Hari ini, pada tanggal 13 Juni, dunia bersatu untuk memperingati Hari Kesadaran Albinisme Internasional. Peringatan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memupuk rasa empati terhadap individu yang hidup dengan albinisme, sebuah kondisi genetik yang ditandai oleh kurangnya atau produksi melanin yang terbatas, pigmen yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit, rambut, dan mata. Orang dengan albinisme, biasa disebut albino, menunjukkan keindahan yang unik dengan warna kulit yang cerah, rambut putih, dan mata berwarna terang.
Dimulai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2013, Hari Kesadaran Albinisme Internasional mendapat pengakuan global. Pada tanggal 18 Desember 2014, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang menetapkan tanggal 13 Juni sebagai hari resmi untuk mempromosikan pemahaman dan penerimaan terhadap albinisme.
Albinisme, sebuah anomali genetik, memengaruhi orang-orang tanpa memandang etnisitas atau lokasi geografis mereka. Diperkirakan bahwa satu dari setiap 20.000 individu di seluruh dunia lahir dengan beberapa bentuk albinisme. Meskipun kondisi ini menghadirkan tantangan-tantangan tertentu, penting untuk mengakui bahwa orang dengan albinisme memiliki beragam bakat, aspirasi, dan impian seperti orang lain. Dengan merayakan Hari Kesadaran Albinisme Internasional, kita memiliki kesempatan untuk menghapuskan kesalahpahaman, memberdayakan individu dengan albinisme, dan membangun masyarakat yang inklusif.
Albinisme adalah sebuah kelainan genetik yang disebabkan oleh kurangnya atau tidak adanya produksi melanin, yaitu pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. Kondisi ini dapat memengaruhi individu di berbagai tingkatan dan bervariasi dalam tingkat keparahan. Ada beberapa jenis albinisme yang dapat terjadi, termasuk albinisme okular, albinisme oculocutaneous, dan albinisme dengan gejala lain yang terkait.
Dampak dari albinisme dapat bervariasi antara individu. Beberapa gejala dan dampak yang umum terkait dengan albinisme adalah sebagai berikut:
Kepekaan terhadap sinar matahari: Kekurangan melanin dalam kulit dapat menyebabkan kulit yang sangat sensitif terhadap sinar matahari. Orang dengan albinisme memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terbakar sinar matahari dan mengalami kerusakan kulit jika tidak dilindungi dengan baik dari paparan sinar ultraviolet.
Masalah penglihatan: Kekurangan melanin dalam mata juga dapat menyebabkan masalah penglihatan pada individu dengan albinisme. Gejala yang umum termasuk kepekaan terhadap cahaya terang (fotofobia), penglihatan buram, ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas pada jarak jauh atau dekat (rabun jauh atau rabun dekat), dan gangguan penglihatan tiga dimensi (penglihatan stereopsis).
Warna mata dan kulit yang terpengaruh: Orang dengan albinisme sering memiliki mata berwarna terang, seperti biru atau abu-abu muda, karena kurangnya pigmen melanin. Kulit mereka juga cenderung memiliki warna yang lebih terang atau pucat dibandingkan dengan individu tanpa albinisme.
Gangguan penglihatan lainnya: Beberapa individu dengan albinisme juga dapat mengalami gangguan lain yang terkait dengan penglihatan, seperti nistagmus (gerakan mata yang tidak terkontrol), strabismus (mata juling), dan ambliopia (mata malas).
Penyebab albinisme adalah kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Mutasi genetik pada gen yang terlibat dalam produksi melanin menyebabkan albinisme. Untuk mewarisi albinisme, biasanya kedua orang tua harus membawa gen albinisme, bahkan jika mereka sendiri tidak menunjukkan gejala albinisme.
Meskipun albinisme bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan, perawatan dan dukungan yang tepat dapat membantu individu dengan albinisme mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Misalnya, penggunaan tabir surya, pakaian pelindung, dan kacamata hitam dapat membantu melindungi kulit dan mata dari sinar matahari yang berbahaya. Terapi visual, seperti terapi oklusi atau penggunaan lensa koreksi, juga dapat membantu memperbaiki kemampuan penglihatan.
Penting untuk menciptakan kesadaran dan pemahaman yang lebih luas tentang albinisme, menghilangkan prasangka dan diskriminasi yang sering dialami oleh individu dengan albinisme, dan memastikan akses mereka ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan yang setara. Dengan masyarakat yang inklusif dan dukungan yang tepat, individu dengan albinisme dapat mencapai potensi penuh mereka dan menjalani kehidupan yang bermartabat dan berharga.
Salah satu aspek penting dalam memahami albinisme adalah menghilangkan stereotip dan prasangka yang seringkali melekat pada kondisi ini. Orang-orang dengan albinisme sering kali dihadapkan pada diskriminasi, pengucilan sosial, dan kekerasan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang albinisme di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, melalui peringatan Hari Kesadaran Albinisme Internasional, kita dapat memberikan pendidikan yang tepat dan mengedukasi masyarakat untuk menghormati, mendukung, dan menerima individu dengan albinisme tanpa prasangka.
Penting untuk menciptakan lingkungan inklusif di mana orang-orang dengan albinisme dapat hidup tanpa rasa takut atau diskriminasi. Dalam hal ini, peran pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sangat penting. Mereka harus bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan dan program yang melindungi hak-hak individu dengan albinisme, memastikan aksesibilitas penuh terhadap layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan sosial.
Selain itu, keluarga dan teman-teman juga memegang peran penting dalam membangun dukungan dan penerimaan terhadap individu dengan albinisme. Mereka dapat memberikan cinta, pemahaman, dan dukungan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh orang-orang dengan albinisme.
Dalam konteks pendidikan, penting bagi sekolah dan institusi pendidikan untuk menyediakan lingkungan yang inklusif bagi siswa dengan albinisme. Mereka harus mengadopsi pendekatan yang mempertimbangkan kebutuhan khusus mereka, seperti memberikan bantuan visual, pengaturan pencahayaan yang sesuai, dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik di antara teman sekelas mereka.
Di dunia kerja, penting untuk menghilangkan diskriminasi dan memberikan kesempatan yang setara bagi individu dengan albinisme. Masyarakat harus mengakui potensi dan kontribusi yang dapat mereka berikan. Melalui langkah-langkah seperti mengadopsi kebijakan inklusi kerja, memastikan aksesibilitas fisik dan teknologi, serta memberikan pelatihan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memberdayakan individu dengan albinisme untuk mencapai penuh potensinya.
Namun, perubahan tidak terjadi dengan sendirinya. Dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama semua pihak untuk mencapai inklusi yang sejati bagi individu dengan albinisme. Kami semua memiliki tanggung jawab untuk memerangi diskriminasi, mempromosikan kesadaran, dan membangun masyarakat yang inklusif, di mana setiap orang dihargai dan diakui dalam keunikan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H