Mohon tunggu...
Rendra Habibie
Rendra Habibie Mohon Tunggu... -

I can, if i think i can

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melodi Cinta Bunda

15 Desember 2011   03:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melodi Cinta Bunda

Oleh: Rendra Mochtar Habibie

Tatkala kutatap kata cinta

Tampaklah pandangan sebuah cerita cinta

Pandangan dimana yang menghantarkan aku bertemu sosok yang begitu kucinta

Ketika itulah butiran cintaku mulai mengalir dan hadir

Saat itu pula rasa bahagiaku begitu jelas tergambarkan

Kala cinta datang menyapa dalam dada

Oh.. Siapakah dia ?

Siapakah sosok mulia yang menduduki tahta cinta dalam hati ini?

Siapakah pula sosok yang menjadi sejarah dalam cintaku ini?

Apakah aku tahu siapa dia?

Apakah aku juga mengenalnya?

Sehingga aku begitu merasakan getaran cinta yang luar biasa kepadanya

Yang tak kurasa pada orang-orang umunya

Bahagia...

Betapa bahagia yang kini kurasa

Ketika ternyata aku mengenalnya, dan aku tahu siapa dia

Bahkan aku selalu ingat dengannya

Dan aku cukup lama bersamanya

Sekitar 19 tahun tepatnya

Dialah.. Dia sosok mulia yang melahirkanku 19 tahun yang lalu

Dia membesarkanku, menyangiku, bahkan juga mendidikku

Dari kecilku hingga besarku sekarang ini

Oh Cinta...

Hingga kini, sungguh tak bisa hilang perasaan cinta dan sayangku untukmu

Semua telah tergoreskan dan tak bisa ku lupa

Semua kisah cinta ini, kuingat dan terus teringat dalam rekaman pikiranku

Karena perasaanku pun terbawa begitu dalam mencintaimu

Mencintai sosok seorang Bunda

Bunda...

Betapa besarnya cintamu yang menemaniku

Begitu luas nilai kasihmu yang menyelimutiku

Dari aku masih dalam rahimmu, hingga aku bisa berdiri disampingmu saat ini

Semua engkau lakukan karena cinta, cinta, dan cinta

Serta ketulusan dan keikhlasan semata

Dan pengorbanan yang kau lakukan karena Allah ta'ala

Tak tahu...

Saat ini, aku tak tahu apa yang terbaik untuk membalas semua bentuk cinta itu

Apakah cukup dengan ucap terima kasihku?

Atau dengan gantiku membelikan susu atau makan-makanan yang pernah masuk dalam perutku?

Aku rasa, jawabku pun tidak

Semua itu tidak bisa membalas

Semua itu juga tidak bisa mengganti

Karena nilai atas cintamu begitu sangat besar untukku

Kini, mungkin hanya kesuksesan dari cita-citaku yang kelak dapat menjadi permata kebahagiaan untukmu

Juga kesholihanku untuk selalu berbakti kepadamu

Dan mengucap do'a seusai ibadahku

Yang dapat memberikan air mata kebahagiaan untukmu di dunia dan akhiratmu kelak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun