Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSSI Riwayatmu Kini

16 November 2024   12:07 Diperbarui: 16 November 2024   12:07 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram timnasind

PSSI Riwayatmu kini.

oleh: Rendra Prasetya

Kekalahan Tim Nasional Indonesia melawan Jepang pada fase Round 3 World Cup dan mengakibatkan Indonesia berada di posisi buncit dari 5 peserta peserta lain yang tergabung dalam group c  yang dihuni oleh raksasa Sepakbola Asia langganan peserta final piala dunia yaitu Negara Jepang, Arab Saudi dan Australia. Sebelum membahas kekalahan Timnas Indonesia atas Jepang semalam di Stadion GBK, stadion kandang Timnas saya ingin me'reminder' atas apa yang terjadi dengan Timnas Indonesia. Hampir selama kelahirannya Indonesia belum pernah mampu tampil di Piala Dunia. Indonesia masih berkutat pada masalah klasik. Yaitu pembinaan pemain nasional yang mampu menemukan 11 anak muda Indonesia yang bisa membawa nama Indonesia sebagai negara peserta piala dunia.

Sepakbola Indonesia selalu menghadirkan haru biru sama seperti halnya keberadaan PSSI federasi sepakbola negara Indonesia. Kita pernah berada di fase pembinaan kompetisi sepakbola yaitu fase dualisme penyelenggara kompetisi sepakbola kasta tertinggi dalam negeri.  Sepak bola Indonesia pernah berada di titik nadir yang sangat kelam ketika terjadi perebutan kekuasaan di tubuh PSSI selaku organisasi yang menaungi sepak bola di Tanah Air, yang berbuntut kepada dualisme kompetisi Liga Indonesia, di mana Indonesia Super League dan Indonesia Premier League, pernah sama-sama dianggap sebagai breakaway league. Indonesia Super League atau yang juga disebut Liga Super Indonesia merupakan kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia yang sudah dimulai pada 2008, sebagai bentuk modernisasi kompetisi Liga Indonesia yang sudah masuk ke level profesional sejak 1994. https://www.bola.com/indonesia/read/4218154/flashback-liga-indonesia-noda-hitam-dualisme-kompetisi-2010-2012-jangan-sampai-terulang-lagi

PSSI pernah dirundung masalah korupsi, mafia wasit, match fixing, tawuran suporter, sampai kasus terakhir adalah kasus "Kanjuruhan". Memang benar seluruh kejadian itu tak kan mampu membinasakan Federasi Sepakbola Indonesia. Sampai kedatangan Pelatih Shin Tae Young (STY) pelatih asal Korea Selatan yang didaulat oleh PSSI untuk meramu Tim Nasional Sepakbola Indonesia untuk diberi mandat membawa Timnas menembus ke Piala Dunia tahun 2026 mendatang. Shin Tae Young  (STY) bekerja keras meramu, membentuk pemain untuk menemukan komposisi yang pas.

Erick Tohir yang naik sebagai Ketua Umum PSSI, Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027 hasil dari Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Menteri BUMN Erick Thohir terpilih menjadi ketua umum PSSI periode 2023-2027 setelah mendapatkan 64 suara dari pemilik suara (voter) dalam pemilihan yang berlangsung di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta (16/02/2023). Erick Thohir mengungguli pesaing terkuatnya yakni Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti yang mendapatkan 22 suara.   antaranews.com 

Dalam janjinya beliau berkeinginan membenahi persepakbolaan di Indonesia, mulai dari kompetisi liga benar-benar profesional, klub sepakbola yang sehat, suporter yang tertib, pertandingan yang fair dan kepemimpinan wasit yang adil. Keputusan melakukan naturalisasi pemain Indonesia yang bermain di liga eropa adalah pilihan revolusioer. Beliau mencari talenta anak muda Indonesia yang bermain di liga eropa. Tentunya hal ini memicu perdebatan serius di masyarakat sepakbola Indonesia. ZenRS jurnalis muda pernah memberikan highlight pemikiran pentingnya pembinaan sepakbola Indonesia dengan membuat design pembinaan pemain sepakbola yang bisa dikembangkan di seluruh wilayah negara Indonesia. Sebelumnya coach Indra Safri berkeliling Indonesia mencari dan  menemukan talenta dan bibit muda anak muda Indonesia dan membentuk Timnas Muda U-19 yang berhasil menjuarai Piala AFF Tahun 2013 dan 2024.

Indonesia memiliki potensi membentuk Timnas yang tangguh di level dunia, kemunculan manajemen yang profesional di tingkat Federasi yang bisa dirasakan memang semenjak hadirnya Erick Tohir, mau tidak mau kita mesti berterima kasih kepada beliau. Beliau mulai menerapkan profesional judgement layaknya mengelola klub profesional. Artinya beliau dan para manajemen termasuk manajemen kepelatihan dan kompetisi mulai berbenah tetntunya dengan bantuan sport science system dimana unsur penunjang teknologi di era sepakbola modern terus menjadi alat pengukur pemain dan pembentuk akhir sebuah tim sepakbola.

PSSI dengan keputusan yang masih mengandung polemik ini, untuk sementara waktu jadi pengobat semangat pemain dan tentunya penikmat sepakbola dan fans Timnas Indonesia. Aboard Player yang dibentuk PSSI mulai dari Struick sampai yang terakhir adalah Kevin Dicks. Bahkan Erick Tohir memboyong 2 pemain muda untuk di naturalisasi bagi Timnas U-20 yaitu Dion Markx dan Tom Geypens mereka didikan klub FC Twente dan NEC Nijmegen Belanda.

Keputusan mengumpulkan talenta muda Indonesia lewat naturalisasi memang dianggap dua sisi yang menguntungkan dan merugikan. Sisi keuntungannya tentunya Timnas Indonesia akan sangat dengan mudah dibentuk karena pengalaman bermain di Eropa merupakan modal pemain untuk mampu beradaptasi teknik permainan kelas dunia. Sisi buruknya sebagaimana yang diungkap oleh sebagian besar netizen Indonesia bahwa PSSI seolah mengabaikan kewajibannya untuk membentuk kompetisi berjenjenjang, menumbuhkan klub sepakbola di daerah di segala kelompok umur. PSSI seolah gagal menghadirkan infrastruktur sarana sepakbola di daerah.

Erik Tohir sebagai Ketua Umum PSSI dihadapkan oleh dilema yang paling dasar yaitu mampu menciptakan iklim sepakbola di daerah kembali bergairah. SSB di daerah seolah mati suri dan tak mampu mencetak pemain sepakbola dengan visi misi dunia. Daerah gagal menghadirkan sekolah sepakbola modern, daerah gagal menghadirkan pertandingan sepakbola lokal dengan kualitas kompetisi yang profesional. Bahkan PSSI dianggap gagal membentuk iklim amatir sekalipun di daerah.

PR Besar Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI) semakin besar semain banyak. 280 Juta Penduduk indonesia masih menunggu munculnya pemain darah pribumi Indonesia 100% yang mampu bermain di level eropa dan dunia yang direkrut oleh Klub Sepakbola Dunia. Issue Rizki Ridho pemain Timnas saat ini yang kabarnya diminati Klub Real Madrid yang viral di media sosial beberapa waktu lalu merupakan impian besar bagi anak-anak Indonesia lainnya. Mimpi besar anak Indonesia itulah yang wajib digagas oleh Federasi Sepakbola besutan Erick Tohir.

Sepakbola Indonesia harus terus hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kenapa..? Karena selain sepakbola adalah sebuah olahraga yang memberikan pesan sportif ( fair play) juga memberi pesan kejujuran dan keberanian. Ini bukan hanya falsafah nasionalisme tetapi juga falsafah kejujuran dan keberanian. Secara Nasionalis para pemain naturalisasi itu jangan kita ragukan, tetapi Federasi pun harus menebar falsafah kejujuran dan keberanian. Mengapa,? Karena anak muda wajib kita pupuk nilai kejujuran dan keberanian. Anak Muda Indonesia harus terbentuk sifat Nasionalis juga wajib terbentuk sifat Jujur dan Berani.

Maka Design besar Sepakbola Indonesia adalah Nasionalisme, Kejujuran dan Keberanian. Setiap cabang olahraga selain memberikan nuansa kompetisi juga membentuk atlet yang berani jujur dan mempunyai sikap nasionalis. Maka Nasionalis hari ini tidak hanya berdarah Indonesia secara teori pribumi tetapi Nasionalis dalam hal semangat kejujuran dan keberanian dalm membela negaranya dalam kompetisi olahraga apapun. Maka dalam hal sepakbola selain kebijakan naturalisasi yang sudah digulirkan, juga kebijakan menemukan pemain sepakbola asal Indonesia yang memiliki nilai kejujuran dan keberanian.

Piala Dunia memang bukan hal yang mustahil, terus kita pelihara asa itu samopai kapanpun. Jangan lengah, jangan kecewa dan jangan pernah putus asa. Seluruh stakeholder di negara Indonesia harus bersatu, mulai dari daerah (Kepala Daerah dan Pengusaha Daerah) membuat dan menciptakan semangat sepakbola, kompetisi berkelanjutan dan rewards bagi pemain  harus segera tercipta. Bagi Federasi agar segera membuat Design Sepakbola Indonesia guna menghasilkan Tim Nasional Sepakbola Indonesa yang tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun