Kami kemudian pamit ke pangasuhnya untuk pulang. namun, di sepanjang perjalanan menuju ke hotel ke kota Tasik, saya terus teringat kalimatnya “Odimz takut, akan hidup selamanya di sini...”. Kalimat ini yang diucapkan dengan air mata tersebut demikian tulus apa adanya. Seperti apa yang diucapkannya dalam “komunikasi telepati” kami di dalam mimpi-mimpi saya selama ini bertemu dia.
Ya, begitulah...
Memang tidak mudah bagi keluarga di manapun, untuk bisa hidup normal dengan anggota keluarga yang pernah mengalami sakaw. Diperlukan kekuatan mental, hati dan kesabaran diri yang luar biasa ... Tapi, bagaimanapun, Odimz adalah bagian dari keluarga. Tentu, obat yang paling mujarab adalah, hidup di tengah-tengah kasih sayang dan perhatian keluarga intinya.... Karena, siapa lagi..?
Selamat datang kembali di rumah kita yang mungil dan sederhana itu nanti, Odimz.!
Di perjalanan ini, saya seperti mendapat pencerahan dan pelajaran tentang kemanusiaan. Tentang kekuatan, ketegaran dan keteguhan hati seorang anak manusia, yang masih berusia muda lagi.... Bahwa hidup itu memang tidak selalu dilalui dengan mulus.. Berbagai tantangan itu, meski dengan susah payah, kadang memang harus dilalui, namun dengan ke-TEGARAN..
=============================================================================================================================================
(Penulis: Rendra Trisyanto Surya. Malam pada Rabu 24 Mei 2017 di kamar 133 "Hotel Wijaya Kusumah", Jl Juanda , Kota Tasikmalaya, di tengah udara yang mulai terasa gerah...)
Baca juga artikel tentang Odimz ini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H