Pendapat saya mengenai jamu modern ini tergantung pada konteksnya. Di satu sisi, inovasi dalam ramuan jamu dapat membawa manfaat baru dan cara yang lebih menarik untuk mengonsumsi jamu.Â
Penggunaan teknik brewing atau metode modern lainnya dapat menghasilkan rasa dan tekstur yang lebih menyenangkan bagi banyak orang, terutama yang belum terbiasa dengan rasa khas jamu tradisional. Hal ini juga dapat memperluas basis konsumen jamu, mencakup generasi yang lebih muda yang mungkin tidak terlalu akrab dengan konsumsi jamu secara tradisional.
Bagi saya sendiri, jamu sangat berperan dalam membantu mengobati penyakit hepatitis B yang saya dapat dari Ayah karena ia bersifat menurun. Konsumsi paitan atau brotowali setiap pagi dan sore sewaktu kecil dahulu bisa menyembuhkan saya dari penyakit itu padahal ada yang harus mendapat suntikan seharga satu juta setiap harinya untuk dapat sembuh total dari Hepatitis B. Â
Penting untuk tetap menghormati warisan budaya dan nilai tradisional dalam proses inovasi jamu. Kualitas bahan baku dan pemilihan ramuan yang tepat harus tetap menjadi fokus utama. Sementara jamu modern menawarkan variasi dan kepraktisan yang menarik, tidak boleh melupakan esensi dan manfaat kesehatan dari ramuan tradisional yang telah terbukti sejak dulu.
Sebagai pecinta jamu, ada banyak pilihan yang tersedia untuk menjaga kesehatan dan mendapatkan manfaat dari ramuan alami. Terlepas dari pilihan kita, baik itu tradisional atau dengan sentuhan modern, yang terpenting adalah menghargai warisan budaya dan tetap menjaga kualitas serta manfaat kesehatan dari setiap jenis jamu yang kita konsumsi.
Jamu adalah kekayaan budaya kita yang patut dijaga dan diperkenalkan kepada dunia. Mari terus menggali keberagaman jenis jamu yang ada dan mempelajari manfaat kesehatan yang dapat kita peroleh darinya. Semoga jamu tetap menjadi warisan yang bernilai dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita.
Yuk, buat sendiri jamu pilihan kita atau bisa juga beli langsung ke mbok-mbok jamu yang lewat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H