Mohon tunggu...
rendi lustanto
rendi lustanto Mohon Tunggu... -

study in university of indonesia, philosophy program. interested with literature classic, new foucaultian. twitter: @RendiLustanto.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Curhatan Patung Bundaran HI"

1 Januari 2016   22:37 Diperbarui: 1 Januari 2016   23:37 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik, demi detik berdetak ditengah kota jakarta
Ketika malam itu bundaran hotel indonesia bak lautan manusia
Bukan untuk membersihkan patung dan kolam raksasa
Namun untuk menyambut suatu peperangan di udara

Mungkin kota ini suntuk dengan rutinitasnya
Saking suntuknya, meluapkan emosi dengan letusan-letusan senyawa kimia
Apakah patung selamat datang itu merasa murka
Disekitar tubuhnya banyak sekali luapan napas dan asap penghuni kota

Tatapan mata dan sorot kamera saling beradu
Seolah-olah menjadi hiburan untuk kalbu
Jeritan tua, muda dan balita saling meramu
Mengucapkan sebuah kata taun baru

Hey manusia, apakah kalian tak kasihan kepadaku?
Asap dan nafas kalian membuat aku muak dan mual
Cobalah menjadi diriku
Aku hanya diam dan membisu, karena kelakuan bringas mu

 

Bundara Hotel Indonesia, 31 Desember 2015 pukul 23.54

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun