Pergerakan kopi kini sedang berada dalam gelombang ketiga dan akan memasuki gelombang keempat. Di gelombang ketiga ini, kopi tidak hanya untuk diminum layaknya es sirup. Saat ini kopi tak ubahnya anggur (wine). Para penikmat dan pecinta kopi tidak sekedar minum kopi tetapi juga mulai mendalami kopi sejak ditanam sampai tersaji di dalam cangkir.
Salah satu proses yang kemudian banyak dipelajari adalah proses penyeduhan atau ekstraksi bubuk kopi menjadi minuman kopi. Satu dekade yang lalu mindset kebanyakan orang tentang minuman kopi yang baik (atau enak) adalah minuman kopi yang mengucur dari mesin-mesin espresso dengan segala variasinya (latte, cappuccino, americano, dan lainnya).
Namun sekarang sudah mulai banyak yang menyukai dan mendalami cara penyeduhan manual (manual brewing) tanpa mesin espresso. Secara garis besar, metode seduh kopi manual (manual brewing) bisa dikategorikan ke dalam 4 cara, yaitu:
1. Boiling atau rebus
Proses brewing dengan cara merebus bubuk kopi dalam air. Contoh paling umum dari metode ini yaitu Turkish Coffee Pot atau juga sering dijuluki Ibrik. Brewing dengan cara ini akan menghasilkan karakter kopi yang lebih bodied (kental dan berminyak) plus berampas.
[caption caption="ibrik"][/caption]
2. Immersing/steeping
Proses brewing dengan cara perendaman bubuk kopi dalam jangka waktu tertentu. Metode yang masuk ke dalam keluarga ini adalah French Press dan tubruk. Keduanya telah dikenal luas oleh orang-orang Indonesia. French Press telah jadi menu wajib di banyak coffee shop, sedangkan kopi tubruk adalah metode manual brewing yang pasti pernah dipraktekkan di rumah-rumah.
Pada perkembangannya, French Press memiliki pesaing yang lebih modern, lebih canggih, lebih kompleks, sekaligus lebih estetis. AeroPress menawarkan adopsi teknologi NASA “hanya demi” secangkir kopi. Sedangkan Eva Solo tampak lebih seksi dengan teknik yang tak terlampau rumit.
Karakter kopi yang dihasilkan dengan cara penyeduhan ini lebih seimbang. Tetapi bila proses full immerse, yang seyogyanya hanya sekitar 3-5 menit, dilakukan terlalu lama maka akan menimbulkan rasa pahit yang berlebihan.
[caption caption="French Press"]
[caption caption="AeroPress"]
[caption caption="Eva Solo"]
3. Pour over/drip/percolation
Proses brewing dengan cara menyaring dengan alat penyaring khusus. Air penyeduh akan melewati bubuk kopi dan penyaring dengan perlahan dan intensif. Proses percumbuan antara air dengan bubuk kopi akan menghasilkan tetesan-tetesan air kopi. Hanya para penyabar dan para coffee geek saja yang betah menunggu proses ini.
Bahan alat penyaring yang paling umum digunakan antara lain kertas, kain tipis, atau saringan berbahan stainless stell.
Hario V60, Kalita Wave, Chemex, dan clever dripper tergabung dalam kelompok pour over dengan penyaring kertas. Hario V60 akan mengurangi body kopi dan menambah acidity. Kalita Wave justru mengurangi acidity. Sementara Viatnamese Drip yang menggunakan bahan logam untuk penyaringnya akan menghasilkan body kopi yang kuat.
[caption caption="Hario V60"]
[caption caption="Kalita Wave"]
[caption caption="Chemex"]
[caption caption="Clever Dripper"]
[caption caption="Vietnamese Drip"]
4. Pressuring atau dekoksi
Proses mengekstrak kopi dengan menggunakan tekanan air. Prinsipnya adalah menyemprotkan air bertekanan melewati bubuk kopi, seperti pada mesin espresso. Alat yang menggunakan metode ini antara lain moka pot dan syphon. Mesin espresso tentu akan menghasilkan kopi dengan body tinggi. Demikian pula dengan moka pot yang akan menghasilkan karakter kopi yang mirip dengan kopi hasil olahan mesin espresso. Sedangkan syphon, yang perawakannya lebih mirip alat laboratorium kimia ini, justru menghasilkan rasa kopi yang lumayan ringan.
[caption caption="Moka Pot"]
[caption caption="Syphon"]
Manual brewing tampaknya masih akan terus berevolusi. Ini ditandai dengan makin beragamnya cara seduh manual yang berkembang di antara para coffee geek, antara lain cold brew (seduh dingin) dan nitro coffee (kopi yang diseduh dengan campuran nitrogen). Keduanya sedang digandrungi oleh para pecinta kopi.
Meminjam istilah yang digunakan oleh Phillocoffee (salah satu penjual alat-alat manual brewing di bilangan Pondok Labu, Jakarta), saat ini sedang berlangsung gelombang serangan Manual Brewing Invasion. Kedai kopi modern berlomba-lomba menyajikan secangkir kopi dengan metode manual brewing yang bisa dipilih sendiri oleh pengunjung. Bahkan jika ingin mempraktekkan manual brewing di rumahpun, sekarang telah banyak toko baik on line maupun off line yang menyediakan alat-alat manual brewing.
Sumber bacaan:
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/category/brewing-method/
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/category/alat-kopi/
Sumber gambar:
http://www.turkishcoffeeworld.com/Solid-Copper-Turkish-Coffee-Pot-p/tcw-001lh.htm
https://klinikkopi.files.wordpress.com/2013/08/howtofrenchpress.jpg
https://madcapcoffee.com/buy/equipment/aeropress
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/wp-content/uploads/2014/10/1.eva_solo_coffee_maker.jpg
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/wp-content/uploads/2014/12/v60_glass_metal_plastik_ceramic.jpg
http://www.ottencoffee.co.id/majalah/wp-content/uploads/2014/12/chemex_kopi.jpg
http://c745.r45.cf2.rackcdn.com/img/2009/kalita_wave_coffee_dripper.jpg
https://fairgroundfox.files.wordpress.com/2011/03/pict0266.jpg?w=640&h=480
http://revolusikopi.blogspot.co.id/2014/05/tentang-moka-pot-mesin-kopi-tradisional.html
http://www.iainclaridge.co.uk/blog/wp-content/uploads/2013/05/coffee_siphon.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H