Seri Tadabbur Qur'an: Teknologi Teleportasi

            Kedua, bahwa pemindahan singgasana Ratu Balqis ini tidak melibatkan sihir sama sekali. Jika melibatkan sihir, maka yang paling mungkin yakni jika Nabi Sulaiman mengiyakan tawaran jin ifrit ketika ia berjanji akan memindahkan singgasananya sebelum ia berdiri dari tempat duduknya. Bukankah Nabi Sulaiman memang tidak melakukan sihir?

            "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut..." (QS Al-Baqarah ayat 102).

            Lalu apa alasan Al-Quran menuliskan tentang hal ini? Hal ketiga yang tak kalah penting yakni Allah SWT ingin menunjukkan kepada manusia yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW bahwa di akhir zaman sekalipun manusia yang hidup di zaman itu hanya sepersepuluh kehebatannya dibandingkan umat masa lalu (zaman sebelum banjir besar, Nabi Adam, Idris, hingga Nuh, wallahua'lam bishawab).

             Kebetulan hal ini dituliskan di Surat Saba ayat 45 sebagai berikut:

            "Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sedang orang-orang itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang terdahulu namun mereka mendustakan para rasul-Ku. Maka (lihatlah) bagaimana dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku."

            Sobat kompasiana yang sering membaca tentunya sudah pernah mendengar tentang Philadelphia Experiment atau Rainbow Experiment bukan? Jika kita menelaah tentang percobaan yang dilakukan militer Amerika pada masa perang dunia kedua ini, kita akan menemukan hubungan yang erat antara pemindahan singgasana Ratu Balqis dan berpindah tempatnya kapal USS Eldridge 200 mil dari Philadhelpia ke Norfolk, Virginia sebelum kembali lagi ke Philadelphia. Pada eksperimen ini disebutkan bahwa orang-orang yang berada di kapal, bagian tubuhnya menyatu dengan badan kapal setelah kapal itu kembali ke Philadhelpia. Apakah Al-Quran juga ingin mengatakan jika teknologi teleportasi hanya diperuntukkan bagi benda mati saja? Karena bagi Nabi Sulaiman sekalipun ia harus menaiki sebuah transportasi yang memanfaatkan angin untuk dapat berpindah tempat dengan cepat, tidak menggunakan teknolog teleportasi.

            Terakhir, Al-Quran benar-benar menunjukkan kepada kita yang hidup di era dengan teknologi maju seperti sekarang ini bahwa tidak berarti apapun kehebatan teknologi yang dimilki manusia. Bahkan jika teknologi itu bisa menunjukkan mimpi seseorang, Al-Quran sudah lebih dahulu mengabarkannya sekitar 1400 tahun yang lalu (baca: Al-Isra ayat 60). Ibadah dan ketaqwaan serta akhlak yang mulia lebih berarti dibandingkan dengan teknologi sehebat apapun. Semua ada masanya dan semua hanya ujian bagi manusia agar dapat hidup dengan bijaksana dengan berkaca atas apa yang telah terjadi pada umat-umat terdahulu.

            Akhir zaman? Mungkin tak beda jauh dari zaman Nabi Nuh hidup di dunia. wallahu a'lam bishawab.