Aku sudah lama memimpikan mempunyai rumah sendiri semenjak mulai bekerja. Tak perlu mewah, yang penting bisa menjadi tempat beristirahat yang nyaman seusai bekerja keras seharian.
"Mumpung masih single Rin," kataku kepada teman sekantor, Rini namanya, siang tadi ketika makan siang bersama di kantin kantor.
Kami berdua melihat-lihat brosur perumahan baru yang sedang dipromosikan tetapi tak ada satupun yang harganya pas sesuai dengan isi tabunganku.
"Inget rumah kosong yang itu gak Da?" tanya Rini kepadaku.
 "Yang mana? Yang gosipnya berhantu itu ya?" tanyaku kembali kepadanya.
"Yap, kalau gak salah ada salah satu agen perumahan yang mengiklankannya kemarin lalu, sebentar, harganya murah lho!"
Rini membuka tas kecilnya untuk mengambil HP, Â selama beberapa saat men-scroll dan mengetuk beberapa kali hingga sampai di halaman yang dimaksudnya.
"Ini, harganya cuma 150 juta! Padahal luasnya 70 meter persegi lho!"
 "Hah!? Yang benar!?"
Begitulah, aku yang tak pikir panjang segera menghubungi nomor HP yang tertera di brosurnya. Tak lama berselang dijawab oleh agen real esatate itu, bahkan ia juga membalas kalau 'rumahnya bisa dikredit selama 5 tahun'.