Selain itu, perhatikan pola makan Anda. Batasan asupan makanan tinggi purin, seperti daging merah, makanan laut, dan alkohol, dapat membantu mengendalikan kadar zat pembentuk batu dalam urin. Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan sumber protein nabati.
Mari kita melihat lebih dekat dan mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya tentang kasus batu ginjal di Indonesia.
1. Prevalensi Batu Ginjal yang Meningkat
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2018, prevalensi penyakit ginjal kronis (PGK) di Indonesia mencapai 0,38 persen. Meski angka ini menunjukkan peningkatan, namun kemungkinan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.Â
Penelitian yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) pada tahun 2006 di beberapa titik di Jawa menemukan kejadian PGK mencapai sekitar 12,5 persen. Ini menunjukkan adanya variasi yang signifikan dalam prevalensi PGK di berbagai wilayah di Indonesia.
Data dari Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018 juga memberikan gambaran yang mengkhawatirkan. IRR memperkirakan angka kejadian gagal ginjal yang memerlukan dialisis sekitar 499 per juta penduduk. Angka ini mencerminkan beban penyakit yang signifikan yang terkait dengan gagal ginjal di Indonesia.
2. Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi seseorang lebih rentan terhadap batu ginjal di Indonesia. Di antara faktor-faktor ini adalah pola makan yang buruk, kurangnya asupan air, cuaca panas, kelebihan berat badan atau obesitas, riwayat keluarga, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes dan gangguan metabolik.
3. Kasus Batu Ginjal pada Usia Muda
Salah satu hal yang mencolok adalah meningkatnya kasus batu ginjal pada usia muda di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kasus batu ginjal terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 40 tahun. Ini menunjukkan perlunya kesadaran dini dan pencegahan pada kelompok usia ini.
4. Dampak Ekonomi dan Sosial