Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Freelancer - Nursing_Public Health_From Fakfak West Papua

"Seorang Penulis Belum Tentu Cendekia, dan Seorang yang Cendekia Belum Tentu Menulis" _Wahyu Wibowo_

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Fakta di Balik International Nurses Day

12 Mei 2020   15:08 Diperbarui: 12 Mei 2020   15:45 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tanggal 12 Mei 2020 tepat diperingati Hari Perawat International atau International Nurses Day, dengan tema 'Nursing The World To Health'. Sebagai perawat tentu kita bangga dengan diperingatinya hari perawat internasional, karena secara langsung eksistensi perawat masih dihargai hingga saat ini.

Saat ini dunia telah diguncangkan dengan wabah penyakit yang sangat berbahaya dengan penularan yang sangat mudah dan cepat, yaitu covid-19. Sebagai garda terdepan atau ujung tombak pembangunan kesehatan perawat merupakan profesi yang senantiasa bersama pasien selama 24 jam, dan pada saat ini perawat juga merupakan salah satu profesi yang senantiasa terlibat dalam penanganan covid-19, tak sedikit juga sejawat (perawat) yang telah gugur dalam penanganan wabah covid-19 ini.

Terkait hal tersebut saya mau sedikit bercerita tentang keresahan yang dirasakan sebagai perawat. Sebelum adanya covid-19 profesi keperawatan merupakan profesi yang sangat kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, bahkan tak bisa dipungkiri bahwa saking tidak dihargai banyak tenaga perawat yang tidak mendapat pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu.

Karena terbatasnya peluang kerja (kata pemerintah saat itu), banyak perawat muda yang mengabdikan diri sebagai tenaga sukarela di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia tanpa kompensasi apapun. Tetapi sejak dua bulan yang lalu sebuah mujizat terjadi, perawat seakan menjadi idola baru, sangat dikagumi karena menjadi salah satu profesi yang terjun langsung mengatasi pasien-pasien yang terdampak virus covid-19 ini.

Sebenarnya terkait hal tersebut tak menjadi persoalan, tetapi yang menjadi persoalan adalah pemerintah yang selama ini membiarkan pengangguran intelektual meningkat dan membiarkan sistem kerja sukarela pada perawat berlangsung lama bahkan permanen.

Ketika mengatasi wabah covid-19 ini pemerintah dengan bangga membuka lowongan kerja kepada perawat untuk menjadi tameng terhadap virus berbahaya ini, persoalannya bukan karena perawat takut, bukan karena perawat tidak memegang sumpah profesi, tetapi dalam hal ini seakan profesi perawat hanya dibutuhkan pada saat pemerintah susah dan kebingungan mengatasi masalah seperti ini.

Jika kita tilik dengan cermat sebelum masa pandemi covid-19 ini mengancam negeri tercinta kita ini, tenaga perawat merupakan tenaga yang masih sangat dibutuhkan dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal di Indonesia, hal ini tentunya didukung dengan keputusan menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat nomor 54 tahun 2013.

Target rasio perawat adalah 180 per 100.000 penduduk dan angka diatas masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah, karena hal tersebut menyebabkan perawat kurang dapat melakukan tugas dan tuntutannya dengan baik.

Pada tahun 2014 Persatuan Perawat Nasional Indonesia telah mengumpulkan data di 15 provinsi terdapat 11.300 perawat dan mirisnya 11.300 perawat tersebut sudah lebih dari lima tahun bekerja sebagai tenaga perawat honor dan sukarela di instansi pelayanan kesehatan milik pemerintah.

Berdasarkan data tersebut dapat menjadi bukti bahwa pemerintah sedari dulu sudah tak ada perhatian terhadap profesi kebangganku ini. Data tahun 2015 jumlah perawat menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebanyak 223.910 perawat.

Menurut Kemenkes dari data rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2025 jumlah lulusan pendidikan keperawatan per tahun adalah 46.865 orang, kebutuhan nasional pertahun 24.825, dan kelebihan produksi perawat adalah 11.067-22.060 per tahun.

Setiap tahun banyak perawat pensiun serta banyak juga lulusan perawat yang akan menjadi generasi penerus dimasa akan datang, tetapi yang mengherankan pemerintah mengatakan peluang kerja perawat telah penuh, lantas bagaimana dengan pustu-pustu (puskesmas pembantu) yang kosong?, rumah sakit yang banyak tenaga magang ketimbang PNS atau karyawan tetap?

Bagaimana dengan kampung-kampung yang tak ada petugas kesehatan khususnya perawat (perawat merupakan tenaga kesehatan strategis yang mampu menjalankan praktik farmasi terbatas, melakukan tindakan kedokteran apabila keadaan darurat, menerapkan diagnosa keperawatan) tetapi sayang seribu sayang semua tak ada artinya bagi pemerintah.

Dengan diperingatinya hari perawat internasional ini kami sebagai perawat juga menginginkan perubahan terbaik terhadap profesi kami, karena kesehatan merupakan harta termahal dan juga masyarakat yang sehat akan meningkatkan daya saing bangsa. Semoga profesi perawat tak hanya dibutuhkan tenaganya tetapi juga perhatian yakni kompensasi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisologis yakni kebutuhan makan, dan minum terpenuhi.

Serta perhatian pemerintah dalam perekrutan tenaga kesehatan secara khusus tenaga perawat juga harus dilakukan secara berkesinambungan dengan pertimbangan yang matang, karena sejak 2015-2019 profesi keperawatan telah mengalami eskalasi tenaga perawat/peningkatan tenaga perawat, karena kelulusan meningkat dan kebutuhan sedikit (sebenarnya kebutuhan sangat besar tetapi entah apa pertimbangan pemerintah, karena banyak pelayanan kesehatan yang memperkerjakan perawat dengan sistem kerja sukarela tanpa kompensasi yang harusnya tidak begitu), kemudian penerimaan pegawai negeri sipil juga terbatas, dan kebutuhan rumah sakit swasta juga terbatas.

Dan hal yang paling mendasar adalah sistem pengupahan yang sangat amat kurang dan tidak sesuai dengan pekerjaan seorang perawat, resiko yang diterima perawat sangat besar tetapi upah yang diterima sangat tidak sesuai, disini yang dibutuhkan perawat adalah upah yang sesuai dengan resiko yang perawat terima.

Perawat juga manusia biasa yang bisa terpapar segala macam penyakit, dan membutuhkan upah untuk hidup, oleh karena itu perawat sangat wajib dihargai.

Terima kasih kepada seluruh perawat di dunia, dan secara khusus perawat di Indonesia yang telah meluangkan waktu dan berkontribusi besar dalam penanganan wabah covid-19 ini. Semoga perawat di Indonesia dapat sejahtera, sehingga dapat terciptanya pelayanan kesehatan yang optimal dari perawat yang sejahtera, profesional dan bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun