Malam itu seperti biasa Lusi tertidur di kamar atas rumahnya. Perasaannya tidak begitu menentu hampir selama sepekan ini. Mimpi-mimpinya selalu bercerita mengenai seseorang yang mencari-cari keberadaan dirinya, yang hampir selalu membuatnya terbangun di tengah malam.Â
Anehnya ibunya juga ikut terbangun beberapa kali, namun diam seribu bahasa ketika ia bertanya mengapa sang ibunda ikut terbangun seperti dirinya.Â
Dan, layaknya hari-hari kemarin, tengah malam ini ia pun terbangun dengan keringat bercucuran dari dahi hingga pelipis bagian bawah. Nafasnya terengah-engah, ia baru saja berlari dari kejaran mahkluk entah apapun itu namanya, yang tak berani dilihatnya, meskipun hanya dalam mimpi.
Duk Duk Duk
Ada suara dari bawah tangga. Rasa panik sesaat menguasai Lusi, ia teringat bayangan mimpinya barusan, mungkinkah...
Dengan cepat dan segera ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha berpikir jernih. Siapa tahu di bawah ibunya juga terbangun entah karena apa karena sang ibu tak pernah mau bercerita. Dengan perlahan Lusi mengatur nafas, menariknya dalam-dalam dan mengeluarkan pelan-pelan, sampai iramanya stabil dan ketenangan mendekatinya, meskipun masih tersisa rasa was-was di dalam sana.
'Nak...' Duk Duk Duk
Lusi mengernyit, ada sayup-sayup suara lain yang di dengarnya dari bawah, selain suara tadi yang barusan.
Mungkinkah itu suara ibunya?
Lusi bergegas turun dari ranjang dengan menyampirkan selimutnya ke samping, memberikan ruang bagi kakinya agar bebas bergerak.Â