Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alzheimer: Menjaga Ingatan dan Membuka Jendela Harapan

20 September 2023   11:39 Diperbarui: 20 September 2023   11:50 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Setiap saat, kita berjalan melalui pintu yang mengarah pada kenangan, pengalaman, dan kisah hidup kita sendiri. Namun, pada kenyataannya, ada satu penyakit yang bisa mengunci pintu tersebut dengan tiba-tiba: Alzheimer. Pada setiap tanggal 21 September, kita diperingatkan akan kengerian penyakit ini dalam peringatan Hari Alzheimer Sedunia.

Mengungkap Identitas Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang memengaruhi daya ingat seseorang. Nama penyakit ini diambil dari seorang psikiater Jerman, Alois Alzheimer, yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini saat merawat seorang wanita Jerman pada tahun 1901. Ia menyaksikan bagaimana identitas dan kenangan pasiennya secara perlahan-lahan menguap, meninggalkan kerangka tubuh yang semakin kosong. Itulah saat keluarga, teman, dan pasien sendiri terpaksa menyaksikan perjalanan menuju kepunahan ingatan.

Penderita Alzheimer seringkali merasakan kesulitan mengingat hal-hal yang paling dekat dalam hidup mereka, bahkan orang-orang terdekat. Setiap hari adalah perjuangan bagi mereka, dan bagi keluarga mereka yang merasa tak berdaya melihat orang yang mereka cintai merosot. Penderita Alzheimer menjadi narapidana dalam penjara tanpa pintu keluar, menghadapi dinding-dinding kenangan yang runtuh.

Peringatan Hari Alzheimer Sedunia: Mengingat dan Membangun Kesadaran

Setiap tanggal 21 September, dunia berhenti sejenak untuk merenungkan dampak penyakit Alzheimer pada jutaan orang di seluruh dunia. Hari Alzheimer Sedunia bukan hanya tentang mengenang mereka yang telah terkena penyakit ini, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran tentang Alzheimer di seluruh masyarakat.

Inisiatif Hari Alzheimer Sedunia diprakarsai oleh Alzheimer's Disease International (ADI) pada tahun 1984. ADI berperan penting dalam membantu para korban Alzheimer dan melakukan upaya penjangkauan untuk mendidik masyarakat tentang gejala Alzheimer. Dalam peringatan ini, individu dan organisasi yang peduli memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan.

Menyelami Angka dan Data: Tantangan Alzheimer di Indonesia

Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat kenaikan peserta dengan diagnosa demensia dan Alzheimer mencapai 87 persen pada tahun 2022. Data yang diungkapkan oleh Asisten Deputi Bidang Kebijakan Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan, Mokhamad Cucu Zakaria, dalam sebuah diskusi pada 13 September 2023, mengungkapkan realitas yang memprihatinkan. Dari tahun 2019 hingga tahun 2022, terdapat peningkatan sebanyak 4.831 peserta dengan diagnosa dementia dan Alzheimer yang mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan.

Pada tahun 2019, jumlah peserta dengan diagnosis demensia dan Alzheimer adalah sejumlah 5.583 peserta, yang bertambah menjadi 10.414 peserta pada tahun 2022, yang setara dengan 87 persen. Penambahan jumlah peserta ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya. Persentase kenaikan mencapai 111 persen, menjadi 32.632 kasus pada tahun 2022.

Alzheimer: Tidak Hanya Masalah Kesehatan, Tapi Juga Ekonomi

Namun, bukan hanya jumlah kasus yang meningkat; biaya pemanfaatan layanan demensia dan Alzheimer juga mengalami peningkatan yang signifikan. Total pembiayaan hingga September 2023 mencapai Rp 51,39 miliar di luar biaya obat kronis. Ini adalah lonjakan 94 persen dibandingkan dengan Rp 7,8 miliar pada tahun 2019. Ini menggarisbawahi bahwa masalah demensia dan Alzheimer bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi.

Alzheimer bukan hanya menguras energi fisik dan mental penderita, tetapi juga menghantam kantong mereka. Merawat seseorang dengan Alzheimer memerlukan biaya yang signifikan, dari perawatan medis hingga bantuan harian. Ini adalah beban emosional dan finansial yang harus dipikul oleh banyak keluarga di seluruh dunia.

INA-CBG: Solusi dalam Peraturan Kesehatan

Mokhamad Cucu Zakaria, dalam upaya untuk mengatasi tantangan Alzheimer di Indonesia, mengingatkan bahwa kedua penyakit ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 3 Tahun 2023 melalui skema INA-CBG (Indonesia Case Based Groups). INA-CBG mencakup biaya konsultasi, pemeriksaan penunjang, pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.

Dengan skema INA-CBG, peserta BPJS Kesehatan yang menghadapi Alzheimer mendapatkan dukungan yang lebih besar dalam mengelola penyakit ini. Ini adalah langkah positif dalam membantu para penderita dan keluarga mereka menghadapi perjalanan berat Alzheimer.

Pencegahan dan Pengobatan Alzheimer: Jalan ke Depan

Mencegah Alzheimer adalah langkah terbaik yang bisa diambil, dan beberapa langkah sederhana dalam gaya hidup sehari-hari dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Pertama, menjaga kesehatan jantung adalah langkah awal yang penting. Tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah yang terkontrol adalah kunci untuk mengurangi risiko Alzheimer.

Aktivitas fisik yang teratur juga memiliki dampak positif pada kesehatan otak. Berolahraga meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu menjaga kognisi yang baik. Selain itu, aktivitas fisik dapat membantu mengurangi risiko faktor-faktor lain seperti obesitas dan diabetes.

Makanan juga berperan penting dalam menjaga kesehatan otak. Diet yang seimbang, seperti pola makan Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, ikan, dan kacang-kacangan, telah dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terkena Alzheimer. Diet ini kaya akan antioksidan dan lemak sehat yang baik untuk otak.

Latihan mental juga penting. Tetap aktif secara mental dengan memecahkan teka-teki, membaca, belajar hal baru, atau bermain permainan otak dapat membantu menjaga otak tetap tajam. Sosialisasi juga memiliki peran penting. Interaksi sosial yang aktif dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mengurangi risiko terkena Alzheimer.

Tidur yang cukup juga diperlukan untuk pemulihan otak. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. Hindari merokok dan batasi konsumsi alkohol, karena merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena Alzheimer.

Meskipun Alzheimer belum memiliki obat yang dapat menyembuhkan sepenuhnya, ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat membantu mengelola gejalanya. Terapi obat seperti donepezil, rivastigmine, dan memantine dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita Alzheimer dengan mengurangi gejala kognitif.

Terapi perilaku juga merupakan bagian penting dalam pengelolaan Alzheimer. Terapis perilaku dapat membantu dalam mengatasi perubahan perilaku dan emosional yang mungkin terjadi pada penderita Alzheimer. Dukungan keluarga yang kuat juga sangat penting dalam mengelola Alzheimer. Perawat, anggota keluarga, dan teman-teman dapat membantu dalam memberikan perawatan fisik dan emosional.

Selain itu, pendidikan dan dukungan adalah kunci dalam menghadapi Alzheimer. Bergabung dengan kelompok pendukung Alzheimer dan mencari sumber daya yang dapat memberikan informasi dan dukungan tambahan dapat sangat membantu dalam menghadapi penyakit ini.

Peningkatan mutu layanan kesehatan, khususnya layanan demensia dan Alzheimer, membutuhkan komitmen dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Organisasi profesi, akademisi, pemerintah pusat dan daerah, serta lembaga terkait lainnya perlu berkolaborasi untuk mencari solusi yang lebih baik dalam mengatasi masalah ini.

Kenaikan kasus Alzheimer adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli tentang kesehatan mental dan mendukung upaya untuk mencegah, mengobati, dan mengelola penyakit ini dengan lebih baik. Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan kita, dan peningkatan kesadaran dan tindakan adalah langkah pertama menuju penanganan yang lebih efektif terhadap tantangan ini.

Dalam peringatan Hari Alzheimer Sedunia, mari kita tidak hanya merasa simpati, tetapi mari kita berkomitmen untuk bertindak. Mari kita tingkatkan kesadaran, mari kita berikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, dan mari kita berharap bahwa suatu hari nanti, Alzheimer akan menjadi kenangan yang jauh, bukan kenyataan yang menghancurkan.

Dalam perjuangan ini, mari kita bersatu dalam melawan Alzheimer, untuk hari-hari yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang terkena dampaknya. Kita harus bersama-sama menjaga ingatan dan membuka jendela harapan bagi mereka yang terjebak dalam labirin penyakit Alzheimer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun