"Kenapa Papa? Kok Papa kelihatan murung?"
Ia tersenyum, memikirkan tentang manusia-manusia yang mungkin saja menjadikan suara iblis itu sebagai penjaga alih-alih tuhan, bahkan mungkin teman. Pandangannya sejuk ke arah sang anak, ia pun berkata,
"Gak papa, jangan ikut mereka yang mengikuti suara-suara tanpa rupa itu ya Nak, kalau kau mendengarnya..."
"Hah, ooh, Papa ngomong apa sih? Ayuk main sama kakak!"
Senyum keduanya tersungging, mereka pun bermain seperti biasanya. Keyakinan kini kembali memenuhi relung dan rongga jiwanya, tak pernah ada penjelasan yang lebih baik dari Al-Quran, begitu pikirnya semenjak sang buah hati lahir hingga kini mulai beranjak dewasa. Menjaga asa untuk dapat hidup kembali normal seperti sedia kala.
Bekasi, 7 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H