Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Emoji: Menembus Batasan Bahasa dan Budaya dalam Komunikasi Modern

17 Juli 2023   20:05 Diperbarui: 17 Juli 2023   20:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Emoji: Freepik.com

Hari ini, tepat pada tanggal 17 Juli, dunia merayakan Hari Emoji Sedunia. Mungkin bagi sebagian orang, peringatan ini terasa agak aneh. Mengapa ada hari khusus untuk menghormati ikon-ikon kecil yang tersebar di berbagai platform digital? Apa arti sebenarnya dari emoji, selain sekadar gambar lucu yang kita kirim dalam pesan teks atau media sosial?

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami bahwa Hari Emoji Sedunia bukanlah sekadar perayaan yang tidak bermakna. Sebaliknya, hal ini mencerminkan obsesi kolektif kita terhadap ikon-ikon grafis yang telah merajai komunikasi digital kita. Jika kita berhenti sejenak dan memperhatikan, emoji telah menyusup ke dalam bahasa sehari-hari kita, mengubah cara kita berkomunikasi secara fundamental.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa emoji begitu penting dan relevan? Mengapa kita merasa perlu menghormati hal tersebut dengan memberikan satu hari dalam setahun yang didedikasikan secara eksklusif untuk sesuatu bernama emoji? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat lebih dalam dan melibatkan para ahli psikologi serta peneliti.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mulai menggali potensi psikologis emoji dalam komunikasi manusia. Mereka telah menemukan bahwa penggunaan emoji tidak hanya sekadar hiburan atau sekadar alat untuk menyampaikan ekspresi emosi. Sebaliknya, emoji memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi interpersonal, menyampaikan nuanasa emosi yang seringkali sulit diekspresikan melalui kata-kata.

Satu hal yang menarik adalah kemampuan emoji untuk membangkitkan emosi dan menghasilkan respon emosional dari penerima pesan. Ini berarti emoji mampu menciptakan konektivitas emosional antara pengirim dan penerima. Sebuah studi oleh Profesor Aleksi Aaltonen dari Universitas Warwick menemukan bahwa emoji dapat memicu respons emosional yang kuat, bahkan lebih kuat daripada kata-kata tertulis biasa.

Namun, peran emoji dalam komunikasi tidak berhenti di situ. Mereka juga berfungsi sebagai alat pemersatu budaya. Dalam era globalisasi ini, bahasa menjadi penghalang komunikasi antarbudaya. Namun, emoji mampu melampaui batasan bahasa dengan menyampaikan makna yang lebih universal. Misalnya, emoji tertawa dengan air mata, telah menjadi simbol global keceriaan dan tawa.

Kemudian, tentu saja, ada keaslian emoji. Jutaan pengguna di seluruh dunia menggunakan ikon-ikon ini untuk mengungkapkan diri mereka dengan cara yang unik. Masing-masing emoji memiliki makna dan konotasi yang berbeda-beda, dan ini memberikan ruang bagi individu untuk mengekspresikan kepribadian mereka melalui komunikasi digital. Oleh karena itu, emoji telah menjadi alat ekspresi diri yang populer, terutama di kalangan generasi muda.

Salah satu kekuatan besar emoji adalah kemampuannya untuk membantu orang yang terkendala bahasa atau mengalami kesulitan dalam berkomunikasi verbal. Bagi mereka yang bahasa ibu mereka bukan bahasa umum yang digunakan dalam lingkungan sosial, emoji memberikan cara yang mudah dan intuitif untuk menyampaikan emosi dan pesan mereka.

Emoji memotong batasan bahasa dan budaya, sehingga orang dari latar belakang yang berbeda dapat berkomunikasi dengan lebih efektif. Mereka menyediakan gambar visual yang dapat dengan cepat dipahami oleh siapa pun, tanpa memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bahasa tertentu.

Selain itu, emoji juga memberikan alat ekspresi yang lebih kaya daripada hanya menggunakan kata-kata. Mereka menambahkan dimensi emosional ke dalam pesan, memungkinkan pengirim untuk menyampaikan nuansa dan perasaan dengan cara yang lebih baik. Misalnya, penggunaan emoji senyum atau hati dapat dengan cepat menyampaikan pesan positif atau kasih sayang tanpa perlu panjang lebar menjelaskan dengan kata-kata.

Bagi mereka yang mungkin mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri secara verbal, emoji bisa menjadi alat yang sangat berharga. Mereka dapat membantu mengurangi rasa canggung atau kebingungan dalam komunikasi, memungkinkan individu untuk berpartisipasi dengan lebih percaya diri dalam percakapan dan interaksi sosial.

Selain itu, emoji juga dapat membantu menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi. Dalam pesan teks atau media sosial, tanpa ekspresi wajah atau intonasi suara, seringkali sulit untuk menangkap nuansa emosional yang sebenarnya dari kata-kata. Dalam situasi seperti ini, emoji dapat memberikan konteks yang lebih jelas dan membantu penerima pesan untuk memahami maksud sebenarnya di balik kata-kata.

Tentu saja, penting untuk diingat bahwa emoji bukanlah pengganti komunikasi verbal yang lengkap. Mereka lebih baik digunakan sebagai pelengkap atau alat tambahan untuk memperkaya komunikasi kita. Tetap penting untuk mengembangkan keterampilan komunikasi verbal yang baik, karena kata-kata yang tepat dan pemahaman yang mendalam tetap penting dalam berinteraksi dengan orang lain.

Seperti halnya dengan segala fenomena budaya populer, ada juga kritik terhadap dominasi emoji dalam komunikasi modern. Beberapa skeptis berpendapat bahwa penggunaan emoji secara berlebihan dapat menggantikan kemampuan kita untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang tepat. Mereka khawatir bahwa kelebihan emoji dapat memperlemah kemampuan kita dalam memahami dan mengartikan bahasa yang kompleks.

Namun, meskipun ada kritik dan kontroversi seputar penggunaan emoji, tidak ada yang bisa mengabaikan dampak besar yang telah mereka buat dalam komunikasi manusia. Emoji adalah bahasa universal yang melewati batasan budaya dan bahasa. Mereka membawa emosi dan ekspresi ke dalam pesan teks yang sering kali dingin dan tanpa rasa.

Mungkin, pada Hari Emoji Sedunia ini, kita harus melihat lebih jauh dari sekadar ikon lucu di ponsel pintar kita. Kita harus menghargai makna yang lebih dalam yang dibawa oleh emoji dan peran penting yang mereka mainkan dalam membentuk cara kita berkomunikasi saat ini. Meskipun mereka mungkin tampak sederhana, emoji adalah kekuatan yang membantu menyatukan dunia dalam bahasa emosi yang universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun