Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kucing dalam Jejak Sejarah, Kesehatan, dan Kehidupan Manusia

9 Agustus 2023   11:50 Diperbarui: 9 Agustus 2023   11:54 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

9 Agustus diperingati sebagai hari kucing sedunia, bagi yang suka dengan makhluk satu ini pasti tidak asing lagi dengan berbagai sejarah, gangguan kesehatan, serta budaya yang melingkupinya.

Kucing dalam Jejak Sejarah dan Budaya Manusia

Tak dapat disangkal, kucing telah melalui berbagai peradaban dan budaya selama berabad-abad. Dalam peradaban Mesir Kuno, mereka adalah dewa yang patut dihormati. Dewi Bastet, dengan wujudnya yang anggun, mewakili simbol keindahan dan perlindungan. Kucing-kucing ini dianggap memiliki kekuatan magis dan sering kali dikuburkan bersama pemiliknya, sebagai tanda penghormatan yang tak tergantikan.

Tidak hanya di Mesir, kucing juga menjelajah ke berbagai belahan dunia. Di Yunani, mereka dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kecerdikan, menjadi simbol Dewi Athena. Di Roma, kucing dihargai karena kemampuannya dalam mengendalikan hama, membawa manfaat bagi masyarakat.

Tak hanya menjadi simbol dan makhluk peliharaan, kucing telah merangkul berbagai peran dalam budaya dan mitologi. Di Jepang, Maneki-neko, "kucing yang mengundang keberuntungan," telah menjadi ikon nasional. Di mitologi Norwegia, Dewi Freyja dikaitkan dengan kucing-kucing yang menarik keretanya, menghubungkan cinta dan kesuburan.

Dari Skotlandia hingga Amerika Serikat, kucing-kucing dengan ciri khas seperti telinga melipat atau kaki pendek telah mencuri perhatian dan mendemonstrasikan keajaiban variasi genetik yang mengagumkan.

Kucing Lokal Indonesia: Warisan Luhur di Tanah Nusantara

Keanekaragaman kucing tidak hanya terjadi di dunia internasional, tetapi juga di tanah air Indonesia. Kucing-kucing lokal ini membawa jejak budaya dan warisan unik dari pulau-pulau Indonesia.

Kucing Kampoeng (Jawa, Indonesia): Dalam lingkungan kota-kota Jawa, kucing kampoeng atau kucing kampung telah menjadi pendamping sehari-hari. Dikenal karena sifatnya yang ramah dan adaptif, mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.

Kucing Bali (Bali, Indonesia): Kucing Bali, juga dikenal sebagai "kucing Belanda", memiliki pola bulu yang khas dan menarik. Kucing ini memiliki hubungan historis dengan Pulau Bali dan menjadi simbol budaya yang tak ternilai.

Kucing Kalimantan (Kalimantan, Indonesia): Kucing Kalimantan, atau dikenal sebagai "kucing Hutan Kalimantan", hidup di hutan-hutan lebat dan memiliki adaptasi unik untuk lingkungan tersebut. Penampilannya yang gagah dan takut pada manusia menunjukkan interaksi harmonis dengan alam.

Kucing Sumatera (Sumatera, Indonesia): Di pulau Sumatera, ada varietas kucing liar yang mendiami hutan-hutan lebat. Penampilan mereka yang elegan dan ciri khas mereka sebagai kucing liar Sumatera membawa kekayaan ekologi dan budaya.

Kesehatan dan Kewaspadaan

Namun, seiring dengan rasa suka kita terhadap kucing, perlu juga untuk menyadari risiko kesehatan yang dapat terkait dengannya.

Alergi dan Asma: Bulu dan partikel debu yang mengandung protein alergen dari kucing dapat memicu gejala seperti mata berair dan hidung tersumbat. Bagi individu rentan, reaksi alergi bahkan dapat mencapai tingkat asma.

Toxoplasmosis: Parasit Toxoplasma gondii yang terdapat dalam kotoran kucing dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis. Penting untuk menjaga kebersihan kandang dan tangan setelah berinteraksi dengan kucing.

Cacingan: Kucing juga bisa menjadi pembawa cacing internal. Meskipun risiko penularan manusia rendah, tindakan pencegahan tetap diperlukan.

Langkah-langkah seperti menjaga kebersihan, kunjungan rutin ke dokter hewan, dan menjaga kesehatan kucing dengan baik dapat membantu menjaga kesehatan baik kucing maupun manusia di sekitarnya.

Kucing Paling Mahal: Antara Kemewahan dan Passion

Tidak dapat diabaikan bahwa beberapa ras kucing dapat memiliki harga yang sangat tinggi. Kucing yang paling mahal sering kali merupakan hasil dari kombinasi keturunan langka, pola bulu yang unik, dan popularitas di kalangan pecinta hewan peliharaan.

Ashera: Sebagai salah satu ras kucing termahal, Ashera adalah hasil persilangan antara kucing Serval, kucing Bengal, dan kucing domestik.

Savannah: Ras ini, yang berasal dari persilangan antara kucing Serval dan kucing domestik, memiliki ukuran tubuh besar dan sifat aktif.

Peterbald:  ras kucing tanpa bulu dari Rusia, juga masuk dalam daftar ras langka dan mahal.

Bengal (Warna Kutub): Warna kutub, seperti putih es atau biru es, pada ras Bengal menjadi faktor yang membuatnya mahal.

Scottish Fold: dengan telinga melipat khasnya, juga memiliki variasi harganya tergantung pada faktor-faktor tertentu.

Namun, dalam mempertimbangkan memiliki kucing, penting untuk diingat bahwa harga pembelian hanya sebagian kecil dari biaya yang terkait dengan perawatan dan makanannya.

Melalui pengetahuan yang baik, perawatan yang tepat, dan pemahaman tentang risiko dan manfaat, kita dapat memastikan bahwa jejak kucing dalam kehidupan kita tetap membawa kebahagiaan, inspirasi, dan pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun