Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Setiap saat, kita berjalan melalui pintu yang mengarah pada kenangan, pengalaman, dan kisah hidup kita sendiri. Namun, pada kenyataannya, ada satu penyakit yang bisa mengunci pintu tersebut dengan tiba-tiba: Alzheimer. Pada setiap tanggal 21 September, kita diperingatkan akan kengerian penyakit ini dalam peringatan Hari Alzheimer Sedunia.
Mengungkap Identitas Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang memengaruhi daya ingat seseorang. Nama penyakit ini diambil dari seorang psikiater Jerman, Alois Alzheimer, yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini saat merawat seorang wanita Jerman pada tahun 1901. Ia menyaksikan bagaimana identitas dan kenangan pasiennya secara perlahan-lahan menguap, meninggalkan kerangka tubuh yang semakin kosong. Itulah saat keluarga, teman, dan pasien sendiri terpaksa menyaksikan perjalanan menuju kepunahan ingatan.
Penderita Alzheimer seringkali merasakan kesulitan mengingat hal-hal yang paling dekat dalam hidup mereka, bahkan orang-orang terdekat. Setiap hari adalah perjuangan bagi mereka, dan bagi keluarga mereka yang merasa tak berdaya melihat orang yang mereka cintai merosot. Penderita Alzheimer menjadi narapidana dalam penjara tanpa pintu keluar, menghadapi dinding-dinding kenangan yang runtuh.
Peringatan Hari Alzheimer Sedunia: Mengingat dan Membangun Kesadaran
Setiap tanggal 21 September, dunia berhenti sejenak untuk merenungkan dampak penyakit Alzheimer pada jutaan orang di seluruh dunia. Hari Alzheimer Sedunia bukan hanya tentang mengenang mereka yang telah terkena penyakit ini, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran tentang Alzheimer di seluruh masyarakat.
Inisiatif Hari Alzheimer Sedunia diprakarsai oleh Alzheimer's Disease International (ADI) pada tahun 1984. ADI berperan penting dalam membantu para korban Alzheimer dan melakukan upaya penjangkauan untuk mendidik masyarakat tentang gejala Alzheimer. Dalam peringatan ini, individu dan organisasi yang peduli memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan.
Menyelami Angka dan Data: Tantangan Alzheimer di Indonesia
Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat kenaikan peserta dengan diagnosa demensia dan Alzheimer mencapai 87 persen pada tahun 2022. Data yang diungkapkan oleh Asisten Deputi Bidang Kebijakan Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan, Mokhamad Cucu Zakaria, dalam sebuah diskusi pada 13 September 2023, mengungkapkan realitas yang memprihatinkan. Dari tahun 2019 hingga tahun 2022, terdapat peningkatan sebanyak 4.831 peserta dengan diagnosa dementia dan Alzheimer yang mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan.
Pada tahun 2019, jumlah peserta dengan diagnosis demensia dan Alzheimer adalah sejumlah 5.583 peserta, yang bertambah menjadi 10.414 peserta pada tahun 2022, yang setara dengan 87 persen. Penambahan jumlah peserta ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya. Persentase kenaikan mencapai 111 persen, menjadi 32.632 kasus pada tahun 2022.