Pemerintah sudah harus memperkuat dan mendorong regulasi dalam agenda transisi energi dari energi fosil ke energi hijau. Mulai dari pemberian insentif terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam agenda transisi, kepastian dan kemudahan investasi terhadap industri yang menggunakan teknologi ramah lingkungan serta mendorong peralihan industri dari penggunaan energi dan teknologi konvensional kepada energi dan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Akademisi dan peneliti dapat dilibatkan dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, sehingga inovasi yang dilakukan tidak menyalahi kaidah-kaidah saintifik.
Dampak yang dihasilkan dari transisi energi ini sangat besar, selain keseimbangan lingkungan dan manfaat ekonomi yang terjaga, hal ini juga dapat menumbuhkan lapangan pekerjaan baru terkait green jobs kepada masyarakat sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi lokal baik secara makro maupun mikro.
Energi merupakan kebutuhan utama manusia. Analogi “Energi seperti Darah pada tubuh manusia” merupakan analogi yang tepat untuk menggambarkan seberapa vital peran energi terhadap keberlangsungan hidup umat manusia dalam berbagai aspek. Target Net Zero Emission pada tahun 2060 harus menjadi komitmen bersama. Peralihan dari energi fosil kepada energi hijau merupakan suatu keharusan yang harus ditempuh demi menjaga lingkungan serta keberlangsungan hidup di planet kita. Ini tugas kita semua dalam menjaga rumah kita yang disebut Bumi agar tetap bisa dijadikan tempat untuk melangsungkan kehidupan selama mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H