Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat

9 April 2023   14:00 Diperbarui: 9 April 2023   14:18 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca Al-Quran merupakan salah satu amalan utama di bulan suci Ramadhan. Ketika kita mengkaji terutama memahami dan menghayati arti, tafsir, dan makna ayat-ayat yang terkandung di dalamnya, ingatlah bahwa ada dua jenis ayat.

Yang pertama adalah ayat Muhkamat, yang merupakan bagian utama dari kitab Al-Quran dan menjelaskan risalah-risalah Nya secara jelas dan gamblang.

Kemudian yang kedua adalah ayat mutasyabihat, dimana hanya Allah SWT yang tahu persis apa maknanya dan orang-orang yang mendalam ilmunya.

Ayat-ayat muhkamat yang terang dan jelas diisi oleh sebagian besar ayat-ayat dalam Al-Quran sedangkan ayat mustasyabihat hanya sebagian kecilnya saja.

Lalu siapakah contoh orang-orang yang mendalam ilmunya ini? Di Al-Quran diberikan contoh yakni ketika nabi Musa 'alaihissalam berguru kepada Khidr 'alaihissalam. Di Quran dituliskan bahwa Khidr tinggal di tempat bertemunya dua lautan.

Dua lautan dapat diartikan sebagai pertemuan laut asin dan tawar namun juga dapat diartikan sebagai pertemuan antara dua ilmu pengetahuan, yang satu pengetahuan yang dapat dinalar dan memiliki materi/bentuk fisiknya sedangkan yang satu adalah pengetahuan yang gaib dan benar yakni dari Allah SWT.

Contoh yang lain adalah ketika Al-Quran menerangkan persoalan datangnya kembali Nabi Isa 'alaihissalam ke dunia.

"Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku (Isa 'alaihissalam), pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (QS. Maryam: 33)

Padahal Nabi Isa 'alaihissalam belum meninggal dan masih hidup, beliau diangkat ke langit oleh Allah SWT berdasarkan Quran surat An-Nisa' ayat 157 dan 158 sebagai berikut:

"dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah," padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya." (An-Nisa' ayat 157)

"Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (An-Nisa' ayat 158)

Nah, hal ini berarti Nabi Isa akan kembali lagi ke dunia dan merasakan maut, menjalani ketentuannya sebagai manusia biasa utusan Allah SWT yang harus meninggal. Saat itu, sesuai hadis beliau akan turun di Menara Putih sebelah timur Damaskus dan menjadi makmum sholat bersama kaum muslimin.

 "Dari An-Nawwas Sam'an, Rasulullah bersabda, "Isa bin Maryam 'alaihis salam turun di menara putih sebelah timur Damaskus. Beliau memakai dua kain berwarna sedikit kuning, seakan kepalanya meneteskan mutiara."

Hal ini diperkuat pula dalam sebuah hadits yang panjang, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, "....kemudian dia (Isa 'alaihis salam) menetap di bumi selama 40 tahun. Setelah itu dia meninggal dunia dan kaum Muslimin menshalatkannya."

Dari Jabir bin 'Abdillah, Nabi bersabda, "Sekelompok dari umatku ada yang akan terus membela kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah Isa bin Maryam. Kemudian pemimpin umat Islam saat itu berkata, '(Wahai Nabi Isa), pimpinlah shalat bersama kami.' Nabi 'Isa pun menjawab, 'Tidak. Sesungguhnya sudah ada di antara kalian yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, Allah telah memuliakan umat ini'," (HR. Muslim).

Itulah contoh-contoh ayat mutasyabihat, perlu ilmu yang mendalam untuk menjelaskan, dukungan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW penting dalam memaknainya. Jangan lupa pula ketika kita berusaha mempelajari ayat-ayat mutasyabihat dari orang-orang yang mendalam ilmunya, tetap tambahkan kalimat ini, "Wallahu A'lam Bishawab", hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun