Â
      Pada suatu masa, hiduplah seorang Raja yang sangat terkenal di seluruh dunia. Kerajaannya berada di suatu negeri yang diberkahi, bangsanya salah satu yang terbaik di dunia, saat itu tentunya. Karena bangsa Israel yang sekarang tidak sama dengan bangsa Israel saat sang Raja berkuasa. Setidaknya kerusakan yang ditimbulkan manusia-manusia di kerajaan itu tidak separah saat ini, yang seenaknya saja merampas tanah milik orang lain dan mengusir penduduk aslinya. Karena pada saat itu sihir juga marak di wilayah kerajaan tersebut.
      Saking maraknya sihir, orang-orang yang tinggal di wilayah kerajaan itu tidak merasa asing dengan hal-hal yang dianggap 'sedikit ajaib'. Sihir sendiri berhubungan dengan dunia tak kasat mata yang dihuni para jin, oleh karena itu wajar apabila banyak terdapat keterlibatan setan-setan dari golongan jin dalam hal sihir yang dilakukan oleh manusia. Biasanya manusia yang melakukan sihir harus mengorbankan sesuatu yang dicintainya agar dapat melakukan sihir. Padahal sebenarnya setan-setan itu selalu menipu manusia salah satunya melalui sihir.
      Nah, Tuhan pencipta langit dan bumi, menundukkan setan-setan dari golongan jin ini di bawah telapak kaki sang Raja. Raja siapa lalu yang dimaksud? Tentu saja tidak lain adalah Nabi Sulaiman alaihissalam, yang mewarisi kerajaannya dari sang ayah, nabi Daud alaihissalam. Bangsa Israel kala itu beruntung memiliki pemimpin yang bisa memebuat mereka berada di salah satu masa keemasan. Satu lagi nanti ketika Nabi Isa alaihissalam turun kembali ke dunia di Menara Putih sebelah timur Kota Damaskus dan menjadi makmum ketika sholat bersama jamaah kaum muslimin.
      Suatu ketika dalam sebuah rapat yang diselenggarakan rutin di dalam kerajaan, seekor makhluk tidak hadir untuk ikut serta. Makhluk ini adalah burung Hud-hud yang kala itu terlambat datang. Setelah ditanya sang Raja alasan keterlambatannya yang ternyata karena ia sedang mengamati sebuah kerajaan yang dipimpin seorang wanita di sebelah selatan. Negeri ini bernama Negeri Saba, sebuah kerajaan yang mendapat anugerah dari Allah SWT. Sayangnya  mereka menyembah matahari bukan Allah SWT, Tuhan pencipta langit dan bumi. Salah satu hal yang turut diceritakan oleh Hud-hud adalah tentang singgasana yang dimiliki Ratu wanitanya yang berukuran besar.
      Setelah memberi surat peringatan dan juga menolak hadiah yang diberikan oleh Ratu Saba, yakni Ratu Balqis, Raja Sulaiman memiliki ide untuk membawa singgasan sang Ratu ke dalam istananya. Ia bertanya kepada para pembesar di dalam istananya, siapa yang sanggup membawa singgasana berukuran besar ini ke hadapannya.
      Ifrit, salah satu makhluk yang kuat dari golongan jin menawarkan diri kepada Raja Sulaiman untuk membawa singgasana itu ke hadapannya. Ia berjanji akan kembali membawa singgasana Ratu Balqis sebelum sang Raja berdiri dari tempat duduknya.
      Sayangnya tidak hanya Ifrit yang menawarkan jasanya kepada sang Raja. Seorang manusia juga menyatakan kesanggupannya. Hal ini diabadikan di surat An-Naml ayat ke 40, sebagai berikut:
'Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia."
Singkat cerita, singgasana besar itu berhasil dipindahkan dari Negeri Saba ke hadapan Nabi Sulaiman bahkan sebelum matanya berkedip. Ratu Balqis pun setelah mendatangi istana Raja Sulaiman yang dihiasi berbagai keajaiban dan meihat singgasananya sendiri ada di sana, akhirnya memilih jalan untuk berserah diri (muslim) kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi.
      Dari kisah singkat di atas dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama teknologi untuk memindahkan benda-benda yang bersifat mati atau tak hidup eksis di zaman dahulu, salah satunya yakni di zaman Raja Sulaiman berkuasa. Kenapa salah satunya, karena pasti di zaman yang lebih jauh masanya dahulu teknologi ini sudah pernah ada. Hal ini dibuktikan dari ucapan orang yang berhasil melakukan pemindahan singgasana besar tersebut yang berkata bahwa ia memperoleh ilmunya dari kitab. Hal ini berari teknologi pemindahan benda atau teleportasi sudah pernah didokumetasikan sebelumnya.