Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kondisi Kualitas Udara dan Gas Rumah Kaca (GRK) Saat Mudik 1444H

27 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 27 Mei 2023   06:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Staklim Semarang (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG. 

            Setiap kali waktu lebaran tiba, umumnya dimulai pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan, masyarakat Indonesia pasti melakukan perjalanan kembali ke kampung halaman. Mereka yang bekerja di kota-kota besar khususnya wilayah Jabodetabek memilih untuk merayakan lebaran bersama keluarga di daerah asal. Hal ini sudah menjadi budaya yang turun termurun di Indonesia apalagi bagi mereka yang berdomisili di Pulau Jawa.

            Begitupun pula menjelang 1 Syawal 1444H lalu, arus mudik ramai lancar seperti tahun-tahun sebelumnya. Seluruh moda transportasi baik yang umum seperti kereta api, pesawat dan bus penuh ketika waktu mudik tiba. Tak sedikit juga yang membawa kendaraan pribadi dari kota-kota besar menuju ke desa dan kota-kota kecil yang menjadi destinasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), volume kendaraan mudik lebaran 2023 tembus 26,4 juta, naik sebesar 45 persen dibandingkan pada periode Lebaran 2022.

            Pergerakan manusia dalam jumlah besar ini tentu akan mempengaruhi kondisi kualitas udara baik di tempat yang ditinggalkan sementara maupun wilayah yang menjadi tujuan utama perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Kemayoran-Jakarta (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG.
Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Kemayoran-Jakarta (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG.

             Berdasarkan data kualitas udara PM 2,5 di Jakarta (Kemayoran), nilai rata-rata harian sudah mengalami penurunan drastis pada 11 April 2023 kemudian terus menanjak naik terutama hingga puncak lebaran yakni 20 April 2023. Nilainya kemudian turun kembali hingga 28 April 2023 dan menanjak naik setelah itu menuju garis rata-rata tahun 2022, hal yang menandakan arus balik para pemudik ke kota Jakarta. Berdasarkan grafik, rentang waktu antara tanggal 11 April hingga 28 April 2023, yang ditandai garis berwarna oranye, boleh dikatakan sebagai waktu mudik bagi masyarakat yang bekerja di wilayah ibukota. Nilai PM 2,5 berada di bawah rata-rata tahun 2022, meskipun melampaui rata-rata bulan April 2023 beberapa hari sebelum dan setelah lebaran tiba. Nilai rata-rata tahun 2022 di wilayah Jakarta yang tinggi diduga akibat masih diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada tahun tersebut serta masih terkonsentrasinya manusia di wilayah Jakarta tanpa keleluasaan dan dukungan fasilitas untuk melakukan mudik seperti pada tahun 2023.

 Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Mlati-Yogyakarta (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG.
 Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Mlati-Yogyakarta (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG.

            Tak sampai di sini, kita dapat membandingkan data di atas sebagai representasi dari data daerah yang ditinggalkan dengan data kualitas udara di Yogyakarta sebagai salah satu destinasi mudik pada lebaran 1 Syawal 1444H lalu dalam kurun waktu yang sama.

            Di Yogyakarta sendiri sudah terjadi peningkatan konsentrasi rata-rata harian PM 2,5 mulai tanggal 17 April 2023 dan terus naik hingga 10 Mei 2023. Nilainya baru mulai turun menuju ke garis rata-rata tahun 2022 dan rata-rata bulan April 2023 pada 11 Mei 2023. Hal ini dapat menunjukkan keberadaan Kota Yogyakarta yang menjadi salah satu destinasi mudik favorit. Data PM 2,5 rata-rata tahun 2022 di Yogyakarta dan rata-rata bulan April 2023 memiliki nilai hampir sama, hanya berbeda sekitar 0,02 gram/m3.

Baca juga: Maafkan Aku Ibu

            Tentunya dengan melihat data ini kita dapat menunjukkan bahwa perpindahan populasi penduduk dapat mengakibatkan perubahan kondisi kualitas udara. Terbukti dengan penurunan kondisi kualitas udara di Yogyakarta dan naiknya kondisi kualitas udara di Jakarta.  

Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Staklim Malang (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG. 
Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Staklim Malang (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG. 

            Berikutnya adalah analisa dari data grafik kualitas udara di Malang. Meskipun tidak persis berada di kotanya, seperti halnya juga di Yogyakarta, kondisi kualitas udara di kota ini tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Yogyakarta.

            Secara umum konsentarsi rata-rata harian PM 2,5 di Malang mulai mengalami peningkatan di atas rata-rata tahun 2022 dan rata-rata April 2023 pada 15 April 2023 hingga 10 Mei 2023. Meskipun sempat turun cukup jauh di tanggal 20 dan 29 April 2023, kurun waktu di atas yang ditandai dengan grafik berwarna oranye cukup merepresentasikan kondisi kualitas udara yang berubah dengan kenaikan konsentrasi PM 2,5 selama kurun periode mudik. Sama halnya seperti Yogyakarta, rata-rata tahun 2022 dan rata-rata bulan April 2023 berada di nilai yang tak jauh berbeda, hanya berbeda 0,68 gram/m3 saja.

             Selanjutnya kita beralih ke kota terakhir yakni Semarang. Meskipun banyak media yang memberitakan bahwa Semarang merupakan salah satu destinasi mudik tahun ini, namun dari data PM 2,5 dapat kita lihat bahwa hal tersebut tidaklah benar. Semarang sama halnya seperti Jakarta merupakan tempat bekerja bagi kaum urban yang tinggal di wilayah sekitarnya. Dari grafik dapat kita lihat bahwa pada puncak lebaran yakni mulai tanggal 20 April 2023 memang titik konsentrasi PM 2,5 berada di atas rata-rata tahun 2022 dan rata-rata bulan April 2023, namun demikian nilai tersebut turun hingga di bawah garis rata-rata hanya dua hari berselang, yakni pada 22 April 2023. Kondisi ini terus berlangsung hingga 7 Mei 2023, grafik kemudian menanjak naik kembali pada 8 Mei hingga 9 Mei 2023.

Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Staklim Semarang (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG. 
Grafik PM 2,5 Rata-rata Harian di Staklim Semarang (gram/m3). Sumber: hasil analisa pribadi penulis dari data kualitas udara BMKG. 

              Berdasarkan data spasial yang diambil dari sensor TROPOMI (TROPOspheric Monitoring Instrument) pada satelit Sentinel-5 Precursor, kita juga dapat mengamati perubahan konsentrasi Nitrogen dioksida secara spasial sekitar hari lebaran, yakni saat arus mudik dan balik berlangsung.

              Nitrogen dioksida (NO2) sendiri merupakan salah satu gas yang penting di atmosfer bumi dan terdapat di troposfer serta stratosfer. Gas ini memasuki atmosfer sebagai akibat dari aktivitas antropogenik (terutama pembakaran bahan bakar fosil dan pembakaran biomassa) serta proses alami (kebakaran hutan, kilat, dan proses mikrobiologis di tanah). Oleh karena itu gas NO2 dapat dijadikan salah satu parameter dalam mengukur aktivitas manusia karena keterkaitannya dengan gas buang kendaraan bermotor akibat pembakaran bahan bakar dari jenis minyak bumi.

               Data spasial yang ditampilkan pada gambar di bawah merupakan data rata-rata 2 harian meliputi wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya antara tanggal 14 April 2023 hingga 3 Mei 2023.

Data spasial Nitrogen dioksida (NO2) yang diambil dari sumber: sensor TROPOMI (TROPOspheric Monitoring Instrument) pada satelit Sentinel-5 Precursor.
Data spasial Nitrogen dioksida (NO2) yang diambil dari sumber: sensor TROPOMI (TROPOspheric Monitoring Instrument) pada satelit Sentinel-5 Precursor.

            Dari data peta spasial di atas menunjukkan tangkat konsentrasi NO2 yang cukup merata di awal-awal tanggal 14 hingga 17 April, dengan konsentrasi NO2 kurang dari 0,0002 mol/m2 terlihat berada di DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian utara, Semarang, dan Surabaya. Waktu-waktu ini adalah masa awal mudik berlangsung.

            Pada puncak pelaksanaan hari raya yang pasti dibarengi dengan sholat ied berjamaah hanya terdapat peningkatan konsentrasi cukup signifikan pada konsentrasi NO2 di bagian sebelah barat Banten di atas selat Sunda. Di sekitar wilayah DKI Jakarta sendiri serta Jawa Barat terutama bagian utara konsentrasi NO2 tetap terjaga pada level di bawah 0,0002 mol/m2. Pabrik-pabrik yang berada di wilayah ini ditengarai menjadi penyebab masih stabilnya kondisi NO2 selain tentunya juga konsentrasi penduduk yang tetap masih padat meskipun sebagiannya sudah mudik.

            Hal tersebut di atas bertahan hingga tanggal 26 dan 27 April 2023 dimana terdapat kenaikan cukup signifikan di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, hingga Banten sebelah barat. Bertepatan dengan masa arus balik mudik yang pertama karena cuti bersama hanya sampai tanggal 25 April saja. Tanggal 26 April 2023 adalah hari masuk pertama setelah libur lebaran bagi mereka yang tidak memperpanjang cutinya.

            Data pada tanggal 2-3 Mei 2023 akhirnya menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan pada wilayah sekitar DKI Jakarta, Tangerang, serta daerah sebelah barat Banten. Hal ini bertepatan dengan akhir masa libur panjang yang dimulai dari sebelum idul fitri karena pada tanggal 1 Mei 2023 juga bertepatan dengan hari libur, yakni hari buruh internasional. Pada tanggal-tanggal 2 dan 3 inilah kemungkinan besar mulai kembalinya aktvitas manusia secara massif di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Merujuk pada data grafik konsentrasi PM 2,5 pada wilayah Semarang di tanggal-tanggal ini juga menunjukkan peningkatan konsentrasi meskipun tidak sampai berwarna merah (kurang dari 0,0002 mol/m2)

            Kondisi kualitas udara keempat kota di atas benar-benar dapat menunjukkan perbedaan konsentrasi PM 2,5 di daerah kota besar yakni Jakarta dan Semarang dengan kota-kota destinasi mudik, yaitu Yogyakarta dan Malang. Meskipun nilai PM 2,5 yang ditunjukkan belum ada yang melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) atau Batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien, yakni 65 gram/m3.

            Hal yang juga ditunjukkan oleh data NO2 dari satelit, yang menggambarkan pengaruh besar dari perpindahan serta keberadaan manusia terutama di Pulau Jawa, merepresentasikan kegiatan dan aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi kondisi kualitas udara sekitar.

            Penggunaan transportasi publik yakni kereta, bus, maupun pesawat sangat direkomendasikan sebagai upaya untuk mengurangi polusi serta gas rumah kaca di masa-masa mudik pada tahun-tahun ke depan. Penggunaan kendaraan pribadi disarankan bagi mereka yang sudah memiliki kendaraan listrik karena pembakaran bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya gas rumah kaca serta memburuknya kondisi kualitas udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun