Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Dosen - Nurse - Health Promotion

Mengajar di Poltekkes BSI Yogyakarta. Entrepreneur Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Promosi Kesehatan). From Fakfak West Papua.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada! Bom Waktu dari Resistensi Antibiotik

9 Agustus 2024   11:17 Diperbarui: 9 Agustus 2024   12:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Obat Antibiotik (Sumber: Logos Indonesia)

Resistensi antibiotik merupakan masalah yang semakin nyata dan kompleks dalam dunia kesehatan. Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat menyebabkan bakteri bermutasi dan mengembangkan kemampuan untuk melawan obat yang biasanya membunuh mereka. Kondisi ini tidak hanya mempersulit pengobatan penyakit menular tetapi juga membahayakan kemajuan kesehatan masyarakat.

Resisten antibiotik adalah ancaman yang seringkali tidak terlihat dan tidak disadari oleh masyarakat luas. Bakteri yang resisten terhadap antibiotik terus berkembang tanpa gejala yang signifikan, hingga akhirnya memicu infeksi yang sulit diobati. Jika tidak ditangani dengan serius, resistensi antibiotik dapat memicu "ledakan" wabah penyakit yang sulit dikendalikan. Sebagai contoh, infeksi yang sebelumnya mudah diobati dapat menjadi fatal, dan mengancam kehidupan banyak orang.

Hal ini mirip dengan bom waktu yang terus berdetak, resistensi antibiotik terus berkembang dan menjadi semakin serius dari waktu ke waktu. Jika tidak ada tindakan pencegahan yang efektif, dampaknya akan semakin meluas dan sulit diatasi.

 

Mengapa Resistensi Antibiotik Terjadi?

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap munculnya resistensi antibiotik antara lain:

  • Penyalahgunaan antibiotik: Penggunaan antibiotik untuk infeksi virus, seperti flu atau pilek, yang sebenarnya tidak membutuhkan antibiotik. Masyarakat kita terbiasa dengan antibiotik, badan gatal sedikit antibiotik, demam sedikit antibiotik, apapun sakitnya pokoknya antibiotik.
  • Tidak menyelesaikan dosis: Banyak orang berhenti mengonsumsi antibiotik ketika gejala mulai membaik. Padahal, bakteri belum sepenuhnya mati sehingga dapat bermutasi dan menjadi resisten atau semakin kuat alias kebal.
  • Kurangnya pengawasan penggunaan antibiotik: Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan antibiotik di fasilitas kesehatan juga memperparah masalah ini. Sebagai contoh peredaran obat antibiotik meskipun harus dengan resep dokter, tak jarang nakes di fasilitas pelayanan kesehatan dapat dengan mudah mengedarkan tanpa resep dokter, baik untuk temannya, keluarganya, bahkan kekasihnya. Hal ini sama dengan mengamankan kotak suara dengan gembok, namun kotak suaranya terbuat dari kardus, yang berarti sia-sia meskipun ada aturan antibiotik didapatkan dengan resep dokter.

 

Dampak Resistensi Antibiotik

Dampak dari resistensi antibiotik sangat luas dan serius, antara lain:

  • Peningkatan angka kematian: Infeksi yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Peningkatan biaya perawatan: Pengobatan infeksi yang resisten antibiotik membutuhkan waktu yang lebih lama dan penggunaan obat-obatan yang lebih mahal.
  • Kemunduran pencapaian kesehatan: Keberhasilan dalam pengobatan berbagai penyakit infeksi dapat terancam, dan prosedur medis seperti operasi menjadi lebih berisiko.
  • Beban ekonomi: Resistensi antibiotik dapat menimbulkan beban ekonomi yang besar bagi individu, keluarga, dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun