Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Dosen - Nurse - Health Promotion

Dosen Praktisi; Entrepreneur Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Promosi Kesehatan); From Fakfak West Papua.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bullying, Luka Mendalam di Hati Anak

19 Agustus 2024   08:54 Diperbarui: 19 Agustus 2024   08:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying, sebuah kata yang semakin sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku menyakitkan ini bukan hanya sekadar tindakan iseng, melainkan luka mendalam yang dapat meninggalkan bekas psikologis pada anak. Sebagai bagian dari masyarakat, kita perlu lebih peduli dan mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini.

Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari fisik, verbal, hingga cyberbullying. Anak yang menjadi korban bullying seringkali merasa terisolasi, rendah diri, dan takut untuk menceritakan apa yang mereka alami. Akibatnya, mereka dapat mengalami gangguan kecemasan, depresi, bahkan hingga pikiran untuk mengakhiri hidup.

Kondisi seperti amat berbahaya dan memprihatinkan, bahkan bisa menjadi ancaman baru bagi keberlangsungan perkembangan anak jika tidak  di atasi dengan segera.

Mengapa Bullying Terjadi?

Beberapa faktor dapat memicu terjadinya bullying, di antaranya adalah:

  • Lingkungan keluarga: Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis atau mengalami kekerasan cenderung lebih mudah menjadi pelaku atau korban bullying.
  • Tekanan teman sebaya: Dorongan untuk diterima dalam kelompok teman sebaya dapat membuat anak melakukan tindakan bullying.
  • Media sosial: Platform media sosial mempermudah terjadinya cyberbullying, di mana pelaku dapat dengan mudah menyebarkan informasi yang menyakitkan tentang korban.
  • Kurangnya pengawasan: Kurangnya pengawasan dari orang tua, guru, atau lingkungan sekitar dapat memberikan peluang bagi pelaku bullying untuk beraksi.

Dampak Bullying

Dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelaku dan lingkungan sekitar. Korban bullying dapat mengalami:

  • Gangguan psikologis: Depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan penurunan harga diri.
  • Masalah fisik: Sakit kepala, sakit perut, dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini disebabkan karena stressor yang terjadi.
  • Penurunan prestasi akademik: Sulit berkonsentrasi dan motivasi belajar yang menurun.
  • Masalah sosial: Sulit berinteraksi dengan orang lain dan menarik diri dari lingkungan sosial.

Pelaku bullying juga tidak luput dari dampak negatif. Mereka cenderung memiliki masalah perilaku, kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal, dan berisiko terlibat dalam tindakan kriminal di masa depan.

Mencegah dan Mengatasi Bullying

Untuk mencegah dan mengatasi bullying, diperlukan upaya dari berbagai pihak, antara lain:

  • Orang tua: Berikan perhatian penuh pada anak, ciptakan lingkungan keluarga yang hangat, dan ajarkan anak tentang empati dan menghargai perbedaan.
  • Sekolah: Ciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif, lakukan sosialisasi tentang bullying, dan berikan pelatihan kepada guru untuk mengenali dan menangani kasus bullying.
  • Pemerintah: Buat regulasi yang lebih tegas terkait bullying, serta mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan penanganan bullying.
  • Masyarakat: Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya bullying, dan dukung upaya-upaya untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun