Peran penting keluarga dalam pembentukan karakter dan kepribadian.
  Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga berkualitas tidak sekadar yang sejahtera secara ekonomi. Keluarga juga harus dapat menjalankan fungsi atau perannya dalam menyiapkan dan mendidik manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, berkarakter, serta berkepribadian. Menurut BKKBN, seperti disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 87/2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, ada 8 fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan (Hendra Wardhana, 2015).
   Keluarga menjadi institusi pertama dan utama dalam membentuk karakter, mental, serta kualitas SDM. Kesadaran ini perlu ditanamkan kembali secara mendalam kepada segenap masyarakat, termasuk dalam penanaman kebiasaan siap siaga bencana. Keluarga yang modern bukanlah keluarga yang melimpahkan peran dan tanggung jawabnya kepada pihak lain. Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara bahkan menempatkan keluarga di urutan pertama dari 3 lingkungan pusat pendidikan. Karakter unggul manusia diturunkan dari keluarganya. Jika sebuah keluarga menganut nilai-nilai kemanusiaan, cinta kasih, kerja keras, religius, kejujuran dan bertanggung jawab, maka manusia-manusia yang dihasilkan didalamnya juga akan mewarisi sifat-sifat tersebut.Â
  Peran orang tua tak hanya mendidik dan membimbing, namun juga memberikan teladan bagi anak-anaknya. Keluarga yang berkualitas, tangguh, dan memiliki ketahanan adalah institusi paling handal untuk menempa fisik, mental, dan moral manusia-manusia Indonesia. Ketika orang tua memiliki kesadaran tinggi untuk mendampingi dan melakukan pendidikan kepada anak-anaknya, saat itulah transfer nilai dan pembentukan karakter berlangsung (Hendra Wardhana, 2015).
 Siaga bencana merupakan salah satu hal yang dapat terwujud melalui pembinaan dan keteladanan yang bersumber dari keluarga. Peran aktif dan kreatif sebuah keluarga untuk senantiasa mewujudkan kesuksesan berbagai program pemerintah menjadi unsur yang sangat penting. Dalam hal siap siaga bencana BNPB dapat melakukan kerja sama dengan instansi lain, misalnya BKKBN. Salah satu wujud kerja sama yang dapat dilakukan adalah sosialisasi siap siaga bencana yang terintegrasi dalam program-program pembangunan keluarga dan kependudukan. Setali tiga uang, jika integrasi program ini berhasil maka tidak akan lagi jatuh banyak korban di masa depan akibat bencana. Keluarga yang kuat dan berketahanan adalah investasi untuk masa depan dan eksistensi bangsa. Karena membangun keluarga adalah membangun bangsa (Hendra Wardhana, 2015).
Â
Oleh : Rendika Singgih Kurniawan
Â
DAFTAR PUSTAKA
Bakornas PB. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Edisi II. Jakarta. dalam website http://www.bakornaspb.go.id.
Bappenas. 2014. Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah 2015 (Membangun Ketangguhan Bangsa Melalui Upaya Pengurangan Risiko Bencana). Retrieved 2015, dalam website http://www.bnpb.go.id/Publikasi/Buku.