Selain itu, semua varian WhatsApp mendukung enkripsi tersebut, tidak peduli dengan sistem operasi yang menjalankannya. Untuk memeriksa apakah WhatsApp anda telah menggunakan enkripsi tersebut, periksa account setting, >>security<<. Anda dapat menemukan apakah partner chat menggunakan sistem enkripsi tersebut di >>Display Contact, Encryption<<, di menu konteks chat. Pengguna juga dapat memastikan kunci publik partner chatnya. Untuk mengetahuinya, kedua pengguna hanya perlu men-scan QR code dari layar smartphone masing-masing.
Selain mengenkripsi konten dari pesan, WhatsApp juga mengenkripsi metadata. Metadata tersebut mengandung informasi mengenai siapa saja yang berkomunikasi dengan siapa, serta untuk berapa lama. Namun, data ini tidak dikirim melalui enskripsi end-to-end. Menurut pandangan teknikal, metadata tersebut dikirimkan melalui enskripsi transfer, untuk menyembunyikannya dari orag yang tidak berwenang. Pada kenyataannya, ini artinya WhatsApp dan (mungkin) perusahaan induknya facebook dapat melihat data tersebut. Rasanya bukan rahasia lagi bahwa jaringan sosial bukanlah teman dari proteksi data. Tampaknya WhatsApp tidak terlalu peduli dengan nasib data penggunanya.
Sebagai contoh, WhatsApp English SBT belum diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Federasi konsumer Jerman sudah berhasil menuntut perusahaan tersebut untuk alasan tersebut. Artinya, bila menyangkut WhatsApp, enkripsi bukan berarti anomitas. Pengguna yang merasa anomitas sangat penting, atau tidak ingin perusahaan dari facebook untuk bisa mengakses buku alamat pribadi mereka, sebaiknya menggunakan aplikasi crypto-messenger selain WhatsAp.
Aplikasi crypto-messenger merupakan alternatif lain untuk WhatsApp hanya digunakan oleh segelintir orang saja. Namun, penggunanya berasal dari pengguna yang berhati-hati terhadap komunikasi sensitif yang dilakukannya seperti pada lapangan bisnis. Berikut alternatif lainnya yaitu, signal (dinamakan TextSecure) adalah messenger open source gratis untuk android dan IOS, yang dikembangkan oleh Open Whispers System. Selain mengenkripsi teks pesan dan panggilan telepon, ia juga dapat digunakan untuk mengirim dan menerima pesan SMS dan MMS tak terenkripsi. Enkripsi end-to-end menggunakan protokol sinyal seperti WhatsApp. Client desktop telah tersedia versi beta sejak bulan April 2016.
Telegram adalah messenger gratis dan bebas iklan yang tersedia untuk semua platform. Selain fungsi chat biasa, aplikasi ini juga memiliki opsi “secret chat” untuk mengirim pesan dalam enkripsi end-to-end. Telegram dikembangkan oleh pendiri vk.com, yang merupakan perusahaan saingan facebook di Rusia. Perusahaan tersebut berpusat di Berlin. Saat ini, telegram telah banayak digunakan di Indonesia.
Seperti signal, threema mengirim semua pesan dalam enkripsi end-to-end. Selain pesan teks, ia juga bisa digunakan untuk mengirim gambar, video, data terkait lokasi, pesan suara, dan file attachment dengan ukuran sampai 20 MB. Server threema dan kantor pusatnya berada di Swiss. Aplikasi tersebut tersedia di Android, IOS, dan Windows Mobile. “Threema work” adalah varian yang ditujukan untuk penggunaan korporasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H