Mohon tunggu...
Rendy ArthaLuvian
Rendy ArthaLuvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG. Anggota FLP (Forum Lingkar Pena).

Pegawai biasa dan pemimpi yang mencurahkan hikmah, ide, serta gagasan ke dalam tulisan karena menulis adalah bagian dari membangun sebuah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kapitayan, Mungkinkah Dibawa oleh Salah Satu Nabi Allah?

27 Juni 2024   14:52 Diperbarui: 27 Juni 2024   15:24 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

Seluruh gerakan sembahyang para penganut Kapitayan itu ternyata tidak jauh berbeda dengan gerakan-gerakan sholat. Bahkan jika diperhatikan lebih jauh, mereka lebih mengutamakan kekhusyukan dalam ibadahnya. Hal yang membuat Islam dapat diterima dengan lebih mudah, karena setelah kesamaan keyakinan akan adanya satu Pencipta diikuti dengan kesamaan gerakan-gerakan ibadahnya.

Ada hal lain juga yang ternyata dilakukan oleh orang-orang penganut aliran Kapitayan, mereka melakukan satu ibadah khusus yang diberi nama 'upawasa' atau 'shaum' dalam agama Islam. Kata ini lalu identik dengan puasa. Orang-orang Kapitayan melaksanakan ibadah 'upawasa' ini pada hari kedua dan kelima. Di dalam perhitungan hari, hari kedua adalah Senin (Ahad yang pertama) dan hari kelima adalah Kamis.    

Dengan adanya banyak kesamaan tersebut tidaklah susah bagi Sunan Kalijaga untuk membawa orang-orang Kapitayan kepada Agama yang sudah disempurnakan, agama terakhir yang disampaikan Tuhan Pencipta Langit dan Bumi kepada Rasulnya yang terakhir pula.

Oleh karena itu lalu muncul dugaan, apakah dahulu aliran kepercayaan 'Kapitayan' ini juga dibawa oleh Nabi Allah? Karena banyak sekali kesamaan yang dibawanya dengan agama terakhir yang disampaikan oleh Allah melalui Rasulullah SAW.

Agama Kapitayan sendiri, seperti halnya dengan agama lain, tidak bisa lepas dari penyimpangan. Pengaruh kuat Hindu dan Buddha membuat agama ini menyimpang dari seharusnya, meski tentu tidak di semua tempat. Mungkin hanya yang dekat dengan pengaruh istana saja yang mengalami penyimpangan. Namun, di banyak tempat, pastilah walisongo berhasil menjalankan misinya dengan sukses.

Bahkan, diceritakan pada akhirnya hanya tersisa Raja-raja Majapahit saja yang belum menjadi Islam pada akhirnya. Sayang, penjajah lalu datang merusak semua rencana yang sudah disusun apik oleh walisongo supaya seluruh peradaban Nusantara menjadi bercahaya di bawah panji-panji Islam.   

Yang jelas Allah SWT telah mengutus Rasulullah Muhammad SAW sebagai utusan terakhir dan sudah menyempurnakan agama tauhid, sehingga agak aneh jika muncul gerakan-gerakan yang ingin membangkitkan kembali ajaran Kapitayan, yang mungkin berasal dari versi yang sudah menyimpang jauh. Jika benar-benar menganut Kapitayan pastilah akan menerima Islam apa adanya.

Dinukil Imam Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa'. Dari Abu Dzar, ia berkata,

"Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, berapakah banyaknya jumlah nabi?' Beliau menjawab, 'Seratus dua puluh empat ribu.' Lalu aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, berapakah dari mereka jumlah Rasul?' Beliau menjawab, "Banyak sekali, tiga ratus tiga belas rasul.' Lalu aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, siapakah dari mereka yang pertama kali diutus?' Beliau menjawab, 'Adam.' Lalu aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah beliau seorang nabi yang diutus?' Beliau menjawab, "Benar. Ia diciptakan oleh Allah dengan tangan-Nya, lalu ditiupkan kepadanya roh ciptaan-Nya, dan terakhir ia ditegakkan secara sempurna." (HR Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).

Wallahu 'alam bi showab.

Sumber: ceramah KH Agus Sunyoto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun