Menyerahnya Jepang juga mempengaruhi proses dekolonisasi di berbagai belahan dunia. Banyak negara jajahan yang mendapat kesempatan untuk meraih kemerdekaan mereka.
Indonesia: Teks Proklamasi yang Menerangi Kebebasan
Di tengah ketidakpastian yang merayap, Indonesia mencatatkan sejarah dengan huruf-huruf emas pada 17 Agustus 1945. Di puncak menyerahnya Jepang, para pemuda bersemangat mengukir deklarasi kemerdekaan di atas kertas. Tersebutlah Ir. Soekarno yang membawa gemuruh perubahan dengan Teks Proklamasi yang menandai lahirnya Republik Indonesia.
Korea: Pembagian dan Terpecahnya Identitas
Pada titik balik yang sama, 15 Agustus 1945, Korea -- dulu bergemilang sebagai tanah dengan budaya dan sejarah kaya -- terbelah menjadi dua bagian. Korea Utara dan Korea Selatan, masing-masing menjadi manifestasi dari perpecahan ideologi global. Demi satu pandangan, satu potret nasional dikoyak menjadi dua bagian, dengan arus perubahan menguji ketangguhan identitas nasional mereka.
Vietnam: Perjuangan dalam Bayang-Bayang Perang Dingin
Senandung kemerdekaan yang dilantunkan oleh Vietnam setelah menyerahnya Jepang menjadi latar belakang perjuangan yang lebih mendalam. Terlepas dari deklarasi kemerdekaan pada 2 September1945, Vietnam terlibat dalam konflik yang lebih luas dengan Amerika Serikat dan memaksa negara ini menemukan suaranya dalam riak-riak Perang Dingin.
Filipina: Dari Pendudukan ke Kemerdekaan
Filipina, setelah mengalami tahun-tahun penuh perjuangan di bawah penjajahan Jepang, mengangkat bendera kemerdekaan pada 4 Juli 1946. Di tengah pekik kemenangan, negara ini membuktikan bahwa semangat kebebasan dapat mengilhami perubahan yang tak terduga.
Myanmar: Transisi Menuju Kemerdekaan
Langkah-langkah menuju kemerdekaan juga terlihat jelas di Myanmar, yang mendapatkan kembali identitasnya setelah menyerahnya Jepang pada tahun 1945. Proses ini mencapai puncaknya pada 4 Januari 1948, ketika Myanmar mengambil kendali atas nasibnya sendiri dan memulai perjalanan yang penuh tantangan menuju masa depan.