Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Membangun Ketahanan Pangan dan Menghadapi Tantangan Rekayasa Genetika

7 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   09:08 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Setiap tahunnya, pada tanggal 7 Juni, dunia merayakan Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan dan mendorong tindakan yang berkelanjutan dalam melindungi dan meningkatkan sistem pangan global. 

Hari ini memberikan kesempatan bagi individu, pemerintah, dan organisasi di seluruh dunia untuk memperkuat langkah-langkah yang diperlukan dalam memastikan makanan yang aman, sehat, dan bergizi. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam memiliki tantangan unik dalam sektor pertanian dan pangan, oleh karena itu peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia memiliki relevansi yang tinggi.

Keamanan pangan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Hal ini berkaitan dengan jaminan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat aman serta bebas dari risiko penyakit dan kontaminasi. Namun, tantangan yang dihadapi dalam mencapai keamanan pangan yang optimal di Indonesia tidaklah mudah. 

Kerentanan terhadap keracunan makanan, keberlanjutan sistem pertanian dan pangan, serta keamanan pangan di sektor perikanan dan kelautan menjadi isu-isu penting yang perlu kita perhatikan.

Salah satu isu yang sangat relevan dengan keamanan pangan adalah penggunaan rekayasa genetika dalam produksi pangan. Rekayasa genetika melibatkan manipulasi genetik organisme, termasuk tanaman dan hewan, untuk menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan. 

Meskipun rekayasa genetika dapat memberikan manfaat seperti peningkatan hasil panen, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta peningkatan kandungan gizi pada tanaman, namun terdapat juga potensi bahaya yang perlu diperhatikan dengan seksama. Salah satu kekhawatiran utama terkait dengan rekayasa genetika pada makanan adalah dampak jangka panjang terhadap kesehatan manusia. 

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi keamanan pangan yang dihasilkan dari rekayasa genetika, namun demikian masih terdapat pula perdebatan dan ketidakpastian mengenai efek jangka panjang dari konsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan hasil rekayasa genetika. 

Beberapa studi menunjukkan adanya potensi efek negatif pada kesehatan, seperti alergi, gangguan hormonal, dan resistensi terhadap antibiotik. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan badan regulasi untuk menjalankan pengujian serta evaluasi yang ketat terhadap pangan hasil rekayasa genetika sebelum diizinkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Selain itu, penggunaan rekayasa genetika dalam pertanian juga berdampak pada keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati. Tanaman hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap hama serta penyakit dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida, namun juga dapat menyebabkan berkembangnya resistensi hama dan mengurangi keanekaragaman hayati. 

Selain itu, ada juga risiko penyebaran gen hasil rekayasa genetika dari tanaman yang dimodifikasi ke tanaman alami melalui persilangan lintas spesies, yang dapat mengganggu ekosistem alami. 

Hal ini menimbulkan keprihatinan akan dampak jangka panjang pada keanekaragaman hayati dan keragaman genetik di Indonesia, yang merupakan salah satu negara megadiversitas.

Belum lagi beberapa bibit tanaman hasil rekayasa genetika tidak dapat digunakan secara berkelanjutan, dalam artian setelah panen misalnya, biji yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menghasilakan tanaman baru. 

Para petani harus membeli lagi bibit-bibit hasil rekayasa genetika ini ke produsen. Berubahnya genetika keturunan bagi manusia yang mengkonsumsi juga perlu dicermati apakah para orang tua yang dahulunya sering mengkonsumsi makanan hasil rekayasa genetika menurunkan anak yang memiliki ciri penyakit yang sama seperti alergi atau asma.

Di Indonesia, penggunaan rekayasa genetika dalam pertanian dan pangan telah menjadi perhatian yang serius. Beberapa jenis tanaman hasil rekayasa genetika, seperti kedelai dan jagung, telah diimpor dan digunakan dalam produksi pangan di Indonesia. 

Penting untuk mencermati dan mengawasi penggunaan teknologi ini dengan ketat, serta melibatkan pemangku kepentingan, termasuk petani, konsumen, dan organisasi masyarakat sipil, dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan rekayasa genetika pada makanan.

Pemerintah Indonesia perlu memastikan adanya regulasi yang kuat dan mekanisme pengawasan yang efektif terkait pangan hasil rekayasa genetika. Perlu juga dilakukan kampanye edukasi dan kesadaran kepada masyarakat mengenai keamanan dan potensi risiko dari makanan hasil rekayasa genetika. 

Selain itu, pemerintah dapat mendukung penelitian ilmiah yang independen untuk memahami dengan lebih baik dampak jangka panjang dari makanan hasil rekayasa genetika terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Dalam menghadapi tantangan keamanan pangan yang kompleks, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci. Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan dan regulasi yang kuat untuk melindungi keamanan pangan, serta melibatkan masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan tentang keamanan pangan. 

Pelaku usaha, termasuk produsen makanan, distributor, dan pengecer, juga harus berperan aktif dalam memastikan keamanan pangan melalui penerapan standar keamanan pangan yang ketat dan praktik yang baik dalam rantai pasokan makanan.

Hari Keamanan Pangan Sedunia menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran dan tindakan dalam mencapai keamanan pangan yang lebih baik di Indonesia.

Tantangan keamanan pangan yang dihadapi negara ini meliputi kerentanan terhadap keracunan makanan, keberlanjutan sistem pertanian dan pangan, keamanan pangan di sektor perikanan dan kelautan, serta bahaya potensial dari penggunaan rekayasa genetika dalam produksi pangan. 

Melalui langkah-langkah yang tegas, kolaboratif, dan berkelanjutan, Indonesia dapat membangun ketahanan pangan yang kokoh, memastikan ketersediaan makanan yang aman dan bergizi bagi seluruh masyarakat, serta melindungi lingkungan dan keanekaragaman hayati yang tak ternilai harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun