PT Perkebunan Sidorejo Ungaran merupakan perkebunan yang memiliki komoditas utama karet serta memiliki komoditas sampingan yaitu cengkeh dan pisang. PT tersebut terfokus pada pengolahan lateks menjadi RSS (Ribbed Smoke Sheet) yang setiap harinya dapat memproduksi 480 -- 600 kg RSS.
Tanaman karet merupakan tanaman keras yang memiliki berbagai klon, salah satu klon yang ditanam di PT Perkebunan Sidorejo, Ungaran adalah klon jenis QRR 112 dan 118 klon penghasil getah. Pohon karet yang setiap harinya disadap dapat menghasilkan getah karet sebanyak 450 -- 500 liter untuk 16 hektar lahan. Selain sedikitnya produksi lateks yang dihasilkan, banyak pula pohon karet yang rusak karena salah teknik penyadapan. Penyadapan karet yang seharusnya hanya kulitnya yang dikerik tapi malah pengerikan sampai ke tulang pohon sehingga menyebabkan pohon rusak. Pohon -- pohon yang rusak tersebut akhirnya ditebangi dan hasil tebangannya digunakan untuk pembakaran di tungku pengasapan lebaran karet.
Untuk memanfaatkan lahan kosong di PT Perkebunan Sidorejo Ungaran, pengelola mengalihkan penanaman pohon karet menjadi penanaman pohon pisang ambon karena dirasa penanaman dan perawatan pohon pisang lebih mudah dan tidak perlu pengolahan yang memerlukan biaya yang tinggi seperti karet. Untuk penanaman pohon pisang di lahan bekas pohon karet perlu dilakukan akar pohon karet menggunakan excafator, kemudian dilakukan pembersihan semak dan sisa tanaman di lahan.
Setelah pembersihan lahan dilakukan pengajiran menggunakan bambu kemudian ditancapkan pada titik lubang tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Kemudian diberikan jarak tanam 2 x 2 meter. Pembuatan lubang tanam 50 x 50 x 50 cm bertujuan supaya pertumbuhan pohon pisang dapat optimal, sedangkan pemberian jarak 2 x 2 meter bertujuan supaya tidak terjadi persaingan antar tanaman pisang. Cara pembuatan lubang tanam pohon pisang dengan memisahkan tanah bagian atas dan tanah bagian bawah kemudian lubang tersebut didiamkan selama 2 minggu. Setelah 2 minggu dilakukan penutupan lubang dengan mencampurkan pupuk kandang 5 kg sebagai pupuk awal dan NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 125 gram sebagai unsur hara yang siap diserap tanaman, pupuk tersebut dicampur dengan tanah bagian atas dan bawah. Setelah semuanya tercampur, tanah bagian atas dimasukkan ke dalam lubang terlebih dahulu dan tanah bagian bawah diletakkan di atasnya. Lubang tanam yang sudah ditutup didiamkan selama 2 bulan atau dapat ditanam saat awal musim hujan.
Sebelum proses penanaman dilakukan pengambilan bibit pisang dari induk pohon pisang ambon yang sehat dan bebas penyakit. ciri -- ciri bibit pisang yang baik adalah memiliki tinggi 1 -- 1,5 meter dengan diameter 15 -- 20 cm. Bibit pisang berasal dari induk pisang yang pernah berbuah dan produksi buahnya tinggi. Setelah bibit pisang siap, dapat dilakukan penggalian lubang tanam seukuran bibit pisang yang akan ditanam. Bibit pisang ditanam sampai 10 cm di atas bonggol pisang kemudian tutup lubang tanam menggunakan tanah galian tadi. Penanaman pohon pisang ini kami lakukan pada saat musim hujan sehingga tidak perlu menggunakan sistem irigasi.
Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu dilakukan penambahan unsur hara dengan cara pemupukan supaya tanaman pisang dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan susulan I diberikan pada pohon pisang yang terlah berusia 3 bulan setelah tanam menggunakan pupuk kandang dengan dosis 5 kg dan NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 125 gram per lubang tanaman. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berusia 4 -- 6 bulan setelah tanam menggunakan jenis dan dosis pupuk yang sama seperti pupuk susulan I. Pemupukan dilakukan dengan diletakkan pada lingkaran pohon dengan jarak 50 cm. Pemupukan dilakukan untuk meningkatkan hasil dan kualitas untuk meningkatkan daya saing buah pisang di Perkebunan Sidorejo dengan buah pisang produksi di tempat lain.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman pisang dilakukan secara fisik yaitu dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H