2. Pengendalian diri
3. Kepribadian
4. Kecerdasan
5. Ahlak mulia
6. Ketrampilan hidup (life and career skills)
Di sekolah saya misalnya, kami meyakini bahwa anak-anak kami haruslah menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat (lifelong learners) agar bisa bertahan hidup di masa penuh ketidakpastian di abad 21 ini. Karena itu, dari definisi pendidikan menurut UU No. 23 tahun 2003 di atas kami memfokuskan diri kepada bagian (d) dan (f). Bukannya kami menafikan yang lain, tetapi aspek yang lain kami anggap sebagai sub-basic characters yang menurut kami secara umum semua sekolah harus mencapainya. Kami juga memfokuskan diri pada bagian (d) dan (f) karena masyarakat yang kami layani sangat menghargai kedua aspek tersebut. Fokus pada sedikit elemen juga akan membuat perencanaan detail keseharian menjadi lebih efisien dan efektif.
Seorang pembelajar sepanjang hayat (lifelong learners) memiliki beberapa indikasi karakter yang akhirnya menjadi target kami dalam melakukan pendidikan karakter yaitu:
1. Creative Investigator (Pencari jawaban yang kreatif)
2. Critical Thinker (Pemikir yang kritis)
3. Effective Communicator (Komunikator yang efektif)
4. Self-directed learner (Pembelajar yang Mandiri)
Setelah visi sekolah Anda jelas, langkah berikutnya adalah menetapkan ekspektasi dari visi tersebut. (Lanjut ke tulisan bagian 2)