Kanker paru-paru yang dahulu dianggap hanya penyakit bagi perokok, kini semakin merajalela dan mengancam kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.
Setiap tahun pada tanggal 1 Agustus, dunia merayakan Hari Kanker Paru Sedunia. Peringatan ini mengingatkan kita akan bahaya serius yang mengintai, terutama mengingat maraknya polusi udara dan gaya hidup tidak sehat.Kanker paru merupakan jenis kanker yang tumbuh di paru-paru, dimana sel kanker tumbuh tidak terkendali. Adapun salah satu penyebab utama kanker paru-paru adalah paparan asap rokok dan polusi udara. Asap rokok dan partikel berbahaya lainnya di udara secara perlahan merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan berkembangnya sel kanker. Ironisnya, udara yang seharusnya kita hirup untuk bertahan hidup justru mengancam kesehatan kita.
Kanker paru bukan hanya menyerang perokok, masyarakat seringkali beranggapan bahwa kanker paru-paru hanya menyerang perokok aktif. Padahal, perokok pasif, pekerja di lingkungan yang penuh polusi, dan bahkan mereka yang tinggal di daerah dengan kualitas udara buruk juga berisiko tinggi terkena penyakit ini. Kanker paru-paru tidak mengenal status sosial, usia, atau jenis kelamin.
Data kanker di Dunia cukup mencengangkan, menurut informasi dari WHO atau badan kesehatan dunia data menunjukkan bahwa 20 juta kasus baru kanker dan 9,7 juta kematian telah dilaporkan di seluruh dunia. Kanker yang paling banyak diderita adalah kanker paru-paru (12,4%), disusul kanker payudara (11,6%), kanker usus besar (9,6%), kanker prostat (7,3%), dan kanker perut (4,9%).
Sesuai data tersebut dapat dikonfirmasi bahwa kanker yang paling berbahaya adalah kanker paru, karena menyumbang kematian yang sangat tinggi. Selain itu, mengapa kanker paru menjadi paling berbahaya karena kanker ini menyerang organ yang terbilang vital yakni organ untuk kita bernapas, dimana kadar oksigen dapat tercukupi apabila kita memiliki paru-paru yang sehat.
Kualitas udara di beberapa wilayah Indonesia sangat memprihatinkan, berdasarkan laporan terbaru kualitas udara dunia IQAir 2021 yang dirilis pada Maret 2022, Indonesia menduduki peringkat ke-17 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Selain itu seperti dilansir dari greenpeace.com menunjukan bahwa laporan kualitas udara dunia IQAir 2023 didapatkan bahwa Indonesia terburuk se- asia tenggara. Hal ini menunjukan bahwa memang kualitas udara kita sangat buruk, jika berbicara mengenai polusi kita juaranya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa kanker paru bukan hanya terjadi akibat merokok, namun kualitas udara yang buruk alias polusi udara pun menjadi biang keroknya. Adapun berbagai sumber kredibel yang menyatakan bahwa dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan adalah memicu serangan asma, memicu kanker paru-paru, meningkatkan resiko infeksi dan peradangan di jaringan paru-paru, meningkatkan resiko sakit jantung dan stroke, dan mengganggu kesehatan mental.
Sesuai uraian tersebut sebenarnya dampak buruk dari polusi udara sangat banyak, namun yang menjadi perhatian kali ini adalah dampak terhadap kanker paru, meskipun kemajuan dalam pengobatan kanker paru-paru telah berkembang pesat, pencegahan tetap menjadi langkah yang paling efektif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker paru-paru antara lain:
- Berhenti merokok: Langkah paling penting untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.
- Menghindari paparan asap rokok: Lindungi diri dan keluarga dari asap rokok.
- Mengurangi paparan polusi udara: Gunakan masker saat berada di luar ruangan, terutama di daerah dengan tingkat polusi tinggi.
- Memperhatikan kesehatan paru-paru: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan jalani gaya hidup sehat.
Hari Kanker Paru Sedunia bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga panggilan bagi kita semua untuk bertindak. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat harus bersatu padu dalam upaya mencegah dan mengatasi kanker paru-paru. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, memperbaiki kualitas udara, dan menyediakan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, kita dapat mengurangi angka penderita kanker paru-paru dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H