Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Peretasan Data Bank (BSI) dan Ringkihnya Uang Digital

16 Mei 2023   11:15 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:28 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter Fusion Intelligence Center @ DarkTracer 

            Tidakkah pernah Saudara sekalian pikirkan betapa mudahnya bagi mereka yang mempunyai platform yang dapat memproduksi uang-uang digital ini, untuk membuat uang? Bukankah mereka tinggal mengetik dan menambahkan nol saja di belakang sebuah angka lalu uang itu ada dan dapat digunakan sekehendak hatinya? Dalam jumlah berapa pun!

            Bukankah itu sama saja dengan membuat uang turun dari langit? Menciptakan uang dari udara di sekitar? Bahkan hal itu lebih mudah lagi! Tinggal mengetikkannya saja melalui keyboard yang terhubung ke server-server pemroduksi uang digital.

            Sistem keuangan yang benar harusnya disokong oleh sumber uang yang nyata, yang dia tidak bergantung kepada apapun yang berada di luar dirinya. Tidak kepada kondisi politik, isu, maupun ancaman serta ketidakstabilan yang datang dari dalam dan luar. Uang tersebut harus memiliki nilai instrinsik, dimana nilai mata uang tersebut harus berada di dalam dirinya sendiri. Tidak mudah untuk dimodifikasi jumlahnya seenaknya sendiri dan harus memiliki ketahanan dalam hal daya tukar dalam jangka waktu yang lama.

            Jika menilik uang yang seharusnya atau yang ideal di atas, kita harusnya cukup jeli terhadap berbahayanya potensi uang digital dalam menghancurkan ekonomi dunia. Ketidakstabilan, terutama apabila jenis uang tersebut sudah tidak lagi dipercaya dan digunakan secara luas, dapat menimbulkan dampak serius. Misal saja bitcoin, suatu hari nanti pasti akan jatuh nilainya karena tergantikan dengan mata uang-mata uang digital lain terutama yang berasal dari lokal. Putusnya jaringan internasional karena disebabkan oleh bencana alam maupun perang juga akan langsung membabat habis fungsi uang digital.

            Oleh karena itu tidak salah jika kita mengingat kembali sejarah uang itu sendiri yang semenjak dahulu kala didominasi utamanya, dalam perdagangan di seluruh dunia, oleh dua jenis logam, yakni emas dan perak. Barulah setelah Amerika Serikat memenangi perang dunia kedua, dollar menjadi mata uang yang digunakan sebagai alat tukar perdagangan internasional antar negara menggantikan emas. Caranya bagaimana? Dollar saat itu melalui perjanjian Bretten Woods diwajibkan untuk digunakan sebagai alat tukar perdagangan antar negara. Seluruh negara di dunia dapat menukar emas-emas yang mereka miliki ke dalam Dollar.

            Nah, sudah tahu kan sekarang mengapa Dollar daya tukarnya sangat kuat dahulu kala di zaman Soekarno-Soeharto? Karena keberadaanya di-backing oleh emas. Meskipun hal tersebut hanya berlangsung hingga tahun 1970-an, yang karena Amerika Serikat mengubah nilai konvertibilitas Dollar-nya menjadi lebih tinggi membuat banyak negara tidak percaya dan meminta kembali emas-emasnya. Sayangnya Amerika Serikat segera menghentikan konvertibilitas emas ke Dollar dan menggantikannya ke minyak bumi. Dari tahun-tahun inilah awal munculnya istilah Petro-Dollar.

            Enak ya jadi pemenang perang dunia yang memiliki teknologi nuklir? Tak ada yang berani bersuara banyak saat itu, apalagi hanya beberapa negara-negara berkembang yang tercekik utang. Cukup memberi mereka diskon bunga saja dapat meunutup corongnya.

            Sekarang? Apa yang menjadi backing uang-uang digital itu? Di mana pun dan dalam merk apapun? Tak ada, hanya 'rasa percaya', itu saja. Kepercayaan nasabahnya, penggunanya, orang-orang yang memanfaatkan uang tersebut untuk keperluan sehari-hari, apapun juga, hanya itu, karena mereka 'percaya'.

            Padahal uang jenis ini paling tidak dapat digunakan, hampir sama seperti uang monopoli yang bisa diproduksi seenaknya oleh satu institusi. Coba saja tanya kepada mereka yang hidup di era perdagangan internasional zaman jalur sutera, jika ada yang masih hidup pasti mereka akan bertanya-tanya tentang seberapa bodohnya orang-orang yang mempercayakan sistem keuangannya kepada sistem digital semacam ini.

            Ringkihnya uang digital tak dapat disangkal, peretasan data hampir selalu terjadi lebih dari sekali setiap tahunnya, dan sayangnya kita tak pernah bertanya mengapa nilai tukar mata uang kita berkurang terus setiap tahunnya. Tak ada lagi yang bertanya mengapa tabungannya kini tak bisa dipakai sama sekali padahal dahulu bisa untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari di pasar.

Berkurangnya nilai mata uang kita berarti bertambahnya kekayaan dan nilai di tempat lain atau dengan bahasa lain ada yang mencuri kekayaan negeri ini dan kita tidak bisa melihatnya. Hanya percaya saja dan bekerja layaknya budak setiap hari tanpa tahu semua itu. Bahkan ketika gaji yang kita terima dalam bentuk uang palsu.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun