekerasan harus lebih ditingkatkan dalam kurikulum pendidikan.

Kesadaran juga harus ditingkatkan di kalangan orang tua. Mereka harus menjadi peran model dalam penggunaan bahasa yang sopan dan bijak. Selain itu, mereka juga perlu berbicara dengan anak-anak mereka tentang pengaruh negatif dari kata-kata kasar dan umpatan, dan bagaimana itu dapat merusak hubungan dan peluang di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun