Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kasus Rabies di Indonesia: Tantangan Besar dalam Penanganan dan Pencegahan

30 Juni 2023   13:55 Diperbarui: 30 Juni 2023   13:57 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kasus rabies di Indonesia terus meningkat pada periode Januari-April 2023. ilustrasi: freepik.com

Rabies, atau yang sering dikenal sebagai "penyakit anjing gila", masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengancam masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf, dan dapat menular ke manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Sayangnya, jika tidak segera ditangani, rabies dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Hewan utama yang menjadi penular rabies adalah anjing. Namun, tidak hanya anjing, hewan lain seperti kelelawar, kucing, dan kera juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya kepada manusia. Virus ini dapat ditularkan melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang berisiko tinggi sebagai penular rabies adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.

Gejala rabies dapat bervariasi dan muncul antara 5 hari hingga 1 tahun setelah terinfeksi. Biasanya, gejala akan muncul sekitar 30-90 hari setelah seseorang tergigit oleh hewan yang terinfeksi. Jika gigitan terjadi dekat dengan otak, misalnya di dada, leher, atau kepala, gejala dapat muncul lebih cepat. Gejala awal yang dapat muncul meliputi demam atau menggigil, kesemutan, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan nafsu makan.

Seiring berjalannya waktu, penderita rabies akan mengalami keluhan lanjutan seperti kram otot, sesak napas, halusinasi, dan koma. Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa kondisi pasien semakin memburuk dan pengobatan yang tepat harus segera dilakukan.

Apabila mengalami gejala rabies atau telah tergigit atau dicakar oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, segera konsultasikan dengan dokter. Pertolongan medis yang cepat sangat penting, terutama jika gigitan atau cakaran terjadi di kepala atau leher. Rabies merupakan penyakit yang mengancam nyawa, oleh karena itu, pastikan untuk mendapatkan serum atau vaksin rabies dalam waktu maksimal 2 hari setelah terinfeksi. Jika mengalami gejala lanjutan setelah digigit oleh hewan liar dalam kurun waktu sekitar 1 bulan, segera periksakan diri ke dokter.

Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kasus rabies di Indonesia terus meningkat pada periode Januari-April 2023. Jumlah kasus rabies mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan sebanyak 31.113 kasus dilaporkan selama periode tersebut. Selain itu, terdapat 23.211 kasus gigitan hewan yang telah mendapatkan vaksin antirabies, namun masih terdapat 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies.

Baca juga: Siapa Ismailmu?

Berdasarkan laporan kasus, Bali menjadi provinsi dengan jumlah kasus rabies tertinggi, mencapai 14.827 kasus. Di urutan kedua terdapat Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 3.437 kasus, diikuti oleh Sulawesi Selatan dengan 2.338 kasus. Provinsi Kalimantan Barat menempati posisi keempat dengan 1.188 kasus, sementara Sumatra Barat berada di posisi kelima dengan 1.171 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, mengakui bahwa rabies merupakan tantangan besar di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata terdapat lebih dari 80.000 kasus gigitan hewan rabies setiap tahunnya, dengan rata-rata 68 orang meninggal akibat penyakit ini. Hal ini menunjukkan perlunya upaya yang lebih serius dalam penanganan dan pencegahan rabies di Indonesia.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Kemenkes telah gencar mengadakan vaksinasi untuk manusia. Hampir 227.000 vial vaksin telah didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Langkah ini penting untuk melindungi manusia dari potensi penularan virus rabies.

Meskipun demikian, masih terdapat 25 provinsi di Indonesia yang menjadi endemis rabies, yang berarti kasus rabies masih sering terjadi di wilayah tersebut. Namun, terdapat juga 8 provinsi yang telah dinyatakan bebas penyakit rabies, seperti Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.

Dalam penanganan rabies, anjing merupakan hewan utama yang terlibat dalam penularan virus kepada manusia. Sebanyak 95% kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Meskipun ada beberapa hewan liar seperti rubah, rakun, dan kelelawar yang juga dapat bertindak sebagai reservoir virus, gigitan anjing tetap menjadi penyebab utama penularan rabies pada manusia.

Berikut ini adalah beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran rabies:

Vaksinasi Hewan Peliharaan: Vaksinasi adalah langkah pencegahan utama dalam melawan rabies. Pastikan hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, mendapatkan vaksin rabies secara rutin sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan. Vaksinasi ini tidak hanya melindungi hewan dari rabies, tetapi juga mencegah penularan virus tersebut kepada manusia.

Hindari Kontak langsung dengan Hewan Liar: Menghindari kontak langsung dengan hewan liar, terutama anjing liar, kelelawar, dan hewan liar lainnya yang berpotensi terinfeksi rabies, sangat penting. Jangan mencoba untuk memegang, memberi makan, atau mendekati hewan-hewan ini tanpa perlindungan yang memadai.

Tidak Mengganggu Hewan yang Sedang Sakit atau Liar: Jika Anda menemukan hewan yang terlihat sakit atau liar, jangan mencoba untuk mendekatinya atau memindahkannya sendiri. Segera laporkan ke pihak yang berwenang, seperti dinas kesehatan atau petugas hewan, agar dapat ditangani dengan aman dan sesuai prosedur.

Menghindari Gigitan Hewan: Berhati-hatilah saat berinteraksi dengan hewan, terutama yang tidak dikenal atau yang terlihat agresif. Jika Anda tergigit oleh hewan, segera lakukan pertolongan pertama dengan membersihkan luka menggunakan air dan sabun, dan segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi dan perawatan yang diperlukan.

Mengedukasi Anak-Anak: Ajarkan anak-anak untuk menjauhi hewan liar, tidak memegang hewan yang tidak dikenal, dan melaporkan kepada orang dewasa jika melihat hewan yang terlihat sakit atau berbahaya. Meningkatkan kesadaran anak-anak mengenai bahaya rabies dapat membantu melindungi mereka dari paparan virus ini.

Hindari Sarang Kelelawar: Jika Anda tinggal di daerah dengan populasi kelelawar yang tinggi, pastikan untuk menghalangi akses ke sarang kelelawar di sekitar rumah Anda. Ini dapat membantu mengurangi risiko kontak dengan kelelawar yang mungkin terinfeksi rabies.

Edukasi Masyarakat: Melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai gejala rabies, bahaya penularan, langkah-langkah pencegahan, dan tindakan yang harus dilakukan saat terinfeksi sangat penting. Melalui program edukasi yang luas, kita dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi hewan peliharaan dan bagaimana cara melindungi diri sendiri dari rabies.

Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan setelah tergigit hewan yang diduga terinfeksi rabies adalah:

  • Hentikan perdarahan aktif dengan menekan bagian yang terluka menggunakan kain bersih atau kain kasa.
  • Bersihkan luka gigitan atau cakaran dengan air dan sabun selama 10-15 menit.
  • Oleskan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine ke luka tersebut.
  • Segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies, sehingga infeksi dan peradangan pada otak dapat dicegah.

Kesadaran dan kerjasama semua pihak adalah kunci dalam mengatasi masalah rabies di Indonesia. Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, seperti vaksinasi hewan peliharaan dan penanganan yang cepat saat terinfeksi, kita dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat dari ancaman penyakit yang mematikan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun