Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Dosen - Nurse - Health Promotion

Dosen Praktisi; Entrepreneur Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Promosi Kesehatan); From Fakfak West Papua.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Melawan Kecanduan Manis dan Asin, sebagai Langkah Menuju Hidup Sehat

7 Agustus 2024   14:27 Diperbarui: 7 Agustus 2024   15:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gula dan Garam (Sumber: Pixabay.com)

Kecanduan gula dan garam merupakan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi di masyarakat modern. Meski kedua zat ini nikmat di lidah, namun bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Gangguan kesehatan tersebut dapat beragam, mulai dari obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung yang disebabkan oleh asupan gula dan garam yang tidak terkontrol.

Adapun dampak kesehatan jangka pendek dan panjang dari kebiasaan mengonsumsi gula dan garam secara ugal-ugalan:

  • Lonjakan gula darah: Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis yang berujung Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi: Asupan garam yang berlebihan secara langsung berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.
  • Peradangan: Baik gula maupun garam dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan ini dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
  • Obesitas: Konsumsi gula dan garam yang berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko atau pintu masuk untuk berbagai penyakit kronis.
  • Resistensi insulin: Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Resistensi insulin adalah langkah awal menuju diabetes tipe 2.

Berbicara mengenai konsumsi gula dan garam, maka muncul pertanyaan mengapa kita kecanduan gula dan garam?

Kita sebagai manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai rasa manis dan asin. Ini adalah mekanisme alamiah dari tubuh kita, mungkin ada beberapa orang tidak sependapat dengan opini ini, maka terserah. Namun saya secara pribadi meyakini bahwa rasa manis dan asin adalah surganya rasa. 

Dibuktikan bahwa dari jutaan manusia di muka bumi ini berapa banyak yang tidak menyukai kedua rasa tersebut?, saya kira mayoritas menyukai. Lantas berapa banyak pula yang menyukai rasa pahit? Terkait rasa pahit mungkin hanya sebagian, dalam kehidupan sehari-hari rasa pahit bisa kita jumpai pada penikmat kopi original tanpa gula.

Meskipun saat ini menjamur coffee shop, namun tak sedikit yang memesan kopi plus gula, berdasarkan fakta-fakta tersebut saya meyakini bahwa rasa manis dan asin adalah pilihan mayoritas setiap insan, ketimbang rasa pahit. Selain itu dengan bertambah majunya industri, banyak perusahaan yang menyediakan makanan olahan yang tinggi gula dan garam, kecenderungan ini bisa berubah menjadi kecanduan yang merugikan kesehatan, dan itu Fakta yang tak terbantahkan saat ini. Karena industri makanan modern seringkali menambahkan gula dan garam dalam jumlah berlebih pada produk mereka untuk meningkatkan rasa dan daya tarik.

Gula dan garam memicu pelepasan dopamin di otak, outputnya yaitu memberikan perasaan senang dan bahagia. Hal ini membuat kita merasa ketagihan dan terus ingin mengonsumsi makanan yang manis dan asin, sehingga ketergantungan.

Menyikapi berkembangnya konsumsi gula dan garam yang tidak terkontrol, maka dapat dilakukan dengan beberapa upaya berikut:

  1. Kenali Pemicunya: Coba perhatikan situasi atau kondisi apa yang membuat kita lebih sering mengidam makanan manis atau asin. Apakah saat stres, bosan, atau setelah makan makanan tertentu? Dengan memahami pemicunya, kita dapat mencari cara untuk menghadapinya.
  2. Baca Label Makanan: Selalu perhatikan label nutrisi pada makanan kemasan. Batasi konsumsi makanan yang tinggi gula tambahan dan sodium. Pilihlah makanan olahan minimal dan bahan-bahan segar.
  3. Ganti dengan Alternatif yang Lebih Sehat: Jika kita mengidam makanan manis, ganti dengan buah-buahan segar atau segenggam kacang-kacangan. Untuk menggantikan rasa asin, coba gunakan rempah-rempah seperti bawang putih, jahe, atau kunyit untuk memberikan rasa pada makanan.
  4. Makan Secara Teratur: Makan secara teratur membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi keinginan untuk ngemil makanan manis. Jangan lewatkan sarapan dan pastikan setiap makanan mengandung protein, karbohidrat kompleks, dan serat.
  5. Minum Air Putih yang Cukup: Dehidrasi seringkali disalahartikan sebagai rasa lapar. Pastikan selalu minum air putih yang cukup sepanjang hari (orang dewasa 1,5 liter sehari).
  6. Olahraga Secara Teratur: Olahraga membantu membakar kalori, meningkatkan mood, dan mengurangi stres. Semua faktor ini dapat membantu kita mengendalikan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
  7. Cari Dukungan: Beritahu keluarga dan teman tentang upaya kita untuk mengurangi konsumsi gula dan garam. Mintalah dukungan mereka untuk membuat perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Kesimpulan

Penting untuk diingat bahwa mengatasi kecanduan gula dan garam memang membutuhkan waktu, usaha, dan kesabaran. Namun, dengan komitmen dan konsistensi, kita dapat mencapai tujuan hidup yang lebih sehat. Ingatlah, perubahan kecil dapat membawa dampak besar dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun