Mohon tunggu...
Yayat Suratmo
Yayat Suratmo Mohon Tunggu... -

im just nothing

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ini Dia Cara Jegal Ahok..

26 April 2016   11:42 Diperbarui: 26 April 2016   11:51 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat kedua hal itu dilakukan, siapkan calon lawan yang memiliki tipe setidaknya bisa bertindak tegas seperti Ahok. Sebab, sikap tegas Ahok, nyatanya memang dibutuhkan demi membangun Jakarta.

Jika tiga hal itu sudah dilakukan (profiling, mapping seluruh pernyataan gubernur petahana di media, dan menyiapkan calon) maka langkah selanjutnya adalah eksekusi.

Eksekusi pertama adalah mencari celah ‘kelemahan’ dari seorang  pribadi Ahok. Tapi ingat, kelemahan ini bukanlah peluru untuk menyerang, melainkan bahan strategis untuk menampilkan sosok alternatif yang cenderung lebih baik dari Ahok.  

Sebaliknya, riwayat pernyataan Ahok di semua media lah yang menjadi peluru untuk ‘menembak’ dalam konteks counter pernyataan sendiri atau ‘selfcounter’. Artinya, setiap pernyataan Ahok yang keluar, dapat dicounter dengan dia pernyataan sendiri. Bukan oleh calon lawan ahok. Artinya, biarkan dia membuat dan menjawab pernyataan itu sendiri. Tanpa perlu ditambah dan dikurangi.

Calon lawan Ahok juga sebaiknya dari kalangan muda. Berkisar usia 35-50 tahun. Bagusnya malah antara 40-45 tahun. Jangan juga melulu harus seorang politisi. Embel-embel politisi faktanya sering membuat masyarakat gerah duluan oleh sebab krisis kepercayaan.

Calon lawan Ahok mestinya ditampilkan sebagai sosok alternatif yang cerdas, kreatif, dan gaul (baca:kekinian) tapi sekaligus sederhana. Bukan sosok anak muda gaul yang glamour atau dari kalangan jetset seperti Sandiaga Uno. Dia itu sosok di awang-awang. Susah dijual.

Jakarta adalah kota yang dalam sejarahnya sangat‘blending’dengan anak-anak muda. Tak terhitung berapa banyak pejuang-pejuang muda yang berkiprah di Jakarta pada tempo dulu. Keterlibatan anak muda harus jauh bisa dimanfaatkan oleh calon lawan Ahok. Menjadikan kota Jakarta sebagai kota kreatif, kota pelajar, kota berteknologi tinggi sekaligus humanis, bisa menjadi tagline dalam menggaet kontribusi anak muda. Strategi ini yang dipakai Ridwan Kamil di Bandung, dan berhasil.

Karenanya, calon lawan ahok juga harus tampil sebagai sosok yang kreatif, cerdas, energik, dan  sosok yang penuh dengan semangat muda. Percaya atau tidak, ini yang tidak dimiliki Ahok. Dan calon lawan Ahok yang pandai memanfaatkan celah ini.

Kemasan kampanye yang diusung oleh calon lawan Ahok, mesti kemasan menggelitik, tapi bukan lucu. Menggelitik dalam konteks mengulik kesadaran masyarakat pemilih untuk berbuat sesuatu bagi Jakarta. Namun, kemasan itu harus tetap meninggalkan kesan kreatif yang tebal.

Sosok calon lawan Ahok juga bisa diambil dari kalangan artis muda, atau tokoh muda yang cenderung sudah populer. Jadi tidak perlu kerja keras bagi timses untuk mengenalkan ke publik.

Misalpun yang dipilih artis, sebaiknya bukan artis penyanyi atau pemain sinetron. Dan bukan jenis artis yang ‘gini-gitu’.  Artis yang dipilih harus cerdas serta bertipikal speakers yang dekat dengan isu-isu kekinian. Salah satu contohnya : Panji Pragiwaksono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun