Mohon tunggu...
Rendra Kharisma
Rendra Kharisma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menyelami alam berpikirnya Indonesia untuk Cinta dan Revolusi. twitt: @Rendra_Kharisma

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Janda Terakhir

25 November 2015   11:33 Diperbarui: 25 November 2015   12:03 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman menantang saya untuk membuat cerita film, kalau dirinya suka maka dia pun bersedia membiayai ongkos produksinya. Entah kenapa detik pertama pikiran yang melintas setelah saya menutup hp panggilan dari teman itu adalah karakter Super Hero dari Marvel yaitu Black Widow. Kalau memang karakter itu yang pertama melintas di pikiran saya, berarti secara tidak langsung alam bawah sadar saya sepakat kalau janda itu memang seorang Super Hero. Seorang yang kuat, mandiri, berani dan tangguh.

Apakah memang seperti itu stereotipnya?

Ya...mungkin saja kalau melihat latar belakang dari seorang "Black Widow" itu sendiri. Seorang perempuan yang dilatih tempur, lengkap dengan persenjataan dan bela diri yang mumpuni sebelum akhirnya membelot ke pihak lawan. Tapi bagaimana dengan Janda dalam kehidupan nyata? Apakah mereka juga kuat, mandiri berani dan tangguh?

Sebelum saya menemukan jawabannya, iseng saya mencari sejarah penamaan "Black Widow" itu sendiri, tapi sebagai karakter hero bukan sebagai nama dari laba-laba. Pencarian pertama saya bukan di google seperti pada umumnya, tapi mencarinya di Kompasiana, kenapa? karena saya cinta Indonesia :p, karena saya lebih suka mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan mana pun. Ok, sudah, akhirnya klik-an pertama saya menggiring ke artikel ini , karena tidak ada satu pun artikel yang membahas tentang karakter super hero. Hanya artikel tersebut yang spesifik membahas nama "Black Widow".

[caption caption="sourse:Detikhot"][/caption]

Saya membacanya perlahan, tapi santai lalu diakhiri dengan keterkejutan saya akan kekejaman yang dilakukan si Laba-laba hitam Black Widow. Saya menyebutnya "Kill After Sex" atau bisa juga "Sex Before Kill. Prilaku hewan yang sangat hewani ini mengundang pertanyaan baru. Apakah dia tak punya perasaan sedikitpun dengan pasangannya? kalau nama "Black Widow" ini sebutan untuk betina yang membunuh jantan, lalu nama apa yang diberikan pada si jantan? Apakah karakter hero marvel itu mengacu pada laba-laba ini?

Beberapa pertanyaan yang keluar dalam benak saya akhirnya menjawab sejarah penamaan "Black Widow" itu sendiri. Karakter wanita yang memiliki kemampuan untuk membunuh para Pria. Warna hitam yang disematkan pada si Janda karena ulahnya yang suka membunuh. Mungkin saja, karena toh ternyata/pada umumnya warna hitam adalah tanda untuk berkabung atau berduka. Bisa saja si janda merasa berduka setelah membunuh. Dan sebutan "Black Widow" bisa diberikan pada siapa saja janda yang memakai baju hitam pada pemakaman suaminya.

Jika itu yang terjadi maka nama itu hanya bisa disematkan pada janda yang suaminya meninggal bukan janda yang ditinggal selingkuh atau hilang tak ada kabar. Tidak. Janda yang kuat, berani dan tangguh adalah wanita yang ditinggal suaminya karena meninggal. Di luar itu perlu diinvestigasi ulang status kejandaannya meskipun wanita itu seorang mata-mata sekalipun.  

Kembali pada cerita yang akan saya mau buat dengan ide dasar seorang "Janda". Sebuah karakter sudah didapatkan. Seorang yang kuat, cerdas, berani, mandiri dan tangguh. Kelima karakter ini memiliki sisi cermin yang lain. Pantulan dari kondisi yang akan dialami si janda, tapi bukan sebuah pantulan "lawan dari", lebih ke sebuah pantulan "dimensi yang berbeda'. Kuat akan memantul menjadi garang, cerdas menjadi licik, berani menjadi nekad, mandiri menjadi individualis dan tangguh menjadi angkuh. Kesepuluh karakter ini akan mewarnai "Janda" dalam kehidupannya.

Lalu bagaimana dengan yang "Terakhir"? Apakah semua janda sudah dinikahi? apakah dunia sudah kehilangan janda? Apakah janda-janda itu sudah berkarakter alay, narsis di media pake dubs'''sh lalu nanyi lipsing? Apakah janda menjadi langka karena para pria sudah menjadi terhormat? Sebaris pertanyaan yang ternyata menuntaskan tulisan dari artikel ini, k

arena saya bingung, kata terakhir dari sebuah angka tidak ada karena infinite, tidak terbatas. "Terakhir" dari sebuah waktu itu terbatas karena ada kiamat, tapi tidak tahu itu kapan. Aaah, sudahlah, toh 'terakhir' itu cuma dramatisasi dari sebuah cerita karena tidak ada yang terakhir untuk seorang janda selama masih ada pria yang berani melukainya. Hmmm...keren juga closing statement saya. Hahahaaa :p

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun