Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Perlindungan dan Menghormati Lansia

15 Juni 2023   06:16 Diperbarui: 18 Juni 2023   09:05 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Kesadaran Penyalahgunaan Lansia Sedunia atau yang dikenal dengan sebutan World Elder Abuse Awareness Day (WEAAD) diperingati setiap tanggal 15 Juni setiap tahunnya. 

Inisiatif ini pertama kali diluncurkan oleh Jaringan Internasional untuk Pencegahan Penyalahgunaan Penatua dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 15 Juni 2006. 

Tujuan dari perayaan hari ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan bentuk-bentuk pelecehan yang dialami oleh generasi yang lebih tua. Meskipun sudah menginjak tahun 2023, kasus-kasus penyalahgunaan terhadap lansia masih merupakan masalah sosial yang mengkhawatirkan.

WEAAD memberikan kesempatan bagi masyarakat di seluruh dunia untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik mengenai pelecehan yang diderita oleh lansia. 

Data penelitian menunjukkan bahwa antara 4 hingga 6 persen lansia mengalami berbagai bentuk pelecehan, namun sayangnya sebagian besar kasus ini tidak dilaporkan. Inilah mengapa peringatan Hari Kesadaran Penyalahgunaan Lansia Sedunia sangat penting, karena upaya perlindungan dan penghormatan terhadap lansia harus terus ditingkatkan.

Pelecehan terhadap lansia adalah masalah serius yang harus mendapat perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah. Lansia, dengan pengalaman hidup yang panjang dan kontribusi yang berharga bagi masyarakat, seharusnya mendapatkan penghargaan dan perawatan yang pantas. 

Namun, kenyataannya masih ada individu yang menyalahgunakan posisi dan kekuasaan mereka untuk merugikan lansia. Bentuk pelecehan yang dialami oleh lansia meliputi kekerasan fisik, penelantaran, pelecehan emosional, eksploitasi keuangan, dan pelecehan seksual. Semua bentuk pelecehan ini memiliki efek yang merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Dalam beberapa kasus, pelecehan terhadap lansia terjadi di lingkungan keluarga, di mana lansia seharusnya merasa aman dan dilindungi. Ironisnya, orang-orang yang seharusnya menjadi penyokong dan pelindung bagi lansia justru menjadi pelaku pelecehan.

Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai hak-hak lansia serta konsekuensi hukum bagi pelaku pelecehan.

Selain pelecehan di tingkat individu, permasalahan pelecehan terhadap lansia juga dapat terjadi di lembaga perawatan lansia. Pelayanan kesehatan yang buruk, penelantaran, dan perlakuan yang tidak manusiawi adalah beberapa contoh pelecehan yang sering terjadi di lembaga perawatan lansia. 

Para pengelola lembaga perawatan lansia harus bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman, mengutamakan kebutuhan dan martabat lansia, serta melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan tentang perawatan mereka.

DI Indonesia, permasalahan penyalahgunaan terhadap lansia juga menjadi isu yang perlu diperhatikan secara serius. Meskipun data spesifik terkait penyalahgunaan lansia di Indonesia tidak tersedia, kita dapat merujuk pada beberapa isu yang sering muncul dalam konteks lansia di negara ini.

Pertama, adalah masalah kekerasan fisik dan penelantaran terhadap lansia.

Sayangnya, terdapat kasus-kasus di mana lansia menjadi korban kekerasan fisik atau mengalami penelantaran baik di lingkungan keluarga maupun di lembaga perawatan.

Kurangnya pemahaman tentang hak-hak lansia, kurangnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya sistem pengawasan yang efektif berkontribusi terhadap terjadinya penyalahgunaan ini.

Kedua, pelecehan emosional dan eksploitasi keuangan terhadap lansia juga merupakan permasalahan yang perlu diperhatikan.

Lansia rentan menjadi korban manipulasi emosional, pelecehan verbal, atau penyalahgunaan kepercayaan yang dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius. 

Selain itu, eksploitasi keuangan juga menjadi ancaman serius bagi lansia di Indonesia. Banyak kasus di mana lansia ditipu, kehilangan aset mereka, atau dimanfaatkan secara finansial oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan penyalahgunaan lansia di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan perlindungan hukum dan kebijakan yang memperkuat hak-hak lansia. Sistem pengawasan yang lebih baik harus didirikan untuk mencegah, mendeteksi, dan menindak kasus-kasus penyalahgunaan terhadap lansia.

Selain itu, kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan melalui kampanye edukasi yang luas. Pendidikan tentang hak-hak lansia, tanda-tanda pelecehan, dan pentingnya menghormati dan melindungi lansia harus diperkenalkan sejak dini. 

Sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, dan keluarga harus berperan aktif dalam mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menghormati dan memberikan perhatian kepada lansia.

Tidak perlu slot mata pelajaran khusus tentunya, hanya membiasakan setiap hari untuk menghormati yang lebih tua terutama mereka yang sudah lansia di lingkungan sekolah akan membentuk karakter bagi generasi muda. 

Bukankah dahulu orang-orang lebih menghormati mereka yang lebih tua, juga lebih baik dalam menjaga sopan santun? Mengapa sekarang anak-anak lebih dekat dengan kata-kata kasar dan umpatan serta sikap yang tidak baik? Orang tua adalah diri Anda sendiri di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun