Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Denok dan Batam Orcheska Musik ("Feedback" buat Mutiara dari Pulau BATAM)

2 September 2015   10:48 Diperbarui: 23 September 2015   22:28 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Setiap perjalanan memiliki cerita tersendiri. Perjalanan saya tanggal 14 dan 15 Agustus 2015 ketika ditugaskan menjadi asesor menguji para mahasiswa jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Batam, yang mengambil sertifikasi profesi Teknisi Akuntansi dari LSp-TA BNSP itu, mengantarkan saya mengenal beberapa mahasiswa di sana. Di sela-sela tugas tersebut, ketika istirahat, berbincang dengan beberapa di antara mereka. Obrolan ke sana ke mari itu, terlihat antusias ketika mereka mengetahui saya dari Jakarta dan juga seorang Dosen di Politeknik Negeri dari Bandung. Salah seorang dari mereka yang menarik perhatian saya, yaitu Denok Mutiarawati. Mahasiswi berkerudung turunan Jawa kelahiran Batam ini, berperawakan mungil namun tampak pendiam itu, ternyata bisa menyeimbangkan kegiatan sehari-harinya sebagai mahasiswa Akuntansi yang intens berkutik dengan angka-angka dan hitungan, dengan kegiatan lain dalam Seni. Sebagai musisi, penggemar dan pengamat musik, saya kemudian jadi tertarik mengenalnya lebih jauh.

Saya juga bekerja sebagai penyiar pak, di Radio RRI Pro 2 Batam,” katanya menjelaskan aktivitasnya sehari-hari selain kuliah. Saya kaget! Karena tidak biasanya mahasiswa Politeknik Negeri yang model perkuliahan vokasionalnya begitu padat, dimulai dari pagi hingga sore itu, dan penuh dengan tugas-tugas tersebut, masih bisa dilakukan oleh mahasiswa sambil bekerja di tempat lain. “Hm, pasti suaramu bagus ya...,” tanya saya menyelidik, sambil guyon. Karena saya dengar nada bicaranya juga agak beda dari yang lain. “ Betul, pak! Denok ini juga terkenal sebagai penyanyi di sini..,” timpal teman-temannya yang ikut nimbrung dalam perbincangan sesaat itu. Ah? Makin bertambah kekagetan saya!Bagaimana kamu bisa membagi waktumu dengan kuliah di Politeknik, Bekerja sebagai Penyiar dan juga Penyanyi? ” tanya saya kembali, kali ini sambil mengkrenyutkan dahi.

Itulah awal saya mengenal mahasiswi ramah dan sederhana ini, namun aktif dan berprestasi. Dia kemudian bercerita tentang grup musiknya, bernama BOS (Batam Orcheska). “Kami aliran musik pop SKA, pak! Sudah mengeluarkan album perdana...,” tuturnya dengan nada yang tampak apa adanya. Wow, anak-anak muda kreatif dari pulau Batam, bisa juga ya mengeluarkan album musik, pikir saya. Yang membuat saya kemudian penasaran. “Oh ya? Boleh dong kirim ke saya. Saya jadi pengen tahu bentuk musik anak-anak muda Batam. Jelek-jelek begini, saya khan musisi juga dan penggemar berat musik..,” canda saya, sebelum akhirnya obrolan singkat itu pun bubar, karena ujian uji kompetensi sudah mulai masuk kembali ke sesi berikutnya. Saya berikan kartu nama saya, dan dia tampak senang menerimanya karena tampak membacanya berulang kali.

****

Beberapa minggu kemudian setelah saya kembali ke Bandung. Sebuah email masuk ke inbox saya, berikut enam file attachment Mp3. Pengirimnya adalah Denok Mutiarawati SutrisnoPak, ini beberapa lagu dari album perdana kami. Semoga bapak senang mendengarkannya, dan bisa menjadi bagian dari koleksi diskografi musik bapak. Ditunggu lho saran-saran dan masukkannya ...,” demikian isi email tersebut. Tadinya saya mengira lagu-lagu ini lagu biasalah (amatiran), sebagaimana kebanyakan lagu-lagu album indie buatan mahasiswa yang selama ini saya kenal dengan aliran musik keras, atau aneh-aneh yang tak akrab ditelinga saya.

Tapi, alangkah kagetnya saya..!
Suara Denok dalam lagunya tersebut begitu merdu dan terdengar unik. Dengan intonasi suaranya yang sedikit berat menggantung, namun bernyanyi dengan jernih. Sekilas mirip suara penyanyi Jazz Ermy Kulit. Suaranya yang khas itu memberikan ciri berbeda dari album indie mereka dari grup lain. Teknik menyanyinya juga bagus! Saya kira tidak kalah dengan para penyanyi dari Bandung dan Jakarta yang katanya gudang para musisi itu.

Tiba-tiba, terbayang di mata saya kampus Politeknik Negeri Batam yang minggu lalu saya kunjungi tersebut. Gedung depan kampus itu terlihat indah: ber-arsitektur unik. Lokasinya terletak tidak jauh dari Pelabuhan Internasional Batam Centre. Dari ruang kelas di lantai 6, tampak di kejauhan gedung pelabuhan yang ber-arsitektur unik: seperti layar perahu. Laut di depannya langsung menghadap ke pelabuhan Harbour Front di Singapore. “Kalau malam hari, samar-samar puluhan gedung tinggi dengan kerlap kelip lampunya itu terlihat lho pak dari Batam..,” kata seorang mahasiswa. Batam yang merupakan kota ketiga terbesar di Sumatera, dan nomor dua tersibuk di Indonesia tersebut, tidak hanya ramai dengan urusan bisnis, wisata dan perusahaan serta pabrik berskala internasional. Namun juga memiliki potensi seni! Yang membuat sebagian anak-anak muda berbakat di sini terlihat lebih maju selangkah, sebagaimana Batam Orcheska Band ini. Mereka sudah bisa menciptakan beberapa lagu yang apik dan enak didengar, yang sebenarnya layak dikumandangan di seantero udara (radio) kota-kota besar di Indonesia.

Dalam lagu “Semangat Hari Esok” ini misalnya. Tidak saja pemain musik yang mengiringi suara khas Denok ini, sudah terhitung matang karena memiliki skill di atas rata-rata pemain band kampus. Namun juga sudah mampu meramu musik Pop SKA mereka secara unik dengan etnik musik Jawa yang bernada pentatonik. Di tengah-tengah lagu (interlude) masuk musik Jawa, yang kemudian menjadi suguhan musik unik tersendiri. Ini proses kreatif yang pantas diacungi jempol, karena secara teknis sebenarnya cukup sulit menyatukan nada musik Pop yang diantonik dengan lagu Jawa yang pentatonik tersebut.

Untuk album akan datang, saran saya: masukkan juga sebagai interlude lagu/musik etnik Melayu Riau. Bukankah hal ini akan memperkuat posisi (postioning) dan ciri-ciri musik kalian? Ingat, kalau mau masuk ke pasar musik (nasional, apalagi internasional), kalian harus miliki diferensiasi (keunikkan tersendiri). Etnik musik Melayu Riau juga punya beat/ritme yang cocok buat menari, jadi agak miriplah dengan SKA, tentu jika diramu dengan tepat! Tampilkan keunikkan kalian sebagai musisi muda anak-anak Batam Islands dengan memasukkan unsur musik daerah anda sendiri. Bukankah akhir-akhir ini, di dunia sedang berkembang pesat pula apa yang dikenal dengan genre “World Music”, yaitu perpaduan antara musik pop dan musik etnik? Eksplorasi lagi lebih dalam musik etnik yang sesuai, agar bisa menjadi trade mark musik kalian. Asyik khan, kalau nanti ada aliran musik yang tetap dinamis (sebagaimana ciri SKA kalian) untuk bergoyang, yang kemudian dikenal dengan aliran: Pop SKA Melayu...? Mungkin di dunia belum ada... Ingat, musisi seperti Dwiki Darmawan, The Karimata dan The Krakatau Band, menjadi bolak-balik diundang festival di berbagai negara, karena keunikan dan kemampuan mereka menggabungkan musik etnik Indonesia dengan musik jazz yang menjadi aliran mereka.

Lagu kalian yang lain yang saya suka adalah “Imagine”.
Lagu berbahasa Inggris ini dinyanyikan oleh Denok dengan pronunciation-nya yang pas. (Wah, pasti kamu dapat nilai A terus nih, pada mata kuliah Bahasa Inggris di kampus. Hehe2..) Memang betul! Kalau mau go internasional, sekalian saja buat lagu-lagu berlirik bahasa Inggris seperti ini. Siapa tahu kelak diundang ke Singapore yang jaraknya cuma 30 menit dari tempat kalian itu, sudah siap, bukan? Lagu ini kayaknya sesuai dengan karakter suara sendu-berat Denok. Denok dalam banyak hal tampaknya berhasil mengeksplorasi nada-nadanya hingga masuk ke area ekspresi yang lebih luas. Memasukkan unsur Blues tampaknya cocok juga dengan karakter warna suara Denok.

Oh ya, kenapa tidak dipertimbangkan buat album berikutnya memasukan unsur musik Country? Suara Denok yang sendu tampaknya cocok juga masuk ke area genre musik ini. Meskipun aliran musik kalian adalah SKA, kenapa tidak dicoba mengkombinasikan juga pada lagu tertentu, musik SKA dan Country. Mungkin akan terdengar unik dan menjadi terasa baru. Bukankah kreatif itu juga artinya: mengkombinasikan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru (asosiasi)? Sebagaimana Taylor Swift, yang berhasil memadukan Pop Rock ke dalam genre musik Country kesukaannya. Prinsipnya sederhana: Bukankah warna itu menjadi indah dan terlihat “baru”, karena dikombinasikan? Tentu saja, kalian harus terus berlatih keras, agar teknis bermain musik semakin lebih profesional lagi, agar dapat menjangkau eksplorasi musik yang lebih luas dan bervariasi untuk dikombinasikan agar harmonis dan enak didengar.

Lagu “Moonlight” tampaknya bisa menjadi lagu hit.
Warna SKA-nya terdengar kental. Iringan koor trumpet juga memperkuat warna genre musik SKA ini. Dan kalau suara Denok diiringi oleh dua orang “female backing vocal”, mungkin akan terasa lebih terdengar powerful. Bukankah pada dasarnya musik SKA itu musik orang-orang yang sedang ceria, jadi harus sering terlihat dinamis dan dinyanyikan untuk bergoyang. Lagu “Selfish” nampaknya menjadi unggulan album kalian. Karena sudah masuk kategori SKA murni. Beat-nya membuat pendengarnya pasti tak tahan lagi untuk bergoyang sepanjang lagu tersebut. Pemain drum “Batam Orcheska” ini boleh juga berimprovisasi untuk lagu-lagu tertentu: misalnya ketukannya dipercepat dua kali dengan menggunakan teknik permainan cepat, sebagaimana drummer “Superman Is Dead” (SID). Agar lagu ini terdengar lebih kuat menggoyang emosi penonton... Tentu saja, suara Denok yang lembut, khas dan terdengar manja itu, tetap menjadi penyeimbang agar musik ini tidak jatuh ke wilayah genre metal yang terlalu keras.

***

Akhirnya, memang begitulah seharusnya kalau mau tetap eksis di masyarakat. Dari sisi strategi marketing, dalam satu album musik itu harus diisi berbagai lagu dengan berbagai aliran yang berbeda agar menjangkau minat konsumen penikmat musik Indonesia yang bermacam-macam juga seleranya. Penggemar musik Indonesia umumnya tidak fanatik dengan satu aliran musik saja (tidak sebagaimana di negara Barat). Karena bagaimana pun selera pasar perlu menjadi acuan dalam berkesenian. Meskipun dalam batas-batas tertentu idealisme dan identitas bermusik itu tetap menjadi penting juga. Jargon “Seni Hanya Untuk Seni” tampaknya sudah banyak ditinggalkan oleh para seniman di era modern sekarang ini. Bukankah profesionalitas dalam bermusik itu, artinya musisi dan penyanyinya harus bisa hidup layak juga dari bermusik. Jadi aspek marketing dari suatu karya itu harus tetap dipertimbangkan! Meskipun kiat tidak boleh pula didikte oleh pasar...

Namun tentu saja, semua aliran musik yang digunakan dalam setiap lagu album kalian harus ada benang merahnya dengan identitas musik kalian, yaitu harus berkaitan atau dikombinasikan dengan genre musik SKA. Perlu juga dipikirkan buat album selanjutnya nanti, mengkombinasikan musik POP SKA dengan Jazz. Atau memperbanyak lagu-lagu slow seperti lagu “Moonlight” itu, agar kalian bisa menangkap potensi pasar di Batam saat ini buat kalangan yang lebih tua, yaitu karena membanjirnya turis-turis kelas menengah dan bawah dari Singapore dan Malaysia yang berbondong-bondong berlibur/bersantai di Batam pada setiap akhir pekan. Kenapa tidak dipikirkan menciptakan beberapa lagu, yang tetap genre khas kalian (POP SKA), akan tetapi dengan bahasa Mandarin? Asyik juga khan? Atau, jika interludenya masuk musik klasik Mandarin.. . Dijamin deh, kalian akan sering dipanggil oleh mereka untuk tampil di cafe-cafe dan restoran hotel berbintang di seputar Batam dan Pulau Bintan, yang saat ini telah menjadi tujuan wisata populer masyarakat Singapore dan Malaysia tersebut. Tapi, tentu saja, dengan penampilan di panggung yang lebih rapi ya.... (hehe2...)

***

Ok, saya salut dengan kreativitas kalian!

Meskipun dengan peralatan yang sederhana (Akustik?), dan lagu kalian pun  direkam di studio yang juga tampaknya masih menggunakan track rekaman sederhana (Indie). Namun lagu-lagunya tetap enak didengar karena potensi bakat kalian yang sebenarnya cukup besar. Sebagai dosen Politeknik, saya bangga bahwa ada mahasiswa Politeknik Negeri, yang katanya super sibuk itu, masih bisa melakukan kegiatan seni kreatif di luar kuliah.  Semoga artikel ini memberi motivasi buat kemajuan kalian, dan juga buat mahasiswa lain di seluruh Indonesia, khususnya mahasiswa Politeknik yang sering tampak seperti menjadi   “buruh pabrik” di kampus, yang disebabkan padatnya jadwal perkuliahan, yang akhirnya sering “memiskinkan” kreatifitas dalam berkesenian.

Ingat: Hidup dengan Ilmu itu membuat pekerjaan menjadi profesional dan efektif (Hidup menjadi mudah). Namun Hidup dengan Seni itu, membuat segala hal menjadi tampak terlihat lebih  indah dan menyenangkan...

Selamat Berkarya...Bon Travail: Mutiara-mutiara dari Pulau Batam....!

==================

(Keterangan Photo: view Politeknik Negeri Batam menghadap ke Pelabuhan Internasional "BATAM Centre" / Photo by: REndra Tris Surya)

Catt: sebagian lagu yang saya sebut di atas, bisa di lihat videonya di youtube..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun