Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Herman Deru: Tangani Korupsi dengan Budaya Sederhana dan Gotong Royong

2 November 2016   14:44 Diperbarui: 2 November 2016   14:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secara khusus Herman Deru sebagai tokoh Sumsel merasa kecewaterhadap pejabat yang berkelakuan kasusu korupsi. Kegeraman juga muncul dari diri Herman Deru karena semakin maraknya kasus korupsi yang dilakukan pejabat di Indonesia. Kasus korupsi harus dilawan dengan menanamkan budaya nenek moyangyakni hidup sederhana dan hidup gotong royong.

Menurutnya, birokrat hingga tingkat bawah juga perlu sejahtera, walaupun yang lebih banyak sorotan ialah penyelenggara negara, yang terkadang dikaitkan dengan gratifikasi. Herman Deru sama sakali tidak sepakat jika korupsi dikatanbudaya Indonesia. Herman Deru melihat masyarakat khususnya birokrat tidak mampu membendung adanya tuntutan lifestyle (gaya hidup) sehingga ia harus menambah pendapatan.  

Calon Gubernur Pilgub Sumsel 2018 berpendapat bahwa birokrat-birokratsaat ini harus mempunyai pedoman hidup yang kuat agar tidak tergerus oleh budaya hidup mewah dan serba gengsi. Sebagai warga Indonesia yang berasal dari keturunandan budaya yang satun serta sederhana seharusnya tetap bisa menjaga budaya itu. Nenek moyang kita kata Herman Deru telah mengajari gaya hidup yang benar seperti  bagaimana hidup sederhana serta saling tolong menolong kepada sesama. 

Tokoh Sumsel ini berharap birokrat bangsa ini harus merenungidan mempelajari dua rumus berkehidupan yang telah diajaran nenek moyang kita. Hidup sederhana ialah ajaran yang bisa membawa ketenangan hidup dan tidak seperti dikejar-kejar oleh tuntutan atau kemewahan dunia yang serba sementara. Ajaran gotong royong juga menjadi ajaran yang patut kita pelajari, sebab dengan sifat itu jangankan untuk korupsi atau mengambil keuntungan sebesar-besarnya secara pribadi hati nurani kita tidak akan tega melihat dampak dari apa yang kitalakukan. Hati tidak akan rela melihat orang sengsara sedangkan kita hidup mewah.  

Dirinya sendiri akan berusaha menggapai kesejahteraan rakyatnya tanpa harus korupsi. Maka dari itu, pemimpin kedepan haruslah memikirkan akarpermasalahan korupsi yang dilakukan para birokrat selama ini.

Ia mengajaksiapapun pemimpin yang akan dipercaya oleh rakyat untuk tidak memikirkan gaya hidupnya sendiri. Siapapun yang hendak memipin, harus mengutamakan kepentinganumum untuk membawa Sumsel maju. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun