Ia, di rajam waktu
Di banjiri air
Di bakar mentari
Di hantam angin
Di pukul kepal
Tapi, Ia, kokoh menunggu
Walau kusam mendera
Hingga suram tak dapat mengusirnya
Ia, menunggu bunyi yang sama
Siap terbuka bagi yang mengetuknya
Tok, seperti itu bunyinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!