Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Saya Saat Kecelakaan di Tol Cipularang dan Mengklaim Asuransi

4 Februari 2017   09:51 Diperbarui: 7 Februari 2017   09:15 7524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Setelah selesai pemeriksaan CT-Scan di RS Cito, Karawang yg menjadi rujukan karena lebih lengkap sarananya. Ada sedikit luka kecil di kepala, tapi akan sembuh dalam beberapa minggu, kata dokter Imam. Tapi, saya cuek saja kayaknya. hehe2.. Photo by: Farida Rendra/dokumentasi pribadi)

Beberapa menit sebelum mobil ambulan berangkat, tiba-tiba saya merasa mual yang luar biasa. Saya muntah-muntah di atas mobil ambulan. “Apakah Bapak mengalami benturan di kepala?” tanya petugas ambulan, yang kemudian memberikan minyak angin yang dibawanya secara spontan.

Mobil ambulan kemudian membawa kami ke rumah sakit terdekat di sekitar lokasi kecelakan (Karawang Barat, Cipularang), yaitu Rumah Sakit Rosela. Setelah hampir dua jam saya dirawat di ruang darurat, kemudian dokter jaga mengatakan  “Bapak harus diopname. Karena mengalami benturan di kepala dan muntah-muntah.” Akhirnya perjalanan menuju ke Jakarta tertahan, karena berbelok ke sini. Saya dan istri kemudian “menginap” di rumah sakit ini selama empat hari. “Hasil rontgen kepala, bagus..Tidak ada apa-apa!” kata dokter jaga. “Coba besok kita periksa dengan CT Scanning,” lanjutnya.

Saya senang, ternyata benturan di kepala saya tidak begitu fatal. Secara fisik tampak luka benjol dan memar saja. Akan tetapi, hasil CT Scanning di RS Cito, Karawang yang menjadi rujukan, ternyata menyatakan lain. “Semua gambar ini menunjukkan tidak ada luka serius di kepala. Hanya sedikit pendaharaan di bagian belakang seperti tampak di gambar ini,” kata dokter Imam, spesialis syaraf di Rumah Sakit tersebut. 

Tapi, tidak usah khawatir. Tidak perlu operasi. Hanya berobat jalan saja sekitar dua minggu hingga satu bulan, luka itu akan sembuh kok,” katanya menghibur. Tapi sebulan kemudian, saat berkonsultasi dengan dokter bedah jantung di RS Harapan Kita di Jakarta, ceritanya lain. “Orang normal saja kalau sedang operasi jantung By-pass, ada resiko stroke ketika sumbatan dilepas. Apalagi Bapak yang mengalami pendarahan di otak. Operasi By-Pass harus kita tunda sampai pendarahan itu betul-betul sembuh,” demikian saran dokter jantung tersebut. Wah, urusan menjadi panjang nih, gara-gara kecelakaan ini.

(Setelah selesai pemeriksaan CT-Scan di RS Cito, Karawang yg menjadi rujukan karena lebih lengkap sarananya. Ada sedikit luka kecil di kepala, tapi akan sembuh dalam beberapa minggu, kata dokter Imam. Tapi, saya cuek saja kayaknya. hehe2.. Photo by: Farida Rendra/dokumentasi pribadi)
(Setelah selesai pemeriksaan CT-Scan di RS Cito, Karawang yg menjadi rujukan karena lebih lengkap sarananya. Ada sedikit luka kecil di kepala, tapi akan sembuh dalam beberapa minggu, kata dokter Imam. Tapi, saya cuek saja kayaknya. hehe2.. Photo by: Farida Rendra/dokumentasi pribadi)
Biaya Berobat Dari Asuransi

Ketika saya tidur-tiduran di ruang opname, tiba-tiba datang seorang anak muda yang terlihat berpenampilan rapi dan sopan. “Apakah Bapak yang bernama Rendra Trisyanto Surya, yang mengalami kecelakaan di Kilometer 53 ? ” tanyanya. Saya dari PT Asuransi Jasa Raharja, untuk memastikan identitas dan kondisi korban, lanjutnya. 

Setelah dia melihat kondisi luka saya di wajah, kemudian dia mencatat sesuatu di kertas yang dibawanya. Besok harinya dia datang lagi dengan membawa beberapa dokumen. “Ini dokumen pertanggungan biaya pengobatan Bapak, yaitu maksimal Rp 10 juta,” katanya. Saya baru tahu nih,  bahwa setiap penumpang yang menaiki kenderaan umum seperti bus umum, taksi, mobil travel, pesawat, kapal dan sejenisnya, akan otomatis mendapatkan tanggungan biaya jika mengalami kecelakaan. Karena dalam tikey tersebut sudah termasuk premi kecelakaan sekali jalan.  

Lalu dia menjelaskan dengan sangat terbuka hak-hak korban kecelakaan tersebut sebagaimana tertera di dalam dokumen yang dibawanya. “Biaya pengobatan itu termasuk kamar, obat-obatan, scanning dan lain-lain apapun yang dibutuhkan. Tapi kalau lebih dari Rp 10 juta, Bapak yang harus menaggung sendiri,” jelasnya.  

Oh, baru saya sadar bahwa bantuan yang sangat ditunggu ini, ternyata ada di setiap penumpang kenderaan umum. Di sinilah bedanya jika kita mengendarai mobil pribadi, atau bahkan taksi Uber/Grab. Pasti saat mengalami kecelakaan tidak ada asuransi kecelakaan yang otomatis seperti ini. 

Karena sedang membicarakan asuransi, saya kemudian teringat ada beberapa asuransi swasta yang selama ini saya ikuti secara tidak sengaja. Yang kemudian tidak pernah saya lihat-lihat kembali dokumennya, karena preminya cukup murah hanya sekitar Rp 60.000 seja setiap bulan. “Coba hubungi PT Asuransi Zurich,” kata saya kepada istri yang mendampingi. Awalnya saya merasa skeptis (ragu) bahwa orang-orang asuransi akan tanggap, kalau sudah urusan klaim.

Ternyata perkiraan saya salah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun