Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hari Gunung: Menjaga Keseimbangan Hidup Manusia di Era Modern dengan Alam

11 Agustus 2023   09:51 Diperbarui: 11 Agustus 2023   09:55 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Gunung Fuji: freepik.com

Tidak seperti hari biasanya, hari ini adalah momen yang istimewa bagi masyarakat Jepang. Ini adalah Hari Gunung, atau dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Yama no Hi, sebuah hari libur nasional yang memanjakan jiwa petualang dan memupuk cinta akan keindahan alam. Melambangkan semangat petualangan dan kebersamaan, Hari Gunung bukan sekadar cuti panjang, tetapi juga sebuah panggilan untuk merangkul keindahan alami yang dianugerahkan oleh tanah ini.

Sejarah Hari Gunung merefleksikan rasa cinta Jepang terhadap alam dan usaha bersama untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan modern dan hubungan manusia dengan alam. Tepat sejak tahun 2016, tanggal 11 Agustus telah diukir sebagai Hari Gunung, menambah panjang deretan hari libur yang ada di negeri ini. Alasan di balik tanggal yang spesifik ini mungkin tampak unik bagi mata yang belum terbiasa. Tapi mari kita merenung lebih dalam, seperti pohon-pohon yang melambai di kaki gunung.

Angka 11 Agustus dipilih untuk menjadi Hari Gunung bukanlah tanpa makna. Dalam karakter kanji, angka delapan memiliki bentuk yang menyerupai punggung gunung yang gagah. Sementara angka 11 menyerupai dua pohon yang tegak berdiri, membentuk gambaran harmoni dan persatuan. Ini adalah sebuah simbolisme yang menarik, menciptakan ikatan antara manusia, gunung, dan pohon-pohon yang menjulang. Simbolisme ini mengandung pesan dalamnya: manusia adalah bagian tak terpisahkan dari alam, dan perlu menjaga keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

Seiring berjalannya waktu, Hari Gunung telah tumbuh menjadi lebih dari sekadar hari libur di kalender. Ini adalah panggilan untuk keluarga, teman, dan rekan-rekan sejawat untuk merangkul alam bersama-sama. Masyarakat dan para pekerja memiliki kesempatan emas untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan perkotaan dan kembali ke pangkuan alam yang menyejukkan. Wisata alam adalah pilihan utama, di mana mendaki gunung, berkemah, dan berpiknik di ketinggian menjadi kegiatan yang banyak dinantikan.

Wisata Alam: Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental

Dalam menjalani rutinitas yang kadang kala menekan, Hari Gunung menjadi peluang sempurna untuk melepaskan diri. Menyepi dari keramaian kota, masyarakat dapat menjalani petualangan mendaki gunung. Dalam negeri yang dianugerahi beragam puncak yang menakjubkan, seperti Gunung Fuji yang megah dan Gunung Aso yang berapi, setiap pendaki akan menemukan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

Tak hanya itu, bagi mereka yang ingin merasakan kedamaian yang mendalam, berkemah di lereng gunung adalah jawabannya. Di bawah cahaya bintang gemintang, jauh dari lampu kota yang menyilaukan, berkemah adalah cara membangun kembali ikatan dengan alam dan merenungkan esensi hidup. Dengan api unggun sebagai teman setia, cerita-cerita pun tak henti mengalir di antara para pendaki yang tengah menghangatkan diri.

Kemeriahan Piknik di Puncak

Sementara beberapa memilih tantangan mendaki atau kedamaian berkemah, yang lain lebih suka merasakan kemeriahan piknik di puncak gunung. Tak dapat disangkal, pemandangan dari ketinggian adalah pengalaman yang tak tertandingi. Dengan bekal matras piknik, makanan lezat, dan senyuman, keluarga dan teman-teman berkumpul untuk merayakan momen istimewa ini.

Tak jarang, puncak gunung yang sejuk dihiasi oleh sebaris warna-warni tenda dan rerumputan yang alami. Pemandangan ini semakin diperindah oleh canda tawa anak-anak yang berlarian dan teriakan kegembiraan saat layangan diterbangkan tinggi. Bagi banyak orang, momen piknik di puncak adalah penanda kebersamaan dan kenangan tak terlupakan yang akan terus dikenang.

Acara di Kaki Gunung: Merayakan Alam dengan Seni dan Kreativitas

Hari Gunung tidak hanya mengundang masyarakat untuk menjelajahi ketinggian. Di kaki gunung, beragam acara juga diadakan untuk merayakan alam dengan cara yang lebih santai. Pameran seni alam, konser musik, dan festival makanan lokal adalah beberapa contoh acara yang menghidupkan semangat kebersamaan dan apresiasi terhadap keindahan alam.

Tidak dapat disangkal, Hari Gunung telah menghidupkan semangat wisata alam di Jepang. Data dari DabaSemu, sebuah sumber informasi terkemuka, menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan ke destinasi alam di Jepang mengalami peningkatan yang signifikan selama Hari Gunung. Pada tahun pertama perayaan ini pada 2016, jumlah kunjungan naik hingga 30% dibandingkan bulan Agustus sebelumnya. Bahkan pada tahun-tahun berikutnya, tren kenaikan tetap konsisten.

Pandemi dan Refleksi Makna Lebih Dalam

Namun, seperti banyak aspek kehidupan, pandemi global juga memberikan dampak pada perayaan Hari Gunung. Pada tahun-tahun terberat pandemi, perayaan mungkin terasa lebih redup dan terbatas. Tetapi, ini juga menjadi kesempatan untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari Hari Gunung. Ketika pergerakan terbatas, mungkin kita belajar untuk mengapresiasi alam tidak hanya sebagai tempat petualangan fisik, tetapi juga sebagai sumber ketenangan mental.

Mendaki gunung di Indonesia

Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keindahan alam, menyajikan kepada kita sebuah panggung megah yang dikenal sebagai gunung-ganungnya. Gunung-gunung ini bukan hanya sekedar bentuk lahan tinggi, tetapi juga merupakan saksi bisu perkembangan sejarah, kultur, dan alam di sekitarnya. Mendaki gunung adalah sebuah pengalaman yang luar biasa, yang menggugah jiwa petualang dalam diri kita dan mempererat ikatan dengan alam semesta.

Berbagai gunung di Indonesia populer sebagai destinasi piknik dan rekreasi alam. Beberapa di antaranya adalah:

Gunung Bromo, Jawa Timur: Gunung Bromo adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di Indonesia. Meskipun tidak biasa untuk berkemah di puncaknya, banyak pengunjung datang untuk menikmati matahari terbit yang spektakuler dan pemandangan kawah yang menakjubkan.

Gunung Papandayan, Jawa Barat: Gunung Papandayan menawarkan beragam kegiatan piknik, seperti berjalan-jalan di sekitar kawah, mendaki puncak, dan berendam di air panas alam yang dikenal sebagai Kamojang.

Gunung Gede, Jawa Barat: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menawarkan beragam rute pendakian dengan pemandangan indah. Di sini, Anda dapat merencanakan piknik di kawasan puncak atau mengunjungi Danau Kumbolo yang terkenal.

Gunung Lawu, Jawa Tengah: Gunung Lawu memiliki jalur pendakian yang cukup populer dan cocok untuk mendaki sambil menikmati pemandangan indah. Beberapa pendaki juga memilih untuk berkemah di puncak atau di sekitar Danau Sarangan.

Gunung Merapi, Jawa Tengah dan Yogyakarta: Gunung Merapi menawarkan pengalaman mendaki yang menarik dan pemandangan luar biasa. Meskipun pendakian ke puncaknya biasanya dilakukan oleh pendaki berpengalaman, Anda bisa menikmati piknik di beberapa titik tertentu di lereng gunung.

Gunung Prau, Jawa Tengah: Gunung Prau dikenal karena pemandangan matahari terbitnya yang menakjubkan. Banyak pendaki yang datang untuk berkemah dan menikmati momen indah ini.

Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat: Meskipun pendakian Gunung Rinjani cukup menantang, pemandangan dari puncaknya sangat luar biasa. Beberapa pendaki memilih untuk menghabiskan malam di puncak dan menikmati keindahan alam di sekitar mereka.

Gunung Penanjakan, Jawa Timur: Gunung Penanjakan dikenal sebagai tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit di dekat Gunung Bromo. Banyak wisatawan datang untuk menikmati pemandangan langka ini.

Gunung Ungaran, Jawa Tengah: Terletak di sekitar Kota Semarang, Gunung Ungaran adalah tempat populer untuk piknik dan rekreasi. Anda dapat mendaki atau mengendarai kendaraan hingga puncaknya dan menikmati pemandangan kota Semarang.

Gunung Salak, Jawa Barat: Gunung Salak menawarkan berbagai rute pendakian dan pemandangan indah. Beberapa pendaki memilih untuk berkemah di puncak atau di sekitar Curug Bidadari.

Namun, penting untuk diingat bahwa mendaki gunung dan melakukan aktivitas di alam terbuka memerlukan persiapan dan pengetahuan yang memadai. Pastikan untuk mendapatkan informasi terbaru tentang jalur pendakian, kondisi cuaca, serta aturan dan regulasi yang berlaku sebelum memutuskan untuk melakukan piknik atau pendakian.

Tidak ada petualangan yang benar-benar baik tanpa persiapan dan keselamatan yang matang. Mendaki gunung, meskipun penuh keindahan, juga membawa tantangan dan risiko tertentu. Untuk membantu Anda merencanakan dan melaksanakan pendakian yang aman serta nyaman, berikut ini adalah panduan lengkap dan tips yang patut Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk berangkat ke puncak yang menantang.

1. Perencanaan Awal yang Teliti

Mendaki gunung bukanlah rencana dadakan. Persiapkan diri Anda dengan matang dan awali dengan perencanaan yang mendetail. Tentukan tujuan pendakian, jumlah hari yang akan Anda habiskan, serta jalur pendakian yang akan diambil. Pertimbangkan tingkat kesulitan, jarak, dan waktu yang diperlukan untuk setiap rute.

2. Pilih Jalur Sesuai Kemampuan

Gunung-ganung di Indonesia memiliki berbagai jalur pendakian dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Jika Anda pemula, pilihlah jalur yang sesuai dengan kemampuan fisik dan pengalaman Anda. Jangan ragu untuk memilih jalur yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum melangkah ke pendakian yang lebih menantang.

3. Pelajari Rute dengan Cermat

Pemahaman tentang rute pendakian adalah kunci keselamatan. Pelajari peta rute dengan seksama, kenali titik-titik penting seperti pos pendakian, sumber air, dan titik-titik berbahaya. Jika memungkinkan, perbanyak pengetahuan Anda tentang kondisi cuaca dan lingkungan di sepanjang rute.

4. Amati Kondisi Cuaca

Sebelum berangkat dan selama perjalanan, cek perkiraan cuaca dengan cermat. Kondisi cuaca yang buruk dapat mengganggu rencana Anda dan bahkan membahayakan keselamatan. Pertimbangkan untuk menunda atau mengubah rencana jika cuaca tidak memungkinkan.

5. Persiapan Perlengkapan dan Peralatan

Perlengkapan dan peralatan yang memadai adalah kunci keberhasilan pendakian. Pastikan Anda membawa tenda yang sesuai, sleeping bag, pakaian hangat, alat masak, dan makanan yang cukup. Periksa perlengkapan seperti kompas, ponsel yang terisi daya, pisau lipat, dan lampu senter.

6. Keamanan Pribadi Selalu Utama

Perlengkapan keselamatan pribadi harus selalu ada dalam daftar peralatan Anda. Senter, kompas, serta pisau lipat dapat membantu Anda dalam situasi darurat. Selalu simpan barang berharga di tempat yang aman, dan pastikan ponsel Anda memiliki sinyal yang cukup.

7. Tentukan Lokasi Berkemah dengan Bijak

Jika Anda berencana untuk berkemah, pilih lokasi yang aman dan sesuai. Hindari tempat-tempat yang rawan longsor atau batuan yang mungkin jatuh. Pasang tenda dengan benar dan pastikan Anda memiliki perlindungan yang memadai dari cuaca.

8. Bawa Persediaan Makanan dan Air Cukup

Mendaki memerlukan energi yang cukup. Pastikan Anda membawa persediaan makanan yang cukup dan beragam, serta air minum yang cukup. Jika ada sumber air alami di jalur pendakian, pastikan Anda memiliki cara untuk membersihkannya sebelum mengonsumsinya.

9. Jaga Kebersihan dan Lingkungan

Bawa kantong sampah dan jaga kebersihan di sepanjang perjalanan. Jangan meninggalkan jejak sampah atau merusak lingkungan sekitar. Pertahankan keindahan alam agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.

10. Informasikan Pada Orang Lain

Sebelum berangkat, beri tahu teman atau keluarga tentang rencana pendakian Anda, termasuk tujuan dan perkiraan waktu kembali. Ini penting untuk tujuan keselamatan, sehingga orang lain tahu di mana Anda berada jika terjadi sesuatu di perjalanan.

11. Pahami Kondisi Kesehatan Anda

Perhatikan kesehatan fisik Anda sepanjang perjalanan. Jangan memaksakan diri jika merasa lelah atau kurang sehat. Istirahat yang cukup dan asupan makanan yang baik adalah kunci menjaga kesehatan Anda di atas gunung.

12. Jangan Mendaki Sendirian

Disarankan untuk tidak mendaki sendirian. Mendaki bersama teman atau dalam kelompok dapat memberikan bantuan jika terjadi situasi darurat. Selain itu, kebersamaan dalam pendakian juga dapat meningkatkan pengalaman Anda.

13. Pahami Tanda Bahaya

Ketahui tanda-tanda bahaya seperti perubahan cuaca yang tiba-tiba, tanda-tanda kelelahan berlebihan, atau kondisi kesehatan yang memburuk. Jika menghadapi situasi darurat, tetap tenang dan evaluasi opsi Anda dengan cermat.

14. Patuhi Aturan dan Regulasi

Setiap tempat pendakian memiliki aturan dan regulasi sendiri. Patuhi peraturan yang ada terkait dengan tenda, api unggun, pelestarian lingkungan, dan perilaku di sepanjang jalur pendakian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun