Mohon tunggu...
Rendi Ariyanto Sinanto
Rendi Ariyanto Sinanto Mohon Tunggu... Dosen - Nurse - Health Promotion

Dosen Praktisi; Entrepreneur Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Promosi Kesehatan); From Fakfak West Papua.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Betul Hipertensi Itu "The Silent Killer"?

8 November 2019   11:16 Diperbarui: 8 November 2019   19:30 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang saudara pikirkan ketika mendengar hipertensi?, tentu saja mengkhawatirkan bukan?, ya tentu sangat mencemaskan dan bahkan menakutkan. 

Hal yang sangat dikhawatirkan dari Hipertensi atau darah tinggi ini adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi hanya dapat dikontrol agar tekanan darah tidak berlanjut tinggi dan menjurus pada pecahnya pembuluh darah otak yang menghasilkan stroke hemoragik atau perdarahan pada otak, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi terutama organ tubuh dalam hal motorik atau pergerakan. 

Selain itu orang dengan penyakit hipertensi juga harus mengonsumsi obat secara rutin dan wajib menjaga pola makan dalam hal ini adalah diet rendah garam agar dapat produktif.

Hipertensi termasuk dalam golongan penyakit tidak menular, penyakit tidak menular adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dalam hal ini hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan banyak disandang masyarakat. Data WHO 2015 menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. 

Data BPJS menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya (2016 2,8 triliun rupiah, 2017 dan 2018 sebesar 3 triliun rupiah. 

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 (45,3%), umur 55-64 tahun 52,2%). Hipertensi juga disebut sebagai The Silent Killer (membunuh diam-diam).

Penyakit hipertensi merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit yang disebabkan karena gaya hidup dalam hal ini pola makan yang kurang baik, tingginya minat masyarakat dalam konsumsi makanan asin berlebih, serta faktor pendukung dari beberapa penyakit dalam darah seperti kolesterol dan triglesirida yang tinggi, dua hal ini dapat mendukung performa hipertensi dalam tubuh kita menjadi lebih buruk. 

Tingginya kolesterol dan triglesirida ini juga salah satunya dipicu karena pola makan yang kurang baik, makanan berminyak yang berlebihan bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kolesterol dan triglesirida ini.

Sedikit mengenal tekanan darah, kolesterol, triglesirida yang normal dalam tubuh kita, sebagai berikut :

Tekanan darah yang normal adalah antara  110/70-120/80 mmHg, kolesterol yang normal adalah 200 mg/dl, triglesirida normal adalah 150 mg/dl. Jika tekanan darah diatas angka normal tersebut maka bisa dikatakan pra hipertensi-hipertensi tergantung berapa jumlah tekanan darah, apabila kurang dari angka normal tersebut maka dikategorikan hipotensi/kurang darah, hal yang sama juga pada kolesterol dan triglesirida, jika hasil lebih dari batas normal diatas maka dikategorikan tinggi dan perlu pengobatan.

Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari hipertensi, kolesterol, dan triglesirida ini terkadang berjalan bersamaan, ibarat sepasang sendal yang kemanapun selalu bersama. 

Tanda gejala yang muncul seperti pusing, tegang pada leher belakang, dan pada kolesterol yang tinggi biasanya disertai keram-keram dan hangat pada betis, dan untuk mengetahui apakah benar-benar tekanan darah, kolesterol, dan triglesirida anda, saya, dan dia normal atau tidak, dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah/tensi darah dan penunjang laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah di fasilitas pelayanan kesehatan.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melakukan pecegahan terkait penyakit bisa dilakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), hal ini bisa untuk diimplementasikan pada penyakit hipertensi bagi yang sudah terkena hipertensi maupun yang belum, agar kita tetap sehat. GERMAS ini bisa dilakukan dengan CERDIK.

Apa itu CERDIK???

C : cek kesehatan secara berkala, dalam hal ini tekanan darah dan pemeriksaan hematologi serta kimia darah secara rutin.

E : enyahkan asap rokok dan alkohol

R : rajin aktivitas fisik, minimal sehari 30 menit melakukan aktivitas fisik.

D : diet yang teratur, dalam hal ini diet rendah garam untuk pasien hipertensi.

I : istirahat yang cukup, tidur malam delapan jam.

K : kelola stress dengan baik, seperti refresing dengan menonton tv, mendengar musik, atau berlibur. Terganttung dengan cara apa anda merasa bahagia, meskipun dengan cara sederhana.

Apabila Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bisa dilaksanakan pada seluruh masyarakat, niscaya kita akan tetap sehat, dan angka sakit penyakit akan menurun, serta yang tidak kalah penting adalah kita dapat menyongsong masa depan cerah, dan bahagia. Karena pada masa mendatang bukan waktunya untuk sakit-sakitan tetapi menikmati sisa hidup kita.

Bagi orang yang saat ini mengidap hipertensi jangan putus asa, tetap semangat dalam pengobatan, dan kiranya dapat mendukung GERMAS dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan, dan bagi yang tidak terkena hipertensi tetap menjaga kesehatan dengan turut andil dalam melaksanakan GERMAS yang dicanangkan Kemenkes RI  untuk Indonesia Sehat.

'Bangsa yang maju dimulai dari masyarakat yang sehat'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun